Berita Sragen
Agustina Berharap Ada Dosis Vaksinasi Covid-19 untuk Anak-anak
Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti berharap anak-anak juga dibuatkan vaksin Covid-19.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti berharap anak-anak juga dibuatkan vaksin Covid-19 agar pembelajaran tatap muka semakin aman.
Dia mengatakan sejauh ini, vaksin hanya ada bagi orang dewasa hingga manula. Dia mengatakan Kemendikbud harus menari startegi agar melindungi anak-anak ketika tatap muka nantinya.
"Kalau saya harapannya ada juga dibuat vaksin untuk anak-anak, tapi sampai dengan hari ini hanya ada bagi orang dewasa dan manula saja."
"Kemendikbud harus mencari strategi yang jitu untuk membuka proses belajar tatap muka sekaligus melindungi anak-anak sekolah dari penularan Covid 19," kata Agustina tatkala ditemui di Sragen, kemarin.
Pihaknya berharap, anak-anak sekolah juga bakal divaksin, tentunya dengan vaksin dan dosis untuk anak-anak.
Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah IV (Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Wonogiri) ini mengemukakan, vaksinasi untuk anak-anak sekolah khususnya, juga menjadi tanggungjawab negara.
Apalagi sekarang ini memang dalam posisi Pandemi dan pemerintah juga menyatakan bila saat ini dalam keadaan darurat kesehatan.
"Setiap pembiayaan negara dikurangi digunakan untuk penanganan dan menurunkan angka penularan Covid-19, maka vaksinasi itu menjadi tanggungjawab negara," katanya.
Terkait vaksinasi untuk para guru dan tenaga kependidikan, pihaknya berharap harus sudah selesai sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka dimulai kembali.
Vaksin diberikan untuk guru dan tenaga kependidikan. Seperti tenaga administrasi sekolah, penjaga dan tukang kebersihan sekolah juga harus divaksin.
Dia menyarankan kalau perlu, lingkungan sekolah, seperti penjaga kantin juga harus menjalani vaksinasi Covid-19.
"Vaksinasi mandiri ada bagi mereka-mereka yang memiliki kemampuan keuangan, tapi untuk masyarakat secara umum harus gratis," tegasnya.
Terkait pembelajaran tatap muka yang rencananya dilangsungkan pada semester mendatang, secara ideologis, pihaknya berharap sekolah tatap muka segera berjalan.
Menurutnya, anak-anak kehilangan masa belajar mengenai kehidupan ketika mereka tidak bertatap muka.
"Banyak hal yang tidak bisa dipahami dan diajarkan guru kepada anak didiknya hanya dengan belajar secara online," katanya.
Pembelajaran tatap muka yang nantinya akan dilakukan, harus selalu mengikuti protokol kesehatan. Seperti siswa hadir hanya 50 persen, tidak boleh lebih dari dua jam pelajaran dan lain-lain. (*)