Berita Semarang
Oji Khawatirkan Adanya PPKM Dapat Membuat Bisnis Perhotelan Gulung Tikar
Wakil Ketua IHGMA Jateng, Oji Fahrurrazi mengkhawatirkan PPKM dapat menyebabkan perhotelan gulung tikar.
Penulis: Ruth Novita Lusiani | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Menanggapi adanya perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga 8 Februari 2021 mendatang, Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Jateng, Oji Fahrurrazi mengkhawatirkan adanya pemberlakuan PPKM ini dapat menyebabkan para pelaku bisnis perhotelan gulung tikar.

Hal ini lantaran menurunnya jumlah okupansi saat ini, yang juga turut berpengaruh dengan operasional hotel yang ada. “Mewakili teman-teman IHGMA, kami menolak PPKM ini sebab sangat memukul dan membuat semakin berat kondisi ekonomi kami. Adapun beberapa waktu yang lalu kondisi okupansi ini sudah berangsur-angsur membaik, namun adanya PPKM ini membuat okupansi terjun bebas lagi. Sedangkan yang kami takutkan hotel bisa gulung tikar karena ketidakmampuan untuk membayar operasional,” ujar Oji kepada Tribun Jateng, Senin, (25/1/2021).
Menurutnya, dengan adanya kondisi saat ini okupansi perhotelan di Jateng masih berkisar tidak lebih dari 10 persen dari jumlah total kamar yang tersedia.
“Karena kalau untuk usaha hotel ini kan hidup dari tamu, dimana apabila tidak ada yang menginap maupun menggunakan meeting room di hotel kami, maka kami tidak bisa mendapatkan penghasilan,” terangnya.
General Manager Best Western Premier Solo Baru ini juga mengharapkan pemerintah tidak memberikan pembatasan lagi, namun lebih mengawasi protokol kesehatan yang telah diberlakukan. Pihaknya berani menjamin hotel-hotel di Jateng sudah menerapkan protokol kesehatan yang sesuai.
“Hotel ini kan terkenal akan kebersihan, keamanan, dan kenyamanan, bahkan sebelum masa pandemi pun kami sudah menerapkan hal tersebut. Apalagi dengan adanya kondisi pandemi ini, kami pastinya juga akan meningkatkan pelayanan kami yang terbaik bagi para tamu dan juga karyawan,” imbuhnya.
Senada dengan Oji, Ketua IHGMA DPD Jateng, Sugeng Sugiantoro sepakat dengan hal tersebut.
“Menurut saya, saat ini perlu adanya narasi pemerintah yang imbang kepada masyarakat antara narasi kesehatan dan narasi ekonomi, Hal ini supaya antara kesehatan dan ekonomi dapat bersinergi dengan baik, karena dengan adanya kegiatan ekonomi ini kan akan turut membantu pemerintah juga. Sehingga harapannya sektor kesehatan dan ekonomi ini bisa berjalan bersama,” ucap Sugeng.
Hal ini dikatakan Sugeng perlu untuk dilakukan mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang bisa memberikan daya ungkit terhadap ekonomi.
Sama dengan Oji, pihaknya pun berani memberikan jaminan bahwa bisnis perhotelan sudah menerapkan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Kelestarian Lingkungan) (CHSE) di lingkungan perhotelan, sehingga tamu hotel yang hendak berkunjung tidak perlu khawatir akan penerapan protokol yang semestinya dimasa pandemi ini. (*)