Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pemalang

Doa Udin Penjual Nasi Goreng Asal Pemalang: Semoga Perekonomian Semakin Membaik

Udin terlihat sangat bersemangat, sembari mendorong gerobak ia membunyikan wajan mengunakan spatula logam. 

Penulis: budi susanto | Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Udin saat meracik nasi goreng yang dipesan pelanggan, di pemukiman wilayah Bojongbata Kecamatan Pemalang, Selasa (2/3/2021) dini hari. 

Penulis : Budi Susanto 

TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Cahaya tak seberapa terang terlihat dari kejauhan, di tengah remang-remang lampu pemukiman di wilayah Bojongbata Kecamatan Pemalang.

Cahaya itu berasal dari petromak di gerobak nasi goreng yang didorong oleh Udin (40), warga Desa Jrakah Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang

Udin terlihat sangat bersemangat, sembari mendorong gerobak ia membunyikan wajan mengunakan spatula logam. 

Tak begitu lama, Udin pun sampai di perempatan tempat ia beristirahat sembari menunggu pelanggan. 

Meski telah lewat tengah malam, namun Udin tak mengakhiri penantiannya. Bahkan ia kembali memberi tanda dengan memukul wajan. 

Mendengar suara tersebut, dua orang lelaki keluar dari rumahnya dan memesan nasi goreng buatan Udin. 

Ia pun bergegas meracik nasi goreng dan melayani pelanggannya yang sedang kelaparan. 

Melihat semangat Udin, satu di antara pelanggan bertanya, apa yang menyulut semangatnya. 

Udin pun menjawab, beberapa hari terakhir pendapatannya mulai meningkat tak seperti awal pandemi Covid-19. 

"Lumayan sekarang, bisa habis 20 sampai 30 porsi setiap malam. Kalau awal pandemi paling hanya 2 sampai 5 porsi," paparnya, Selasa (2/3/2021) dini hari. 

Sambil menyajikan nasi goreng yang dipesan pelanggan, Udin mengucap syukur karena bisa membawa pulang Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu setiap hari. 

"Kalau seperti ini saya semangat, ya Alhamduliah," katanya. 

Udin merupakan penjual nasi goreng keliling, yang saben hari menjajakan dagangan di wilayah Bojongbata Pemalang

Sedari pukul 19.00 WIB ia sudah mendorong gerobak nasi goreng mengitari pemukiman warga. 

Karena, pendapatanmya mulai merangkak naik, sepekan terakhir Udin selalu mengakhiri jualan pada 03.00 WIB. 

"Kalau awal pandemi sampai Januari lalu paling pukul 23.00 WIB saya sudah pulang, karena memang tidak ada pembeli. Tapi sekarang saya bisa sampai pukul 03.00 WIB," katanya. 

Ia menceritakan, sebelum pandemi 50 porsi habis terjual setiap malam, dengan harga Rp 11 ribu per porsi, Udin bisa mendapat Rp 500 ribu lebih setiap berdagang.

"Memang kalau berdagang pasti ada sepinya juga, tapi saat pandemi benar-benar anjlok. Bawa pulang Rp 50 ribu saja sudah beruntung, tak jarang nasi sisa jualan masih banyak dan saya makan sendiri. Tapi sekarang lumayan, maka dari itu saya semangat," ucapnya.

Sebelum pergi, Udin menyempatkan diri untuk berterima kasih ke pelanggannya, untuk kemudian menjauh perlahan sambil mendorong gerobak.

"Kalau tidak ada pelanggan setia seperti panjengan-panjengan ini keluarga saya tidak bisa saya nafkahi. Semoga saja perekonomian semakin pulih, supaya banyak yang membeli nasi goreng saya," tambahnya sembari menjauh.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved