Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

0,1% Warga yang Sudah Divaksin di Kota Semarang Sempat Terpapar Covid, Kini Sudah Sembuh

Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan adanya kasus orang terpapar Covid-19 di Kota Semarang seusai menjalani vaksinasi.

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam menunjukkan progres vaksinasi di Kota Semarang, Kamis (4/3/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARNAG - Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan adanya kasus orang terpapar Covid-19 di Kota Semarang seusai menjalani vaksinasi.

Meski demikian, dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam, orang yang terpapar Covid-19 seusai divaksin tersebut sudah dinyatakan sembuh.

Mereka merupakan orang yang telah divaksin pada tahap pertama lalu.

Saat terpapar, mereka tidak memiliki gejala yang berat.

"Tidak usah bahas masalah angka (jumlah yang terpapar usai divaksin,red).

Jumlahnya hanya 0,1 persen dari jumlah yang sudah kami lakukan vaksinasi," jelas Hakam, saat ditemui di Puskesmas Pandanaran, Kamis (18/3).

Hakam melanjutkan, 0,1 persen orang yang terinveksi Covid-19 belum ada 28 hari dari jangka waktu vaksinasi.

Padahal, vaksin membutuhkan waktu 28 hari setelah vaksin kedua untuk membangun antibodi yang optimal.

Maka, dia mengingatkan masyarakat tidak bereuforia setelah mengikuti vaksin.

Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan 5M yakni mencuci tangan, mamakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

"Ketika baru divaksin, masih mungkin terpapar Covid-19.

Jangan hanya mengandalkan vaksin. Walau sudah divaksin harus tetap jaga protokol.

Satu-satunya yang membuat kita tidak terpapar adalah protokol 5M," tegas Hakam.

Lebih lanjut mengenai perkembangan vaksinasi di Kota Semarang, Hakam menyampaaikan dari 94 ribu sasaran yang didaparkan Kota Semarang pada tahap dua, vaksinasi sudah mencapai 88.400.

Rinciannya, 35.113 lansia, 48.445 petugas publik, dan sisanya tenaga kesehatan yang belum mendapatkan vaksinasi pada tahap pertama.

"Alhamdulillah Sudah banyak yang kami lakukan vaksinasi.

Sebetulnya, sasaran tahap dua sekitar 354 ribu, tapi kami baru dapat vaksin untuk 94 ribu sasaran," sebutnya.

Pihaknya belum mendapat informasi lenih lanjut kapan jatah vaksin dari pusat untuk Kota Semarang akan tiba lagi.

Saat ini, vaksin untuk suntikan pertama tinggal tersisa 6.216 dosis.

Karena keterbatasan logistik, pihaknya mengutamakan untuk vaksinasi lansia.

Sedangkan untuk petugas publik, dia meminta instansi bersangkutan berkirim surat ke Dinas Kesehatan untuk mendapatkan kuota.

Namun, mereka harus menunggu sesuai jadwal yang ditentukan Dinas Kesehatan.

Sedangkan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi berharap tren Covid-19 di Kota Semarang terus turun jelang Ramadan 1442 H.

Saat ini penurunan angka kasus Covid-19 terus dicatatkan Kota Semarang, yakni tinggal 295 kasus.

Itu cukup signifikan jika dibandingkan pada Desember yang mencapai angka 1.100 kasus.

Harapan tersebut disampaikan Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu, agar aktivitas Ramadan di Kota Semarang bisa kembali dibuka.

Untuk itu dirinya akan terus mengupayakan upaya penanganan Covid-19 di Kota Semarang berjalan baik dan lancar.

Misalnya, sebut dia, terkait kesadaran masyarakat tentang protokol kesehatan hingga vaksinasi.

Jika rencananya tersebut berjalan lancar, tidak menutup kemungkinan adanya pembukaan aktivitas Ramadan di Kota Semarang, seperti di tiga masjid besar yang ada, yaitu Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Kauman dan Masjid Baiturrahman.

"Insyaa Allah aktivitas Ramadan tahun ini akan kita buka.

Termasuk di Masjid Kauman, MAJT dan Masjid Baiturrahman.

Kuncinya kesadaran masyarakat untuk disiplin menjaga protokol kesehatan tetap dijaga dan vaksinasi berjalan lancar," ujarnya, Kamis (18/3).

Sementara mengenai vaksinasi, kemungkinan besar tidak bisa rampung tahun ini.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Muzani saat berkunjung ke Semarang kemarin.

Menurutnya, ntuk mencapai herd immunity atau kekebalan komunal, ia memperkirakan Indonesia butuh waktu hingga 2023.

Sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, untuk mencapai herd immunity maka 70 persen populasi sebuah negara harus sudah divaksin.

Artinya di Indonesia, 183 juta penduduknya harus divaksin.

"Namun, untuk mencapai angka vaksinasi itu, dinilai cukup berat.

Hingga saat ini vaksinasi di Indonesia baru menyasar 4 juta penduduk," kata Ahmad Muzani saat di Semarang, dalam keterangan tertulis, Kamis.

Muzani yang juga menjabat Sekjen Partai Gerindra ini menerangkan, sekitar 2 juta penduduk sudah dua kali vaksin dan 2 juta lainnya baru sekali.

Jumlah 4 juta itu, kata dia, masih terlalu jauh dibandingkan angka rekomendasi dari WHO yakni 70 persen dari populasi.

Ketua Fraksi Gerindra DPR RI itu mengakui ada keterbatasan vaksin.

Menurutnya, seluruh dunia saat ini sedang berlomba untuk mendapatkan vaksin.

"Di sisi lain, ada keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah," kata pria kelahiran Tegal Jawa Tengah tersebut. (eyfmam)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved