Berita Temanggung
Cerita Petani Asparagus Temanggung Panen Tiap Hari hingga Target Ekspor Manca Negara
Tanaman Asparagus perlahan mulai menjadi primadona petani Temanggung. Selain produksinya yang menjanjikan dengan harga jual yang cukup tinggi, Asparag
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: m nur huda
Penulis: Saiful Ma'sum
TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - Tanaman Asparagus perlahan mulai menjadi primadona petani Temanggung. Selain produksinya yang menjanjikan dengan harga jual yang cukup tinggi, Asparagus bisa bertahan hidup di wilayah dingin hingga 10 tahun.
Beberapa petani sayuran di Temanggung termasuk petani tembakau kini mulai beralih pada tanaman Asparagus. Sebagian dari mereka sudah merasakan hasil panen Asparagus dengan harga yang cukup menjanjikan di kantong.
Dalam sebuah kesempatan, tribunjateng.com mengulik kesan-kesan para petani Temanggung yang bertransformasi dengan menanam Asparagus.
Dina Listiana, petani di Desa Canggal Kecamatan Candiroto menuturkan, menjadi satu di antara petani muda, ia mulai memberanikan diri untuk menanam Asparagus pada pertengahan 2020 lalu.
Dari awalnya 5.000 pohon, kini Dina sudah memiliki 9.000 pohon Asaparagus di lahan milik pribadi.
Separo jumlah pohon di antaranya sudah menghasilkan produksi hingga 5-7 kilogram Asparagus setiap harinya.
Praktis Dina sudah bisa panen Asparagus setiap hari dengan catatan tetap memberikan nutrisi dan merawat tanaman dengan maksimal.
"Unggulnya tanaman ini dari segi panen. Bisa panen setiap hari sampai beberapa tahun. Dari 9.000 tanaman yang saya tanam, baru 5.000 pohon yang produksi 5-7 kilogram perharinya," terangnya di Temanggung, Minggu (28/2/2021).
Menurut Dina, dalam merawat tanaman Asparagus tidak membutuhkan perawatan yang ribet. Bahkan tidak ada perawatan khusus yang dilakukannya agar tanaman bisa tumbuh maksimal.
Dina hanya memakai pupuk NPK secara rutin untuk membantu pertumbuhan tanaman. Sesekali ia memberikan tambahan nutrisi dengan kotoran dan air kencing kelinci yang mengandung unsur N, P, dan K untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman.
"Tak ada kesulitan dalam perawatannya. Hanya perlu pupuk organik, kalau ada ditambah kotoran kelinci," ujarnya.
Kata Dina, selain perawatan yang mudah, keuntungan lainnya adalah harga jual yang cukup tinggi. Satu kilogram Asparagus grid AB (bagus) dari petani dijual dengan harga Rp 30.000. Sedangkan grid C, dibandrol dengan harga Rp 20.000 per kilogram.
Ia berharap, seiring tumbuhnya permintaan pasar dapat menaikkan perekonomian petani Asparagus hingga nilai jual yang lebih tinggi. Dengan itu, petani akan lebih maksimal dalam melakukan perawatan tanaman agar menghasilkan produksi kualitas super.
"Semoga nilai jual dari petani bisa di atas angka Rp 30 ribu per kilogramnya. Jadi petani tambah semangat meski dalam suasana cuaca ekstrem," ucapnya.