Harga Cabai
Orang Doyan Pedes Tak Puas Jajan Ayam Geprek Sambal di Tegal, Ternyata Gara-gara Cabainya
Banyak pedagang atau pemilik rumah makan yang mengurangi porsi cabai dalam pembuatan sambal.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Daniel Ari Purnomo
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Tingginya harga komoditas cabai berdampak kepada unit usaha makanan.
Banyak pedagang atau pemilik rumah makan yang mengurangi porsi cabai dalam pembuatan sambal.
Ada juga yang tetap mempertahankan pedasnya namun harga makanan dinaikkan.
Dampak tersebut juga berlangsung di wilayah Kota Tegal.
Paling tinggi yaitu harga cabai rawit merah seharga Rp 120 ribu per kilogram.
Seorang pedagang ayam geprek, Yanti (45) mengatakan, tingginya harga cabai rawit merah cukup membuatnya pusing.
Saat ini satu buah cabai rawit merah harganya Rp 1.000.
Sementara untuk membuat selera pedas masyarakat rata-rata membutuhkan tiga sampai lima buah cabai.
"Ya kami antisipasi. Jadi buat sambal gepreknya cabai rawit merah dengan cabai merah keriting. Itu tetap pedas," katanya kepada tribunjateng.com.
Yanti mengatakan, ia pun menaikkan harga ayam gepreknya akibat tingginya harga cabai dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya ayam gepreknya dijual seharga Rp 8.000 per porsi.
Karena tingginya harga cabai jadi naik Rp 10 ribu per porsi.
"Tapi kami tetap mempertahankan cita rasa pedasnya. Kalau gak pedas nanti malah gak pada suka," ujarnya.
Sementara pedagang pecel dan mendoan, Ida (40), memilih untuk berhenti dulu membelu cabai rawit merah.
Ia menilai harganya terlalu mahal.
Ia pun menggantinya dengan membeli cabai rawit hijau.
"Rawit merah gak beli sama sekali, terlalu mahal. Diganti rawit hijau yang harganya masih bisa dijangkau," katanya.
(*)