Berita Viral
Ferdinand Hutahaean Sesalkan Tindakan AHY Kirim Surat ke Jokowi: Itu Berlebihan
Mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyayangkan tindakan ketua umum Demokrat, AHY yang meminta klarifikasi Presiden Jokowi
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Pun dengan lima nama yang dituding terlibat dalam gerakan kudeta AHY di Partai Demokrat.
"Gerakan-gerakan ini begitu saja dari dulu, dan nama yang disebutkan disitu para terduga ini menurut saya tidak punya kapasitas dan kapabilitas untuk menggelar sebuah upaya mendongkel AHY sebagai ketua umum," kata Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean menyarankan kepada AHY untuk tidak khawatir lantaran menurutnya AHY sudah mengakar di kader partai Demokrat.
Pasalnya menurut Ferdinand, kekuatan AHY sudah mengakar hingga ke dasar Partai Demokrat.
Terlebih AHY terpilih secara aklamasi dan demokrat sangat menghormati SBY.
"Bagi saya ini sesuatu tidak patut diladenin berlebihan karena AHY Ketua Umum partai yang terpilih dari aklamasi bukan dari hasil kompetisi, jadi posisi AHY di bawah sangat mengakar dan kader Demokrat ini sangat menjunjung tinggi nama pak SBY, sehingga saya tidak yakin akan ada yang berani menggelar kongres luar biasa untuk mendongkel mas AHY," kata Ferdinand Hutahaean.
Diketahui, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengirim surat kepada Presiden Jokowi.
AHY mengungkapkan adaya gerakan kudeta atau pengambilan kepemimpinan Partai Demokrat.
AHY mengatakan gerakan kudeta tersebut mengancam kedaulatan Partai Demokrat.
AHY menyebut ada pejabat penting pemerintahan atau orang lingkaran Presiden Jokowi.
"Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY.
AHY lalu menyebut 5 oknum yang terlibat gerakan kudeta Partai Demokrat.
- satu kader Demokrat aktif
- satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif
- satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi