Pelemparan Batu
Atlet Lempar Batu ke Truk di Jawa Tiru Kebiasaan Sumatra: Ini Iseng, Sulit Dilacak
Akhir-akhir ini kasus pelemparan batu terhadap kendaraan barang atau truk marak di sejumlah titik di Kota Semarang.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Penulis: Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Akhir-akhir ini kasus pelemparan batu terhadap kendaraan barang atau truk marak di sejumlah titik di Kota Semarang.
Beberapa waktu lalu, kaca truk pecah karena dilempar batu di Tanjakan Silayur Ngaliyan dan di Mangkang Tugu Kota Semarang.
Bahkan, jalur Pantura Semarang-Kendal dijuluki sarang 'atlet lempar batu' karena saking banyaknya kejadian truk dilempari batu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan Yogyakarta, Bambang Widjanarko menuturkan banyak laporan yang masuk terkait maraknya pelemparan batu yang mengenai kaca truk.
"Aksi pelemparan kaca truk yang marak terjadi dewasa ini terjadi di Pulau Jawa. Sebelumnya sudah lama sering terjadi lebih dulu di Pulau Sumatera," kata Bambang kepada Tribun Jateng, Kamis (18/3/2021).
Ketika ditanya apakah ada kaitannya dengan persaingan bisnis, dia menampiknya.
Ia menegaskan aksi dari orang yang tidak bertanggung jawab ini bukan karena bisnis.
Selain itu, ia juga menduga aksi pelemparan ini bukan juga karena motif materi atau percobaan perampokan.
"Kami duga, aksi pelemparan ini terjadi karena motif iseng saja dari sejumlah orang," katanya.
Bambang menambahkan, aksi pelemparan batu yang mengenai kaca truk juga kerap terjadi karena dipicu ulah sopir truk yang mengemudi secara ugal-ugalan.
Tindakan itu dapat memancing oknum di masyarakat yang jengkel dan melempari truk dengan batu.
"Ada juga kejadian pengemudi lain yang jengkel karena jalurnya dari arah berlawanan 'dimakan' truk yang sedang menyalip. Sehingga orang itu berbalik arah menggunakan sepeda motor untuk mencegat truk dan melempari kaca dengan batu," kata Bambang.
Ia menegaskan pelaku aksi pelemparan terhadap truk tersebut bukanlah para profesional di bidang kejahatan.
Sehingga polisi akan sulit untuk melacak dan menangkap.