Berita Semarang
Konsumen Optimistis terhadap Kondisi Perekonomian Jawa Tengah hingga Enam Bulan Mendatang
HGasil survei BI, keyakinan konsumen terhadap perekonomian Jawa Tengah berada pada level optimis (>100)
Penulis: Ruth Novita Lusiani | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) kepada 700 responden rumah tangga di Jawa Tengah pada Desember 2020 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap perekonomian Jawa Tengah berada pada level optimis (>100). Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 100,28 pada Desember 2020.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Pribadi Santoso menuturkan optimisme konsumen tersebut terpantau ditopang oleh keyakinan terhadap prospek ekonomi kedepan yang dipersepsikan akan semakin membaik.
“Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan, yakni hingga enam bulan mendatang, tepatnya pada Juni 2021 terpantau tetap berada pada level optimis dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 129,96,” ujar Pribadi, Kamis, (14/1/2021).
Optimisme responden didukung oleh keyakinan responden pada ekspektasi penghasilan konsumen, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha yang akan mengalami peningkatan pada enam bulan kedepan. Dilihat dari komponen pembentuknya, keyakinan responden terhadap peningkatan penghasilan kedepan tetap berada pada level yang tinggi dengan indeks ekspektasi penghasilan konsumen sebesar 138,76. Sebanyak 45,29 persen responden memperkirakan kenaikan penghasilan enam bulan mendatang dibandingkan saat ini dan 47,57 persen menyatakan stabil.
Lebih lanjut, konsumen memperkirakan ketersediaan lapangan kerja akan meningkat sejalan dengan kegiatan usaha yang membaik, hal ini tercermin dari indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha masing-masing sebesar 123,60 dan 127,52. Sebanyak 43,57 persen responden memperkirakan ketersediaan lapangan kerja akan meningkat dan 36,00 persen menyatakan stabil. Demikian pula untuk responden yang menyatakan kegiatan usaha kedepan akan membaik sebesar 48,71 persen dan stabil 25,86 persen.
Sementara itu, kenaikan IKK tertahan karena terimbas oleh persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini yang masih berada pada level pesimis dengan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) sebesar 70,60. Meskipun masih berada pada zona pesimis, namun terdapat indikasi peningkatan jumlah responden yang beranggapan bahwa tingkat penghasilan konsumen saat ini mengalami peningkatan.
Hal ini tercermin dari indeks penghasilan konsumen sebesar 78,13 dimana sebanyak 36,14 persen responden menyatakan penghasilan mereka saat ini relatif stabil dan 17,57 persen responden yang mengalami peningkatan penghasilan dibandingkan dengan enam bulan yang lalu.
“Pesimisme responden terhadap kondisi perekonomian saat ini juga terkonfirmasi dari perlambatan penyaluran kredit perbankan. Kredit konsumsi, sebagai salah satu indikator daya beli sektor rumah tangga terpantau tumbuh melambat dari 2,08 persen (yoy) pada Oktober 2020 menjadi 1,22 persen (yoy) pada November 2020. Berdasarkan dari jenis nya, kredit kendaraan bermotor (KKB) mengalami penurunan dari -19,78 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi -22,21 persen (yoy). Sementara itu, peningkatan terjadi pada kredit perumahan (KPR) dari 0,82 persen (yoy) pada Oktober 2020 menjadi 1,67 persen (yoy) pada November 2020, sedangkan kredit multiguna terpantau tumbuh melambat dari 11,08 persen (yoy) menjadi 7,11 persen (yoy),” terangnya.
Demikian pula kredit sektor produktif sebagai indikator tingkat penghasilan penyediaan lapangan kerja bagi sektor rumah tangga, tercatat mengalami perlambatan dari 4,57 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,39 persen (yoy), dimana kredit investasi melemah dari 20,73 persen (yoy) menjadi 18,47 persen (yoy), sedangkan kredit modal kerja mengalami penurunan dari -0,78 persen (yoy) menjadi -2,93 persen (yoy). (*)