Berita Duka
KH R Najib Abdul Qadir Munawwir Krapyak Dikenal sebagai Ahli Bacaan Alquran
Rais Syuriyah PBNU sekaligus Pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, KH R Najib Abdul Qadir Munawwir, tutup usia di umur 67 tahun,
Penulis: abduh imanulhaq | Editor: m nur huda
Ulama besar ini merupakan putra KH Abdul Qodir dan cucu KH Munawwir, pendiri Pondok Pesantren Krapyak.
Ia dikenal akan bacaan Alquran yang tartil, fasih dan lancar terutama ketika sedang semaan Alquran 30 juz.
Ayahanda dan kakeknya juga dimakamkan di Dongkelan, di sebelah Masjid Patok Negara Dongkelan Kauman, Tirtonirmolo, Bantul.
Ponpes Al Munawwir terletak di Krapyak, tepatnya Jalan Kyai Haji Ali Maksum, Yogyakarta.
Berada di perbatasan Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta, sekitar 2 km di sebelah selatan Kraton Yogyakarta.
Pesantren Krapyak didirikan oleh KHM Munawir kakek Kiai Najib pada tahun 1909-1910 setelah beliau kembali dari belajar di Makkah dan Madinah selama 21 tahun.
KHM Munawir adalah warga Kauman, Yogyakarta.
Orang tuanya bernama KH Abdullah Rasyad salah seorang abdi dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat di bidang spiritual.
Setelah kembali dari Mekah dan Madinah dalam mendalami ilmu-ilmu tentang Islam dan menghafal Al-Quran, kurang lebih satu tahun beliau membuka pengajian kitab –khususnya Alquran- di rumah orang tuanya di Kauman.
Di Kauman KHM Munawir menghadapi problem sempitnya tempat pengajian.
Atas saran KH Said, pengasuh Pesantren Gondongan Cirebon agar KHM Munawir mengembangkan ilmu Al-Quran di tempat yang lebih luas dan membangun pesantren
Hingga akhirnya pada tahun 1910 memilih dan membangun sebuah pesantren dan masjid di dusun Krapayak.
Dijelaskan oleh Khamid Fadholi selaku Sekretaris Umum Pondok Pesantren Al-Moenawir, hingga saat ini ponpes Al-Moenawir masih menerapkan metode pembelajaran yang sama dengan pertama kali pondok berdiri.
“Kami masih menerapkan metode sorogan atau talaqi dalam mempelajari Al-Quran maupun kitab ajaran agama Islam,” ungkap Khamid kepada Tribun Jogja (Grup Tribun Jateng).
Sorogan atau talaqii adalah metode pembelajaran dimana santri/peserta didik menghadap kiai satu per satu dan menyodorkan kitab untuk dibaca atau dikaji bersama dengan kiai atau tersebut.