Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ipda Sigit Lepas Topi Polisinya Ganti Caping: Wayahe Panen Lur, Kita Polisi Pertanian Indonesia

Kanit Dikyasa Polres Sragen Ipda Sigit Krisyanto bikin program Polisi Pertanian Indonesia & Polantas Masuk Desa.

Istimewa
Kanit Dikyasa Polres Sragen Ipda Sigit Krisyanto di kebun. 

Editor: Daniel Ari Purnomo

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Kanit Dikyasa Polres Sragen Ipda Sigit Krisyanto bikin program Polisi Pertanian Indonesia & Polantas Masuk Desa.

Dia segera melepas topi polisinya diganti caping.

Ipda Sigit pun masuk ke kebun. 

"Kita juga punya program ketahanan pangan. Ajari masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bercocok tanam di kebun. Khususnya yang hanya memiliki lahan yang sempit," kata dia.

Ipda Sigit mencoba memberikan peluang baru bagi mereka yang sebelumnya terbiasa menanam padi atau jagung, yang penghasilannya tidak terlalu banyak.

Pendapatan mereka bahkan tergolong rendah tiap 3 bulan sekali panen dalam lahan kurang lebih 1500 meter persegi.

Kanit Dikyasa Polres Sragen Ipda Sigit Krisyanto di kebun.
Kanit Dikyasa Polres Sragen Ipda Sigit Krisyanto di kebun. (Istimewa)

"Itu keuntungannya hanya kisaran 1 juta sampai 2 juta, maka dari itu kita menerapkan tanaman hortikultura seperti bawang merah, melon, cabai, yang bisa menghasilkan lebih banyak dalam waktu lebih pendek dengan luasan lahan yang sama," bebernya.

Sejak 2010 Ipda Sigit melakukan beberapa kegiatan.

Di antaranya penyuluhan pertanian ke Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Batam.

"Kami juga bikin fanspage di Facebook, namanya Polisi Pertanian Indonesia," ujarnya.

Dia berharap idenya itu mampu membantu memberikan motivasi dan mendukung para petani kecil yang pada saat pandemi Covid 19 ini semakin terpuruk.

Upaya Sigit membutuhkan dukungan dari instansi maupun pimpinan polri untuk dapat meneruskan perjuangannya.

"Terlebih Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya dengan mata pencaharian sebagai petani, sebagaimana falsafah jawa mengatakan " Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo " yang dengan sengaja dibuat prinsip terbalik menjadi " Raharjo Kerto Tentrem Titi Toto " dengan mengedepankan kegiatan preemtifnya meminimalkan kegiatan preventif dan harapannya tidak lagi melakukan tindakan represif oleh sebab kesejahteraan telah tercapai."

"Tentunya harapan dan tujuannya harus ada dukungan dengan kerjasama dari semua pihak sehingga kinerja Polri akan lebih mudah dalam memberikan pengayoman dan perlindungan kepada seluruh lapisan masyarakat," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved