Berita Sragen
Pemkab Sragen Anggarkan Rp 10 Miliar untuk Belanja Tak Terduga Penanganan Covid-19
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menganggarkan Rp 10 miliar untuk Belanja Tak Terduga (BTT) pada 2021.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menganggarkan Rp 10 miliar untuk Belanja Tak Terduga (BTT) pada 2021.
Angka tersebut jauh dari penganggaran BTT pada 2020 yakni Rp 96 miliar.
Didampingi Wakil Bupati Dedy Endriyatno dan Sekda Tatag Prabawanto, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan dari anggaran Rp 96 miliar di 2020, masih ada sisa Rp 58 miliar.
"Anggaran kita kemarin Rp 96 miliar masih tersisa banyak, ada Rp 58 miliar," kata Yuni kepada Tribunjateng.com Rabu (6/1/2021).
Yuni melanjutkan dengan dana minim yang dikeluarkan, pihaknya sudah bisa melakukan berbagai upaya seperti jaring pengaman ekonomi maupun jaring pengaman sosial.
Namun yang utama, kata Yuni ialah jaring pengaman kesehatan mulai dari membuatan labkesda membuat laboratorium PCR dan PCM, ruangan karantina Covid-19.
"Bayangkan dengan dana yang segitu, kita sudah punya laboratorium sendiri, PCR ada PCM kita sudah punya."
"Tidak semua kabupaten bisa mempunyai dengan dana yang sangat minimal yang kita keluarkan hasilnya maksimal," kata Yuni.
Wabup Dedy menambahkan pada 2020 pihaknya memang telah mempersiapkan sarana dan prasarana.
Sementara untuk 2021, hanya tinggal membeli kebutuhan pendukung seperti reagen dan perawatan ke pasien yang terkonfirmasi Covid-19.
"Sarpras memang sudah di 2020 seperti PCR, PCM, labkesda.
Tahun ini tinggal pendukung seperti reagen serta bagaimana penanganan mereka yang asimptomatis di technopark," kata Dedy.
Sementara itu, Tatag menambahkan Pemkab Sragen memang baru menganggarkan Rp 10 miliar untuk BTT penanganan Covid-19.
Ia mengaku karena keterbatasan keuangan, pihaknya baru menganggarkan Rp 10 miliar.
Namun apabila terjadi kejadian yang sifatnya luar biasa, Bupati akan mengambil kebijakan.
Jika terjadi kejadian luar biasa, Tatag mengatakan bisa saja terjadi kembali refocusing anggaran di masing-masing dinas.
Namun tentu pihaknya berharap tidak akan terjadi kejadian luar biasa.
"Semoga tidak ada refocusing, Rp 10 miliar semoga akan cukup.
Kita lihat saja setelah proses vaksinasi, Covid-19 akan melandai atau tidak," katanya. (uti)