Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Temanggung

Cerita Petani Asparagus Temanggung Panen Tiap Hari hingga Target Ekspor Manca Negara

Tanaman Asparagus perlahan mulai menjadi primadona petani Temanggung. Selain produksinya yang menjanjikan dengan harga jual yang cukup tinggi, Asparag

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Petani Temanggung sedangan memanen Aspargus di Desa Canggal Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Minggu (28/2/2021). 

Petani lain, Titik (55) mengatakan, sebelumnya ia tidak mengenal tanaman Asparagus. Titik seringnya menanam sayuran seperti lombok, unclang, kubis, tomat dan beberapa jenis sayuran lainnya.

Melalui beberapa penuturan rekan-rekan petaninya, Titik tertarik untuk mencoba menanam Asparagus di atas lahan 1/4 hektare miliknya. 

"Ini ada 3.000 pohon yang saya tanam, sebagian sudah bisa panen dengan umur tanaman 4 bulan. Sebagian lain balum ada trubusnya (tunas), sehingga belum bisa panen," terangnya.

Kata Titik, di umur tanaman 4 bulan, ia sudah bisa panen 2-5 kilogram Asparagus all grid setiap hari. Kini, ia sibuk memutari tanaman demi tanaman untuk melakukan pemanenan dari ujung ke ujung. 

Beberapa perawatan yang ia lakukan dengan memberikan pupuk organik, membersihkan hama tanaman di sekitarnya dan menjaga kadar air tanah agar tanaman tidak busuk dan mudah terserang hama penyakit.

Bahkan, beberapa lahannya ia tumpangi dengan tanaman sayuran lain seperti kubis, tomat, dan cabai.

"Setiap hari ya keliling kerjaannya. Merawat dan panen. Sekiranya ada yang bisa dipanen, ya dipanen. Cuma dilihat-lihat, pertumbuhan tunas baru melambat dengan cuaca ekstrem, apalagi sering hujan malam," ujarnya.

Sebagai petani Asparagus baru, Titik mengaku akan berupaya penuh merawat tanaman agar bisa hidup lama dan menghasilkan produksi yang melimpah dalam beberapa tahun ke depan. 

Ketua Asosiasi Petani Asparagus Temanggung (APAT), Basori Supriyanto menjelaskan, cuaca ekstrem berupa hujan terus menerus nampaknya menghambat laju pertumbuhan tunas baru. Sehingga, produksi Asparagus Temanggung turun hingga 50 persen. 

Soal harga dan permintaan pasar, Basori memastikan tak ada yang berubah baik dalam suasana musim hujan maupun terdampak pandemi Covid-19. Bahkan, asosiasinya cukup kewalahan memenuhi target permintaan dari beberapa kota besar hingga negara lain.

"Cuaca ekstrem ini kan hujan terus, alhamdulillah tidak terjadi busuk batang. Tetapi, produksinya turun. Yang tadinya sehari bisa panen 2 kilogram, sekarang paling 1 kilogram," tuturnya.

Meski begitu, katanya, Asparagus Temanggung kini mulai dilirik beberapa negara lain seperti Singapura, Taiwan, Prancis dan beberapa negara di dataran Asia. 

Beberapa kota besar seperti Bandung, Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang hingga Surabaya sudah rutin meminta stok Asparagus. Pihaknya bisa mengirimkan 30-40 kilogram Asparagus grid AB dalam sekali antar. Beberapa suplayer bahkan meminta jatah pengiriman 2-3 kali dalam sepekan.

"Melihat selama ini yang sudah kita tanam, produksinya hampir sesuai harapan ketika perawatan maksimal. Contoh tanaman 3000 pohon, baru 4 bulan perawatan di tanah lapang sudah bisa menghasilkan 3-5 kilo all grid," katanya.

Menurut Basori, kelebihan bertanam sayuran di Temanggung bisa menghasilkan produksi maksimal meski di tanah lapang. Tak terkecuali tanaman Asparagus

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved