Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembunuhan Dalang Anom Rembang

Kombes Hastry Lihat Penampakan Arwah Istri Dalang Anom Rembang, Denny Darko: Tunjukkan Lokasi Mayat

Fakta baru kematian ki Dalang Anom dan keluarga di Rembang. Seorang dokter forensik mengaku melihat arwah istri Dalang Anom.

Editor: galih permadi
kolase TribunJateng/Youtube Denny Darko
dr Hastry ngaku didatangi arwah istri sang dalang menguak kronologi dan sosok pembunuh 

TRIBUNJATENG.COM - Fakta baru kematian ki Dalang Anom dan keluarga di Rembang.

Seorang dokter forensik mengaku melihat arwah istri Dalang Anom.

Arwah istri ingin menunjukkan lokasi mayat korban.

Baca juga: Kamu Jangan Ikut Campur! Kata-kata Intimidasi Membuat Saksi Kecelakaan Takut

Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Jalaluddin Rahmat Meninggal Dunia: Dikenal Tokoh Syiah Indonesia

Baca juga: Saat Mencari Rumput, Slamet Pekalongan Temukan Mayat dalam Kondisi Membusuk

Baca juga: Wajah 2 Pemuda Tembalang Semarang Edarkan Obat Terlarang: Simpan di Rumah

Arwah istri Ki Anom mendatangi Dokter forensik, Kombes Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F.

Kedatangan arwah istri Ki Anom kepada dr Hastry ini rupanya menguak soal kronologi pembunuhan dan juga siapa sosok sang pembunuh.

Keluarga seniman dan juga dalang, Ki Anom Subekti dan keluarganya, ditemukan tak bernyawa.

Ki Anom Subekti dan keluarganya tewas dibunuh di kediamannya di Padepokan Seni Ongkojoyo, Desa Turusgede, Rembang, Jawa Tengah.

Jasad Ki Anom beserta istrinya, Tri Purwati (50), putrinya, AS (13), dan cucunya, GLK (11) ditemukan oleh asisten sang dalang, Kamis (4/2/2021) pukul 06.30 WIB.

Awalnya, dalang Ki Anom, istri, anak dan cucunya itu disebut dibunuh saat sedang terlelap tidur.

Namun rupanya hal tersebut dibantah oleh dr Hastry, sang dokter forensik.

Diakui dr Hastry, ia menemukan keganjilan saat mengidentifikasi tempat kejadian perkara (TKP).

Saat mengidentifikasi TKP, dr Hastry langsung menyimpulkan bahwa dalang Ki Anom dan keluarganya itu dibunuh secara tidak wajar.

"Saya dikabarin ada 4 korban pembunuhan. Kenapa disebut pembunuhan, karena ditemukan meninggal tidak wajar dalam satu ruangan di rumah tersebut," ungkap dr Hatsry, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Denny Darko, Minggu (14/2/2021).

"Tidak wajar, kenapa?" tanya Denny Darko penasaran.

Alasannya adalah karena keempat korban dibunuh secara bersamaan dengan luka yang cukup banyak.

Keempat korban sehingga langsung tewas di tempat dengan luka lebam dan pendarahan di kepala.

"Ya karena meninggal bersamaan," imbuh dr Hastry.

"Dan orang yang melihat pertama kali itu sampai hiteris ketakutan, karena melihat banyak luka di tubuh korban," tambah sang dokter forensik.

Setelah itu, dr Hastry pun langsung mengidentifikasi TKP yakni, di dalam kamar korban.

Rupanya, terkuak bahwa dalang Ki Anom, anak dan cucunya ada di kamar yang berbeda dengan sang istri.

"Waktu itu saya ke TKP, saya lihat satu tempat tidur itu hanya bapak, anak dan cucu tidur satu buah kasur," ungkap dr Hastry.

Hal tersebut karena dr Hastry mengaku didatangi oleh arwah dari istri sang dalang, yang bernama Tri Purwati.

"Saya dilihatkan korban yang satunya (read: istri dalang) ada di kamar sebelah. Dan itu ternyata benar," ujar dr Hastry.

"Dia lewat aja gitu di depan saya menuju ke kamar sebelah," tambahnya.

Mendengar pengakuan dr Hastry, Denny Darko tercengang.

"Lewat dalam kondisi hidup menunjukkan seperti itu?" tanya Denny Darko syok.

"Iya, ternyata benar, si ibunya itu dieksekusinya di tempat lain di kamar sebelah," jawab dr Hastry.

"Berarti seakan-akan dokter melihat bahwa korban menunjukkan mayatnya ada di mana?" tanya Denny Darko masih penasaran.

"Iya," tegas dr Hastry.

Didatangi arwah korban seperti itu, dr Hastry pun makin curiga bahwa kasus yang dialami keluarga dalang Ki Anom itu adalah pembunuhan.

Bukan karena minum racun bersama yang pernah kejadian di beberapa daerah.

"Dan itu menunjukkan satu hal penting. Karena kalau meninggal gak bareng berarti terjadi sesuatu yang janggal?" cecar Denny Darko makin penasaran.

Ditanya seperti itu oleh Denny Darko, dr Hastry hanya menganggukkan kepalanya.

Kemudian, dr Hastry pun langsung mengotopsi jenazah istri dalang Ki Anom, yang termasuk saksi mati kasus pembunuhan ini.

Pada jenazah istri Ki Anom, ternyata terdapat luka bekas pukul.

Diduga, istri Ki Anom ini melihat dan mengenali pelaku pembunuhan, karena sempat terjadi perlawanan.

"Ternyata matching nih, dari luka-luka di tubuh ibu ini menunjukkan adanya pemukulan," papar dr Hastry.

"Dia, korban melihat dan mengenali si pelaku," ujar sang dokter forensik.

"Terus dilumpuhkan sama si pelaku," sambung Denny Darko.

"Iya betul memang seperti itu. Itu karena letak lukanya, terus kita yakin ternyata gak meninggal di satu tempat,

Ternyata menunjukkan kalau dia meninggalnya di kamar sebelah,"papar dr Hastry.

Sementara itu, untuk Ki Anom, anak dan cucunya benar bahwa mereka dibunuh saat sedang tidur.

"Tapi yang ketiga korban yang lain menerima kekerasan dalam kondisi tidur. Banyak kekerasan di kepala, dan dilakukan pada waktu tidur," pungkas dr Hastry.

Sosok pelaku pembunuhan keluarga Ki Anom, diduga karena dendam

Pelaku pembunuhan sadis keluarga Ki Anom adalah Sumani.

Polisi menjelaskan, pelakunya merupakan teman dari korban, Sumani yang merupakan warga Desa Pragu, Rembang.

Sumani ditangkap polisi pada 6 Februari 2021 dan ditetapkan jadi tersangka tunggal pada 8 Februari.

Dikatakan polisi, diduga peristiwa ini terjadi karena pelaku memiliki rasa dendam.

Sumani diketahui sempat bertamu ke rumah Ki Anom, sebelum peristiwa mengenaskan itu terjadi.

Kini, Sumani sedang menjalani perawatan di rumah sakit setelah diduga hendak bunuh diri.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menjelaskan, Sumani berniat bunuh diri dengan menenggak racun pestisida setelah pihak kepolisian mendapatkan sidik jari di gelas kopi saat tersangka bertemu di rumah korban.

"Pada saat tanggal 5 (Februari) bahwa gelas identik, rupanya tersangka sudah merasa bahwa dia nanti akan ditangkap, sehingga berupaya untuk bunuh diri," tegas Ahmad Luthfi di Mapolres Rembang, Kamis (11/2/2021).

Tak hanya itu, polisi juga menemukan bercak darah korban di setang motor Sumani serta perhiasan para korban yang diambilnya.

“Ditemukan perhiasan di rumah tersangka di antaranya ialah gelang, cincin, anting. Di anting ada darah putrinya. Di cincin ada darah ibunya,” papar Ahmad Lutfi.

Akibat perbuatan sadisnya, Sumani terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Ia dijerat dengan pasal berlapis sebagai berikut.

1. Pasal 340 KUH Pidana dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun.

2. Pasal 338 KUH Pidana dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya 15 tahun.

3. Pasal 365 ayat (3) KUH Pidana dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

4. Pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76C UU RI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan/atau denda maksimal Rp 3 Miliar rupiah.

Mengaku ke Pengacara

Kejadian ini berawal dari niatan Sumani menguasai harta benda Anom Subekti.

Bukan karena dendam seperti yang diduga sebelumnya.

"Terkait pengakuan memang motifnya ini sebenarnya dia ingin menguasai harta benda, dengan cara yang enggak benar, dengan mengambil barang milik orang lain, mencuri," paparnya.

Perbuatan tersebut dilakukan pada pukul 23.00 WIB pada Rabu (3/2/2021).

Darmawan menerangkan keinginan itu muncul secara tiba-tiba.

Itu terjadi ketika pelaku beristirahat di rumah Anom Subekti di Padepokan Seni Ongko Joyo, Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang.

"Pelaku tunggal. Jadi niat untuk mengambil mencuri itu timbul seketika, setelah dia terbangun dari peristirahatannya di rumahnya Pak Bekti."

"Jadi karena bercakap-cakap sampai malam, akhirnya Pak Bekti izin pamit istirahat, dan tersangka pamit ke pak Bekti untuk istirahat sebentar di TKP, setelah tidur sesaat, dia terbangun. Muncul niat seketika," ujar Darmawan.

Selain Anom Subekti, Sumani juga membunuh tiga anggota keluarga pencipta lagu “Rembang Indah” itu, yakni istri, anak, dan cucunya.

Dari perbuatannya tersebut, pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup hingga hukuman mati.

Gunakan Balok Kayu

Sumani juga menceritakan caranya membunuh keempat korbannya.

Menurut Darmawan, Sumani mengelak bahwa ia membunuh menggunakan arit.

"Mengenai alat sabit atau arit, tidak diakui. Alat untuk membunuh itu, menurut pengakuan tersangka, berupa balok kayu," tutur dia

Darmawan menjelaskan, kayu yang digunakan Sumani untuk menghabisi para korban kira-kira seberat tiga sampai lima kilogram.

Sumani bercerita bahwa dirinya mendapatkan balok kayu tersebut di sekitar rumah mendiang Anom Subekti.

"Kalau alat itu (kayu) belum ditemukan (oleh polisi), memang pengakuannya dibuang, dibuang oleh tersangka," ungkap Darmawan.

Sumani juga mengatakan pada Darmawan bahwa motifnya melakukan pembunuhan adalah untuk menguasai harta benda korbannya.

Meski demikian, Darmawan menegaskan bahwa keterangan Sumani ini baru merupakan pengakuan awal.

Penyelidikan kasus ini tetap ada di tangan kepolisian.

"Jadi ini bukan interogasi. Tidak dalam maksud intervensi apapun. Itu sebatas pengakuan tersangka pada saya. Dalam hal penyelidikan adalah ranah kepolisian," tutur dia.

Darmawan juga mengatakan, kini kondisi kesehatan Sumani telah membaik.

Ia telah dipindahkan dari ICU ke ruang paviliun RSUD dr R Soetrasno Rembang.

Namun demikian, Sumani belum terlalu lancar berkomunikasi dan masih terbata-bata.

(*)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul dr Hastry Ungkap Pembunuhan Ki Anom, Ngaku Didatangi Arwah Istri Sang Dalang : Pelaku Dilihat Korban,

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved