Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Ternyata Cara Berjalan Bisa Untuk Mendeteksi Penyakit Alzheimer, Simak Penjelasannya

Kesimpulan itu dihasilkan tim ahli yang menganalisis pola berjalan dan fungsi otak dari 500 orang berusia lanjut

Editor: muslimah
Shutterstock
Ilustrasi cara jalan 

Ternyata Cara Berjalan Bisa Untuk Mendeteksi Penyakit Alzheimer, Simak Penjelasannya

TRIBUNJATENG.COM - Cara berjalan seseorang ternyata bisa membantu para tenaga kesehatan memprediksi risiko terkena penyakit penurunan saraf akibat usia, seperti Alzheimer.

Kesimpulan itu dihasilkan tim ahli yang menganalisis pola berjalan dan fungsi otak dari 500 orang berusia lanjut.

Studi ini adalah studi pertama yang menunjukkan bagaimana pola berjalan kaki yang berbeda dapat membantu para ahli mendiagnosis berbagai jenis demensia dengan lebih akurat, termasuk penyakit Alzheimer.

Baca juga: 2 Orang Tewas dan 1 Diculik dalam Penyerangan ISIS di Sebuah Desa di Irak

Baca juga: Update Virus Corona Kota Semarang Senin 1 Maret 2021, Jumlah Positif Berangsur Turun

Baca juga: Seorang Pria Tewas Dibunuh Ayam Sendiri Sabung Ayam, Polisi Sempat Menahan Ayam Jagonya

Studi tersebut dimuat ke dalam jurnal Alzheimer & Dementia: The Journal of Alzheimer's Association.

"Masalah kognitif, seperti memori yang buruk dan disfungsi eksekutif, dapat menjadi petunjuk untuk penyakit demensia.

Namun, performa motorik, khususnya cara berjalan, dapat mendiagnosis berbagai jenis kondisi penurunan fungsi saraf." Demikian diungkap Manuel Montero-Odasso, ilmuwan di Lawson Health Research Institute. Montero-Odasso juga seorang profesor di Schulich School of Medicine & Dentistry di Western University. Pada studi tersebut, para peneliti membandingkan gangguan pada gaya berjalan peserta di seluruh spektrum kognitif.

Apa yang dilihat peneliti antara lain orang yang memiliki gangguan kognitif subjektif, penyakit parkinson, gangguan kognitif ringan, penyakit Alzheimer, dan lewy body (demensia yang biasa menyerang lansia).

Empat pola berjalan kaki diidentifikasi dalam studi ini, yang mencakup ritme, kecepatan, variabilitas, dan kontrol postural.

Menariknya, variabilitas pola berjalan yang tinggi dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih rendah. 

Variabilitas pola berjalan mengacu pada fluktuasi langkah demi langkah saat berjalan kaki.

Variabilitas yang tinggi juga menandakan adanya penyakit Alzheimer pada seseorang dengan tingkat akurasi 70 persen.

Hal ini memungkinkan peneliti mengukur pergerakan kaki dengan penuaan dan penyakit.

Biasanya dokter atau ahli saraf dapat menentukan apakah seseorang memiliki variabilitas pola berjalan yang tinggi atau rendah, setelah melihat cara berjalan orang tersebut.

"Ini bukti kuat pertama yang menunjukkan variabilitas gaya berjalan adalah penanda penting untuk proses di area otak yang terkait gangguan kognitif dan kontrol motorik," kata penulis pertama studi Dr Frederico Perruccini-Faria.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved