Berita Regional
Kian Meresahkan, Anggota Komisi I DPR Sepakat KKB Papua Disebut Teroris
Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi setuju KKB Papua disebut teroris. Pasalnya, aksi KKB Papua selama ini cenderung meresahkan masyarakat.
TRIBUNJATENG.COM - Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi setuju KKB Papua disebut teroris. Pasalnya, aksi KKB Papua selama ini cenderung meresahkan masyarakat.
Sudah banyak aksi KKB Papua yang membahayakan keselamatan masyarakat. Tak sedikit pula warga sipil maupun aparat yang menjadi korban.
Terbaru, KKB Papua nekat menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat Susi Air PK-BVY selama 2 jam.

Baca juga: Kepala Suku di Puncak Ini Ungkap Warga Lebih Percaya TNI-Polri Dibanding KKB Papua
Baca juga: Pangdam IV/Diponegoro Sambut Kehadiran Satgas Yonif Raider 400/BR yang Baru Bertugas di Papua
Baca juga: KKB Papua Sandera Pilot Pesawat Susi Air & 3 Penumpang, Kecewa Tak Diberi Dana Desa
Baca juga: Satu Anggota KKB Papua Tewas Ditembak Pasukan TNI Yonif Raider 715/MTL di Intan Jaya
Bobby Adhityo Rizaldi mendukung wacana redefinisi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menjadi Teroris.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Anggota Komisi 1: Aksi KKB Bisa Disebut Teroris'
"Saya setuju dan mendukung wacana ini.
Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua, apakah disebut KKB atau KSB, sejatinya adalah para pelaku atau terduga pelaku terorisme.
Mereka melakukan teror, menebar ancaman, menyandera, membunuh, menyiksa dan menculik warga sipil, dengan motif politik. Maka, mereka adalah teroris," kata Bobby kepada wartawan, Senin, (15/3/2021).
Menurut Politikus Golkar ini meredifinisi KKB Papua dan KSB di Papua merupakan bagian dari upaya penanggulangan aksi kekerasan di Papua secara komprehensif dan terstruktur.
"Ini bisa menjadi konstruksi sosial politik penengah di mana kriminal dengan ‘sedikit’ arsenal persenjataan adalah wewenang polisi, sedangkan separatis adalah penanganan secara militer dilihat dari motif," ujar Bobby.
Ia berharap dengan adanya redifinisi tersebut bisa mempercepat upaya menurunkan tensi ketegangan di Papua dan mempertahankan keutuhan NKRI.
Sehingga menurutnya kesejahteraan di Papua dan Papua Barat segera terwujud.
Sementara itu, pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta menambahkan sampai hari ini belum ada definisi tunggal terhadap kelompok bersenjata di Papua.
Polri menggunakan istilah KKB dan TNI menggunakan istilah KSB.
"Jika mengacu pada UU No 5 Tahun 2018, Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Kelompok bersenjata di Papua sudah memenuhi unsur tersebut di atas untuk disebut sebagai teroris," kata Stanislaus saat dihubungi, Senin 15/03/2021.
Meski demikian, lanjut Stanislaus, diperlukan aksi komprehensif pemerintah dalam melakukan pendekatan dan perlindungan terhadap masyarakat dari berbagai aspek.
Dan secara paralel, juga diperlukan aksi penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata.
"Harusnya mengatasi kelompok bersenjata tersebut tidak tergantung definisi tetapi demi keselamatan rakyat dan tegaknya NKRI.
Jika DPR menjadikan keselamatan rakyat dan tegaknya NKRI sebagai prioritas tentu tidak akan membiarkan persoalan ini terlalu lama menjadi perdebatan," pungkasnya.
Warga Lebih Percaya TNI-Polri Ketimbang KKB Papua
Sementara itu, terungkap bukti bahwa warga Papua lebih percaya dengan TNI-Polri dibanding KKB Papua.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Suku Dani Kabupaten Puncak Jembatan Murib.
Melansir dari Antara, Jembatan Murib mengakui kehadiran personel keamanan TNI-Polri di Papua diyakini telah memberikan rasa aman untuk seluruh warga di Tanah Cenderawasih.
Karena menurutnya aparat selalu bertugas untuk melindungi dan memberikan keamanan bagi masyarakat luas.
Kepala Suku Dani Jembatan Murib dalam keterangan diterima, Selasa (16/3/2021), meminta masyarakatnya untuk tetap berpegang teguh kepada kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya Jembatan Murib sebagai Kepala Suku Dani Kabupaten Puncak Ilaga, meminta kepada masyarakat untuk untuk berpegang teguh kepada kedaulatan NKRI" kata Jembatan Murib.
Kepala Suku Jembatan Murib mengungkapkan, bahwa pemerintah selama ini telah memberikan perhatian khusus kepada masyarakat Papua.
"Selain itu pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus kepada kami masyarakat Papua.
Mulai dari pembangunan hingga banyak anak-anak Papua yang telah menjadi pejabat-pejabat pemerintah baik itu di Papua sendiri maupun juga di luar Papua" jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Jembatan Murib juga mengucapkan terima kasih kepada aparat keamanan yakni TNI-Polri, yang telah memberikan rasa aman kepada masyarakat di Kabupaten Puncak sehingga aktivitas masyarakat sehari-hari bisa berjalan dengan aman dan damai.
Secara terpisah, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta kepada TNI-Polri untuk meningkatkan pengamanan di Papua.
Hal itu lantaran, KKB Papua terus memberikan rasa takut kepada masyarakat.
"Meminta pemerintah dan pemerintah daerah bersama TNI-Polri untuk memperkuat pertahanan dan keamanan di wilayah-wilayah rawan gangguan KKB Papua.
Khususnya di obyek vital dengan mempersempit ruang gerak KKB Papua, dan memutus komunikasi serta jalur pemasok kebutuhan KKB Papua.
Mengingat sepanjang tahun 2021 aksi kriminalitas oleh KKB Papua sudah banyak terjadi" ujar Bamsoet dalam keterangannya.(*)
Berita terkait KKB Papua
Berita terkait Papua
Berita terkait teroris
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ulah KKB Papua Makin Meresahkan, Anggota Komisi I DPR Setuju Mereka Disebut Teroris, ini Alasannya
Baca juga: Hari Pertama Bioskop di Solo Dibuka, Petugas Mall Kewalahan Ingatkan Pengunjung Patuhi Prokes
Baca juga: Lucinta Luna Cerita Reaksi Narapidana Perempuan Melihatnya saat Mandi, Deddy Corbuzier Kaget
Baca juga: Sultan Karpet Hadiahi Atta Halilintar 13 Karpet Bersejarah, Bernilai Seni Sejak Tahun 1800an
Baca juga: Habib Rizieq & Istri Ternyata Sempat Positif Covid-19, RS UMMI Diminta Rahasiakan Kondisinya