Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Pentolan ISIS Tewas di Irak, Bom di Suriah Tewaskan 5 orang, Pesawat Turki Dialihkan ke Azerbaijan

Operasi gabungan itu menurut Marotto, mengakibatkan kematian 10 teroris ISIS/Daesh. Kematian Yasir diyakini pukulan mematikan terkait kebangkitan akt

Editor: m nur huda
BULENT KILIC / AFP
Tentara Irak memperlihatkan bendera ISIS yang diperoleh setelah mereka merebut pertahanan ISIS di sebuah desa di sisi timur kota Mosul. 

“Tanggapan datang dari para pahlawan kita untuk melenyapkan pemimpin Liga Jahat, atau siapapun yang menyebut dirinya (wakil khalifah dan gubernur Irak) dalam organisasi, Abu Yasir al-Issawi, dalam operasi intelijen kualitatif,” imbuh Al-Kazemi.

Seminggu lalu, tentara Irak mulai melancarkan Operasi "Revenge of the Martyrs", yang berhasil menggagalkan rencana ISIS untuk melakukan operasi bunuh diri di berbagai tempat di Irak.

Operasi digelar setelah anggota ISIS Irak melakukan serangan bunuh diri di sebuah pasar barang bekas di Baghdad, menewaskan sekurangnya 32 orang, termasuk polisi dan tentara Irak.

Ledakan Bom di Afrin Suriah

Setidaknya lima orang telah tewas dan lebih dari 20 lainnya cedera ketika sebuah bom mobil meledak di kota Afrin, Suriah utara.

Pernyataan ini disiarkan Kementerian Pertahanan Turki.

Kementerian itu mengatakan, ledakan terjadi di sebuah lokasi industri di pusat kota dan melukai 22 orang.

Kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah Turki mengatakan jumlah korban tewas enam, mengutip sumber-sumber lokal di wilayah tersebut, menambahkan setidaknya 25 orang telah terluka.

Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Tetapi Kemenhan Turki menyalahkan serangan itu pada pejuang Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) Suriah.

Ankara menganggap YPG sebagai kelompok "teroris" yang terikat kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang pemerintah Turki.

Kelompok ini semula menguasai Afrin, dan telah melakukan beberapa serangan ke wilayah Turki.

Pasukan Turki dan kelompok proksinya di Suriah, kemudian merebut Afrin pada 2018.

Meski tentara Turki dan kelompok bersenjata proskinya menguasai Afrin, tetapi kota dan bagian lain wilayah itu secara teratur diguncang aksi pemboman semacam itu.

Ankara sekarang mempertahankan kehadiran militer yang besar di daerah itu, mengerahkan ribuan pasukan di daerah kantong pemberontak terakhir di Suriah.

PKK, yang ditetapkan sebagai kelompok "teroris" oleh Turki, AS dan Uni Eropa, mengangkat senjata melawan negara Turki sejak 1984.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved