Liga Italia
Banyak Pesepak Bola Dibully, Pemain AC Milan: Instagram, Twitter, dan Facebook Harus Bertindak
Sejumlah pesepak bola menjadi sasaran perundungan bernada rasialisme di media sosial.
TRIBUNJATENG.COM - Sejumlah pesepak bola menjadi sasaran perundungan bernada rasialisme di media sosial.
Pemain AC Milan, Fikayo Tomori, mempertanyakan manfaat pesepak bola memiliki media sosial di tengah maraknya perundungan dunia maya (cyber bullying) yang dialami sejumlah pemain di Twitter, Facebook, dan Instagram.
Di antaranya adalah pemain Chelsea, Antonio Ruediger, serta Axel Tuanzebe dan Anthony Martial (Manchester United).
Baca juga: 13 Perguruan Tinggi di Jateng Akan Ditutup LLDikti, Bagaimana Nasib Mahasiswa dan Dosen?
Baca juga: Dengar Judika Nyanyi Dangdut di Indonesian Idol, Ariel Noah Tertawa Terbahak-bahak: Aku Menyerah
Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Selama Kepemimpinan Jokowi Meningkat Tajam, Ini Daftar Peningkatannya
Baca juga: Tak Terima Istri Digoda, Andi Bacok Anggota LSM Kudus: Mati Kau!
Serangkaian kejadian itu membuat Fikayo Tomori mengatakan semua media sosial harus berusaha lebih keras untuk melawan diskriminasi.
Kalau tidak, semua manfaat yang diberikan platform tersebut akan sia-sia.
“Instagram, Twitter, dan Facebook harus bertindak.
Mereka tidak boleh membiarkan orang membuat akun palsu dalam tempo 10 menit untuk memberikan hinaan bernada rasialis,” ucap pemain yang kini merumput di Liga Italia bersama AC Milan, dikutip BolaSport.com dari Sky Sports.
“Mereka harus memberikan tindakan dan mengidentifikasi orang-orang ini agar mendapatkan sanksi sepadan karena kita tahu hal itu tidak benar,” kata Tomori.
Pemain yang dipinjam AC Milan dari Chelsea tersebut pun mempertanyakan faedah bermedia sosial jika para pelaku perundungan masih berkeliaran bebas.
“Situasi ini membuat Anda bertanya-tanya, perlukah Anda punya media sosial?
Kenapa hal-hal seperti ini terjadi? Situasi ini kompleks,” ucap Tomori.
“Betul, pelaku perundungan memang hanya minoritas, tetapi mereka ada di sana.
Keberadaan mereka menyebar bukan hanya di sepak bola, melainkan juga di kehidupan sehari-hari,” ujar dia lagi.
Tomori mengaku tidak pernah mengalami perundungan seperti yang ditujukan kepada Tuanzebe, Martial, atau Ruediger.
Namun, ia menolak menutup mata dengan kecenderungan negatif yang terjadi di sana.