Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Sempat Merana di Malaysia, Mantan TKW Ini Kini Sukses Jadi Eksportir Kerajinan ke 17 Negara

Tak hanya pengalaman pahit di tanah rantau, namun juga belajar keterampilan mengembangkan kerajinan.

BAGUS SUPRIADI/KOMPAS.COM
Holisa menunjukkan kerajian kalung dan gelang yang dibuatnya. Kerajinan tersebut sudah diekspor ke berbagai negara. (BAGUS SUPRIADI/KOMPAS.COM) 

“Karena mereka biasanya kerja kuli bangunan ke Bali, sekarang berkurang,” tambah dia.

Pekerjaan membuat kalung, gelang serta aksesoris lainnya itu bisa dibuat di rumah masing-masing, yakni merangkai kalung hingga gelang.

Dalam sehari, para pekerja mampu membuat masing-masing 1.000 potong kalung dan gelang, 500 anting.

Bahan kerajinan diambil dari rumah Lisa, lalu dibawa pulang untuk dikerjakan di rumah para pekerja.

Mereka bisa bekerja bersama keluarganya. Tanpa harus merantau ke negara lain meninggalkan keluarga.

Penghasilan mereka beragam, tergantung jumlah produksinya. Ada yang seminggu mendapat Rp 600.000.

Dijual ke 17 negara

Kerajinan yang dibuat oleh Holisa sudah diekspor ke 17 negara.

Mulai dari China, Prancis, USA, Kostarika, Swedia, Inggris, Selandia Baru, Jepang, Australia, Spanyol, Dubai, Jerman, Malaysia, Singapore, Thailand, Korea hinga Italia.

“Senin kemarin saya kirim ke Amerika dan China,” kata dia.

Ia mengirim sebanyak enam boks atau sekitar 100 kilogram kerajinan berupa jepit rambut.

Di 17 negara itu, produk kerajinan miliknya sudah memiliki pembeli tetap. Untuk itu, pengiriman dilakukan ketika stok di negara yang bersangkutan sudah habis.

Misal, pengiriman ke Perancis dikirim selama tiga bulan sekali.

Bahkan, kadang Holisa mengirim sendiri barangnya ke China sambil membeli tambahan bahan kerajinan.

“Awal Covid-19 sempat terganggu, namun sekarang sudah normal lagi,” kata dia.

Ajak TKW pulang kampung

Selain di Jember, Lisa juga sudah memiliki tempat produksi di Rogojampi Banyuwangi.

Dia terus mengembangkan usahanya agar bisa membantu banyak orang dalam mencari pekerjaan. Untuk itu, dia terus mempromosikan kerajinan miliknya via online.

Ia mengajak tetangganya yang menjadi TKW agar pulang kampung, ikut mengembangkan kerajinan miliknya.

Sebab, pengalaman pahit menjadi TKW cukup dirinya yang merasakan. Dia ingin membantu sesama meringankan beban ekonomi warga.

Lisa berharap warga desa tak lagi bekerja menjadi buruh migran. Namun, bekerja di tanah kelahiran agar bisa berkumpul bersama keluarga. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Sukses Mantan TKW, Jadi Eksportir Kerajinan hingga ke-17 Negara"

Baca juga: Wanita Ini Beli Pelat Nomor Dinas TNI Palsu Rp 1,5 Juta untuk Gaya-gayaan hingga Viral

Baca juga: Hasil Liga Inggris Malam Tadi, Chelsea, Tottenham, Everton Sama-sama Raih Kemenangan

Baca juga: Kisah Kampung Mati di Ponorogo, Berawal Pendirian Pesantren Tahun 1850 oleh Anak Ulama Demak

Baca juga: Demi Rampasan Lebih Banyak, Perampok di Blitar Siksa Pemilik Toko Sebelum Mengeksekusi, Namun Gagal

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved