Banjir Pekalongan
Bakul Sayur Keliling Pekalongan Pilih Pakai Perahu, Sensasi Pasar Apung dalam Kampung
Bakul sayuran keliling kampung di Pekalongan kini memilih menaiki perahu. Sepedanya ditinggal di rumah.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Daniel Ari Purnomo
Penulis : Indra Dwi Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Sudah lebih dari dua pekan, banjir terjadi di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Akibat banjir ini, akses jalan yang menuju Kecamatan Pekalongan Utara terendam banjir.
Untuk menuju ke wilayah Utara Kota Batik masyarakat menggunakan perahu untuk transportasi.
Banjir yang merendam di sejumlah tempat ini tak menyurutkan penjual sayur untuk berdagang.
Tak habis akal, penjual sayur yang biasa keliling di perumahan Panjang Indah, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan menggunakan sepeda, sekarang gunakan perahu.
Seperti yang dilakukan sepasang suami istri warga Boyongsari, RT 02 RW 06, Kelurahan Panjang Baru, Pekalongan Utara ini.
Nuryanto (34) dan istrinya yakni Hidayah (26), tetap beraktivitas seperti biasanya, yakni menjual sayur keliling.
Hidayah mengatakan, jualan menggunakan perahu ini dilakukan sejak banjir terjadi di Kota Pekalongan.
"Dulu sebelum banjir saya menggunakan sepeda untuk keliling berjualan sayur, karena banjir saya gunakan perahu milik suami saya," kata Hidayah kepada Tribunjateng.com, Senin (22/2/2021).
Hidayah menceritakan, karena banjir dan menggunakan perahu ia terpaksa berjalan dari rumahnya ke Pasar Sorogenen untuk membeli sahur mayur.
"Pukul 02.00 WIB pagi, saya berjalan dari rumah ke pasar. Sekitar satu jam saya jalan lagi sampai pasar, untuk membeli sayuran, sebelum saya keliling ke pemukiman," imbuhnya.
Kemudian, habis dari pasar suaminya menunggu di titik banjir dengan perahu.
"Suami yang narik perahu dan saya yang di atas perahu. Lalu, keliling dari perumahan satu ke perumahan lainnya," ucapnya.
Hidayah menambahkan, sekitar pukul 09.30 WIB ia baru sampai di Perumahan Panjang Indah.
"Kalau di perumahan sini, sekitar pukul 09.30 WIB hingga 10.00 WIB baru sampai. Pulang ke rumah sekitar pukul 13.00 WIB," tambahnya.
Sementara itu, Mulyani (53) warga Perumahan Panjang Indah, RT 06 RW 01, Kelurahan Panjang Baru mengatakan, ia sangat salut apa yang dilakukan oleh Hidayah dan suaminya.
Walaupun ditengah banjir, mereka tetap semangat berjualan.
"Pasangan suami istri ini berjualan menggunakan perahu dan keliling ke rumah-rumah warga. Seperti pasar apung di Kalimantan," kata Mulyani.
Kemudian, apabila tidak ada Hidayah keliling ke rumah-rumah, warga bingung mau masak apa.
"Walaupun banjir merendam pemukiman. Warga kebanyakan lebih memilih bertahan di rumah."
"Mau ke pasar akses jalan lumpuh dan jauh," imbuhnya.
Mulyani menambahkan, saat ini banjir mulai agak surut berbeda dengan beberapa hari yang lalu.
"Kemarin pas banjir tinggi, tukang sayur berjualan menggunakan perahu dan pembeli juga menggunakan perahu. Seperti hidup di Kalimantan," tambahnya.