Mahasiswa KKN Undip Olah Limbah Kulit Kentang Jadi Puding Bernutrisi

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro (Undip) di Dusun Ngandam, Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo berinovasi membuat puding bernutrisi dengan bahan tambahan dari limbah kulit kentang.

Kentang merupakan komoditi holtikultura yang dihasilkan para petani di Dusun Ngandam serta memiliki permintaan pasar yang tinggi.

“Kulit kentang yang jarang diolah dan tidak dimanfaatkan mempunyai kandungan nutrisi berupa Vitamin C, Zinc, Kalium, Mangan, Vitamin B6 dan asam folat sehingga diperlukan pemanfaatan lebih lanjut mengingat banyak kandungan gizi yang terdapat pada kulit kentang salah satunya untuk dijadikan Puditang (Puding Kulit Kentang),” kata Alihsan Rahmawati, mahasiswa KKN Undip Dusun Ngandam.

Didampingi para mahasiswa KKN lain, Alihsan Rahmawati yang berasal dari jurusan Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi, dengan dosen pembimbing Fahmi Arifan, S.T.,M.Eng., dan Ir. R. TD. Wisnu Broto, M.T., telah menyosialisasikan pembuatan puditang tersebut kepada masyarakat Dusun Ngandam.

“Mereka pun berharap inovasi itu bisa bermanfaat bagi masyarakat Dusun Ngandam,” katanya.

Alihsan menjelaskan, cara pembuatan puditang.

Kulit kentang yang sudah dicuci dan direndam dengan air garam selama 30 menit kemudian direbus hingga matang lalu diblender.

Haluskan oreo menjadi remahan untuk dijadikan lapisan pertama puditang.

Tahap selanjutnya panaskan susu, gula, tepung maizena, agar-agar dan kulit kentang yang sudah dihaluskan rebus hingga mendidih dan mengental lalu tuang ke wadah yang sudah diisi dengan remahan oreo.

Tahap terakhir yaitu membuat lapisan atas puding dengan cara panaskan susu, coklat, dan maizena.

Aduk hingga mendidih dan mengental kemudian tuang dalam wadah kemudian berikan toping puding serta pemasangan label pada kemasan.

Kedepannya, inovasi puditang ini diharapkan dapat menjadi solusi pengolahan limbah kulit kentang.

Agar semakin sedikit bagian kentang yang terbuang serta potensi komoditas perkebunan ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

“Inovasi para mahasiswa KKN itu mendapat dukungan penuh dari perangkat Desa Sikunang dan Badan Perancanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Kabupaten Wonosobo,” tandasnya. (*)