Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kebumen

Potensi Gempa Megathrust dan Tsunami di Selatan Jawa, Kemensos Pagari Pantai Kebumen dengan Cara Ini

Potensi gempa megathrust yang bisa membangkitkan tsunami di selatan Pulau Jawa bukan lah isapan jempol.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG/KHOIRUL MUZAKKI
hutan mangrove di pesisir pantai selatan, Kecamatan Ayah Kebumen 

TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Potensi gempa megathrust yang bisa membangkitkan tsunami di selatan Pulau Jawa patut diwaspadai.

Paparan ahli tentang potensi gempa besar disertai tsunami tak perlu disikapi dengan emosi hingga muncul kepanikan berlebih. 

Justru, itu adalah khasanah pengetahuan penting untuk mitigasi dan upaya pengurangan risiko bencana yang tidak diketahui kapan terjadinya. 

Ini Janji 100 Hari Kerja Dico Ganinduto Suami Chacha Frederica Setelah Dilantik Jadi Bupati Kendal

Kecelakaan di Semarang, Sri Handono Tewas Ditabrak Truk Saat Menyeberang

Alasan Arya Saloka Nyaris Hancurkan TV Lihat Adegan Andin dan Aldebaran Sinetron Ikatan Cinta

Viral Video Syur ABG Muda-mudi di Gazebo Waduk Gunungrowo Pati, Beredar di Facebook dan Whatsapp WA

Nyatanya, sejarah telah membuktikan, di daerah selatan Jawa, termasuk Kebumen beberapa kali pernah terdampak gempa besar.

Publik tentu masih ingat peristiwa gempa dan tsunami Pangandaran 2006 lalu yang menerjang pesisir selatan Jawa Barat hingga Cilacap dan Kebumen.

Ratusan jiwa melayang akibat peristiwa itu. 

Belum lagi harta benda yang ikut lenyap tersapu bencana. 

Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk memperkecil risiko bencana alam di sekitarnya masih kurang sejauh ini.

Padahal, Kebumen memiliki garis pantai sepanjang sekitar 57 kilometer yang di sekitarnya terdapat banyak pemukiman padat.  Risiko kerusakan jika tsunami terjadi tentunya amat besar. 

Karena itu, pemerintah terus menyosialisasikan upaya pengurangan risiko bencana dengan berbagai cara. 

Kemensos RI misalnya, ikut mendorong masyarakat pesisir selatan untuk menghijaukan pantai.

Tagana Kebumen Sukamsi mengatakan, Kemensos membantu 80 ribu bibit mangrove untuk ditanam di pesisir Kebumen.

Belum lagi, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah ikut membantu 10 ribu bibit untuk menghijaukan pesisir pantai Kebumen

"Dari Kemensos 80 ribu, ada juga bantuan dinas LH Provinsi  Jawa Tengah sebanyak 10 ribu, " katanya, Kamis (21/1/2021) 

Sukamsi mengatakan, bibit tersebut belum ditanam.

Saat ini, pihaknya baru melakukan tahap pemetaan bakal lahan untuk penanaman bibit.

Setelah itu, bibit baru bisa ditanam. 

Keberadaan hutan mangrove di pesisir pantai tidak bisa dianggap sepele.

Mangrove bisa menjadi pelindung dari bencana alam laut.

Mangrove mampu menahan dan memecah gelombang pasang maupun tsunami. 

Mangrove menjadi benteng alami yang mampu menekan laju gelombang sehingga tidak sampai menyapu daratan. 

 Dengan demikian, masyarakat di pesisir pantai akan terlindungi dari bahaya tsunami. Paling tidak, dampak bencana, baik terjadinya korban jiwa maupun harta bisa dikurangi. 

Keperkasaan hutan mangrove dalam menahan laju gelombang, kata Sukamsi, telah terbukti pada peristiwa tsunami Pangandaran, 2006 lalu.

Daerah yang dipagari hutan mangrove saat itu relatif aman dari terjangan gelombang. 

"Sudah terbukti pada tsunami Pangandaran 2006 lalu, yang tidak dipagari hutan mangrove dampak kerusakan lebih parah, " katanya

Sukamsi mengatakan, dengan garis pantai sepanjang sekitar 57 kilometer, tentunya 80 ribu bibit masih kurang untuk menghijaukan seluruh pantai.

Idealnya, kata dia, dibutuhkan sejuta lebih bibit mangrove untuk menghijaukan 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) strategis, yakni DAS Ijo, Telomoyo, Lukulo dan Wawar.  

Empat DAS itu perlu mendapat perhatian serius, terutama untuk program penghijauan, karena berpotensi menjadi "jalan tol" bagi arus tsunami menerjang daratan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved