Berita Viral
Ngaji Gus Baha: Saat Orang Alim Diejek, Gimana Kok Sikapnya Tidak Tegas? Jawabannya Menohok
Ketika saya akan memecahkannya, ternyata saya stroke, atau gelasnya dicuri orang, atau tiba-tiba ada puting beliung yang membuat saya jatuh
Ketika saya akan memecahkannya, ternyata saya stroke, atau gelasnya dicuri orang, atau tiba-tiba ada puting beliung yang membuat saya jatuh.
Jadi artinya begini: kuncinya Allah itu digjaya, tidak nyulayani janji, karena Allah itu yang bisa mengatur. Beda dengan manusia yang niat baik saja kadang tidak bisa baik, karena tidak bisa mengatur," tambahnya.
Mata Manusia Tidak Melihat atau Tahu
Logika Quran itu begitu. "Jadi jika ditanyai mengapa Allah Mengetahui? Ya karena Allah yang membuat. Beda dengan manusia.
Rukhin saya tanyai: mengapa bisa tahu kitabku warna putih. Jawabnya: karena saya punya mata, Gus. Itu bodohnya manusia, justru punya dan memakai mata itu yang menurut Quran membuat manusia tidak melihat/tahu.
Masalah melihat dengan mata adalah ketika matanya sudah rabun, atau barang yang dilihatnya berada jauh, itu membuat manusia tidak bisa melihatnya.
Kalau menurut Quran tidak begitu: Yang menjadikan tahu/melihat itu adalah karena penciptaan, yang membuat.
Karena itu di Quran ada ayat : أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ ala ya'laamu: ana ta ora eruh (sapa?) man: wong khalaqa: kang nggawe (sapa? man)
Angger wong sing nggawe ya mesti eruh," kata Gus Baha.
Misalnya begini: saya ini insiyur, atau desainer, atau tukang batu yang membuat Monas. Di Monas saya taruh emas sekilo lalu saya tutupi beton lagi.
Lalu saya pulang ke Bedukan Jogja. Ketika saya ditanyai: Di Monas itu ada apa saja?
Jawab saya: Ada emas sekilo, di kedalaman sekian. Lho kok bisa tahu? Lha memang saya yang membuatnya.
Karena itulah Allah mengisnadkan ngerti dengan nggawe. أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ . Sudah tidak ada di tempat pun ya masih tahu, karena yang membuat.
Kalau nggak tahu itu karena memakai mata, tiap barang tertutupi, mata tidak akan bisa melihat. Atau kau tahu tapi kau bukan pembuatnya.
Masalahnya Allah itu tidak akan tertipu, karena Dia yang membuat, yang menentukan, tidak ada yang menguasai-Nya, jadi sekali dhawuh selalu sesuai dengan dhawuh-Nya.