Wabah Virus Corona
23 Lansia Meninggal Seusai Divaksin Pfizer, Pemerintah Norwegia Lakukan Investigasi Menyeluruh
Norwegia langsung melakukan investigasi terkait kematian 23 orang lansia setelah imunisasi menggunakan Vaksin Covid-19, Pfizer-BioNTech.
TRIBUNJATENG.COM - Norwegia langsung melakukan investigasi terkait kematian 23 orang lansia setelah imunisasi menggunakan Vaksin Covid-19, Pfizer-BioNTech.
British Medical Journal (BMJ) pada Jumat malam melaporkan bahwa para dokter di Norwegia telah diminta untuk melakukan evaluasi yang lebih menyeluruh terhadap pasien lanjut usia dengan kondisi lemah.
Namun begitu, mereka belum menemukan kaitan langsung antara kasus kematian ini dengan vaksin Pfizer.
"Ini mungkin kebetulan, tapi kami tidak yakin," Steinar Madsen, direktur medis Badan Obat Norwegia (NOMA) kepada BMJ sebagaimana dilansir Business Insider, 16 Januari 2021.
Baca juga: Pemasangan Patok Tol Yogyakarta-Bawen Dimulai 19 Januari, Target Selesai Maret Mendatang
Baca juga: Hana Hanifah Beli Mobil Mewah Rp 2 M, Nikita Mirzani: Duitnya Banyak, Jangan-jangan dari . . .
Baca juga: Ini Penyebab Terbunuhnya Janda Muda Yuliana di Hotel, Pelanggan Tak Puas Dilayani Terlalu Cepat
Baca juga: Perempuan Berusia 43 Tahun Tewas Dalam Kamar Kost, Ini Temuan Polisi di Lokasi
"Tidak ada hubungan pasti antara kematian ini dan vaksin," tandasnya menambahkan.
Adapun, ada dua vaksin Covid-19, Comirnaty, dari BioNTech / Pfizer dan Moderna, sedang digunakan di Norwegia.
Badan tersebut sejauh ini telah menyelidiki 13 kematian dan menyimpulkan bahwa reaksi merugikan yang umum dari vaksin mRNA, seperti demam, mual, dan diare, mungkin telah berkontribusi pada hasil yang fatal pada beberapa pasien yang lemah.
"Ada kemungkinan bahwa reaksi yang umum ini, yang tidak berbahaya pada pasien yang lebih bugar, lebih muda dan tidak biasa dengan vaksin, dapat memperburuk penyakit yang mendasari pada lansia," kata Madsen.
"Kami sekarang meminta dokter untuk melanjutkan vaksinasi, tetapi untuk melakukan evaluasi ekstra terhadap orang yang sangat sakit yang kondisi dasarnya mungkin diperburuk olehnya," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, Pfizer menjelaskan bahwa Pfizer dan BioNTech mengetahui kematian yang dilaporkan setelah pemberian BNT162b2. Mereka pun telah bekerja dengan NOMA untuk mengumpulkan semua informasi yang relevan.
"Semua kematian yang dilaporkan akan dievaluasi secara menyeluruh oleh NOMA untuk menentukan apakah insiden ini terkait dengan vaksin. Pemerintah Norwegia juga akan mempertimbangkan untuk menyesuaikan instruksi vaksinasi mereka untuk lebih mempertimbangkan kesehatan pasien," demikian pernyataan tersebut.
Lebih dari 20.000 dosis vaksin telah diberikan selama beberapa minggu terakhir di Norwegia dan sekitar 400 kematian biasanya terjadi di antara penghuni panti jompo setiap minggu, lapor BMJ.
Institut Paul Ehrlich di Jerman juga menyelidiki 10 kematian tidak lama setelah vaksinasi Covid-19.
Publikasi berbahasa Mandarin pertama kali mengungkap cerita, mengatakan bahwa para ahli kesehatan di negara itu telah meminta Norwegia dan negara-negara lain untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 berbasis mRNA Pfizer, setelah setidaknya 23 kematian dilaporkan pasca-vaksinasi.
"Semua kematian terjadi pada pasien lansia yang lemah di panti jompo. Semuanya berusia di atas 80 tahun dan beberapa di antaranya berusia di atas 90 tahun," lapor media Norwegia NRK.
Menurut BMJ, Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) mengatakan bahwa rincian dari semua reaksi yang dicurigai yang dilaporkan terkait dengan vaksin Covid-19 yang disetujui akan dipublikasikan bersama dengan penilaian datanya secara teratur di masa depan.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul 23 Lansia Meninggal Setelah Divaksin Pfizer, Norwegia Lakukan Investigasi