KKN Undip
Mahasiswa Undip Semarang Ciptakan Sabun dan Asap Cair dari Buah Lerak
Mahasiswa KKN Undip melakukan pendampingan pada masyarakat dalam pembuatan dan pengembangan sabun batang dan asap cair dari produk olahan buah perlak

TRIBUNJATENg.COM – Mahasiswa KKN Undip melakukan pendampingan pada masyarakat dalam pembuatan dan pengembangan sabun batang dan asap cair dari produk olahan buah perlak, Sabtu (6/2/2021).
Pendampingan ini dilakukan ke warga di Keluruhan Pedurungan tengah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Program kerja dilaksanakan berdasarkan potensi-potensi yang dikembangkan ke arah yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat setelah kegiatan KKN selesai nanti.
Mahasiswa KKN Undip, Mutia Hafizha mengungkapkan, dalam Program KKN ini memiliki ruang lingkup kegiatan berupa pengembangan produk, branding dan pemasaran CV. Rena.
CV Rena merupakan mitra KKN yaitu UKM yang berfokus pada pengolahan buah lerak.
“Lerak merupakan tumbuhan yang dikenal karena kegunaan bijinya yang dipakai sebagai deterjen tradisional,” katanya, Jumat (5/2/2021).
Biji lerak mengandung saponin dan saponin inilah yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci.
Produk olahan buah lerak yang dikembangkan dalam program KKN ini yaitu sabun batang dan asap cair.
Sabun batang dibuat dengan mencampurkan NaOH, minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit.
Untuk menambah daya tarik sabun batang, ditambahkan pula essential oil green tea dan pewarna berwarna hijau.
Campuran yang telah dibuat kemudian dituangkan ke cetakan sabun dan ditunggu hingga mengeras.
“Sabun batang ini nantinya akan didistribusikan ke toko-toko dan hotel di sekitar Semarang,” kata mahasiswi Teknik Kimia ini.
Asap cair dibuat dengan menggunakan biji lerak sebagai bahan bakunya.
Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya.
Proses pembuatan asap cair dari biji lerak ini menggunakan alat yang dirangkai dengan prinsip destilasi sederhana yaitu pemisahan larutan berdasarkan titik didihnya.
Prosedur pembuatan asap cair mencakup pengeringan biji lerak yang kemudian dilanjutkan dengan metode pirolisis yaitu reaksi penguraian senyawa penyusun biji lerak menjadi senyawa organik melalui reaksi pembakaran kering.
Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang dilakukan dengan selang melingkar yang dipasang dalam bak pendingin. Air pendingin berasal dari campuran balok es dan air.
Kemudian dilakukan proses pemurnian asap cair dengan cara diendapkan selama beberapa hari dan selanjutnya disaring agar diperoleh asap cair yang bebas dari tar.
Asap cair yang dihasilkan merupakan asap cair dengan spesifikasi grade ke tiga yang mana dapat digunakan sebagai desinfektan.
Untuk memenuhi spesifikasi asap cair grade pertama dibutuhkan treatment lebih lanjut dan alat yang lebih kapabel. (*)