Berita Batang
Minim Peserta, Vaksinasi Lansia di Batang Dipaharapkan Bisa Penuhi Target Keikutsertaan
Jumlah lansia yang mengikuti vaksinasi masih dikategorikan minim dari yang ditargetkan.
Penulis: dina indriani | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Pengelola Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) khususnya di Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (RS QIM) mengharapkan adanya pendampingan khusus dari aparat desa maupun Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk membantu memperlancar akses para lansia mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Pasalnya jumlah lansia yang mengikuti vaksinasi masih dikategorikan minim dari yang ditargetkan.
“Dari yang ditargetkan Dinas Kesehatan setiap harinya 150 orang, tapi kenyataannya tiap hari yang datang antara 50-70 orang,” tutur Direktur RS QIM, dr. Ratna Ismoyowati, saat meninjau proses vaksinasi lansia di ruang vaksinasi RS QIM, Kabupaten Batang, Senin (15/03/2021).
Menurutnya, harus ada aparat terkait yang wajib mendorong dan mendampingi selama proses vaksinasi lansia berlangsung.
“Bisa dari aparat desa dibantu Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk mengerahkan, karena program dari pemerintah ini harus sukses. Lha kalau yang datang cuma 30 persen, mungkin tidak akan sukses,” jelasnya.
Dijelaskannya, jumlah lansia yang telah divaksin di RS QIM sebanyak 200 orang, sedangkan target yang diharapkan mencapai 650 orang.
Pihaknya berharap adanya vaksinasi yang telah diupayakan semaksimal mungkin oleh pemerintah, dapat disukseskan, agar terjadi imunitas yang baik bagi penduduknya.
“Lansia itu kelompok rentan yang angka kematian akibat Covid-19 cukup tinggi, terutama yang mengidap penyakit penyerta,” tuturnya.
Ratna menegaskan kaum lansia tidak perlu khawatir, sebab para dokter spesialis telah melakukan penelitian dan memaparkan kriteria yang diperbolehkan mendapat vaksin.
Karena lansia merupakan kelompok rentan, maka perlu mendapat perlindungan ekstra sehingga lansia perlu memanfaatkan fasilitas yang sudah disiapkan.
“Penerima vaksin yang ditargetkan oleh Menteri Kesehatan sampai akhir Desember 2021, mencapai 180 juta penduduk Indonesia, jadi butuh kerja sama yang optimal dari seluruh aparat terkait agar program tersebut berjalan lancar dan sukses,” imbuhnya.
Satu diantara lansia penerima vaksin, Aziz mengatakan, vaksinasi sangat penting dan dibutuhkan bagi kelompok lansia. Hal itu sebagai langkah antisipasi agar tidak mudah terpapar Virus Corona, selain tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan. Dia juga berharap agar seluruh lansia di seluruh Kabupaten Batang divaksin, sehingga terhidar dari COVID-19.
“Saya sudah divaksin, yang dirasakan paling sedikit pegal dan selama masa observasi 30 menit tidak merasakan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI),” pungkasnya.(din)
Berupaya maksimal
Sebanyak 65 ribu warga lanjut usia (lansia) di Kabupaten Batang ditargetkan menerima vaksinasi Covid-19.
Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Batang, Yuli Suryandaru mengatakan saat ini data lansia belum sepenuhnya terkumpul, maka pihak Dinkes masih berupaya semaksimal mungkin mendata lansia yang patut divaksin melalui aparat desa setempat.
“Sampai saat ini vaksin yang digunakan adalah Sinovac, khusus para lansia, Dinkes menyiapkan 3 rumah sakit yaitu RSUD Batang, RSUD Limpung dan RS QIM, sedangkan 21 Puskesmas digunakan vaksinasi untuk pelayan publik,” tuturnya, Senin (15/3).
Pihaknya telah mengundang 1.400 lansia, namun saat ini baru 700 orang yang telah divaksin. Rentang usia lansia yang akan divaksin yakni di atas 60 tahun.
Berbeda dengan kelompok usia yang lebih muda, untuk lansia jarak pemberian vaksin dosis pertama dengan kedua jaraknya mencapai 28 hari.
“Lansia yang akan divaksin harus melalui tahapan skrining, kalau memang layak akan langsung divaksin, tetapi kalau sebaliknya ya kita tunda,” jelasnya.
Beberapa kriteria lansia yang tidak diperkenankan vaksin, antara lain: mengalami kelumpuhan atau stroke, tidak mampu menaiki 10 anak tangga.
"Sedangkan lansia yang diperbolehkan vaksin yaitu mampu berjalan kaki sepanjang 100 meter dengan baik, mampu menaiki 10 anak tangga dengan lancar, tidak ada penurunan berat badan secara drastis selama 1 tahun," pungkasnya. (*)