Kalah Telak 3-0, WGM Irene Sukandar Minta Dewa Kipas Tidak Di-bully

Langkah blunder memang menjadi sebab utama kekalahan Dewa Kipas. Dia tak terbiasa bermain 10 menit, butuh waktu berpikir panjang. Dia mengatakan, kemenangan-kemenangan yang biasa diraihnya adalah di laga partai dengan memanfaatkan blunder lawan.

Lebih lanjut, Dewa Kipas memuji Irenemeski awalnya sempat merasa bisa menang. Dia mengakui betul kualitas sang pecatur wanita kebanggaan Indonesia. "Kekalahan? Sangat menerima. Mbak Irene layak menjadi GM wanita, semoga Mbak Irene tetap lebih sukses," kata Dewa Kipas.

Di sisi lain Irene mengaku sepakat dengan penyataan dua komentator pertandingan Grandmaster Susanto Megantoro dan Chelsie Monica Ignesias Sihite yang menyebut jika kualitas Dewa Kipas 'hampir master' dan bisa bermain catur dengan baik. "Saya sependapat dengan teman-teman saya di pelatnas. Untuk pertandingan sendiri saya sangat enjoy," ucap Irene.

Irene juga tidak menganggap remeh Dewa Kipas. Ia mengaku tetap melakukan persiapan dan mencari tahu gaya permainan Dewa Kipas sebelum pertandingan. "Saya juga mempersiapkan diri untuk melawan bapak," ucap Irene.

Setelah pertandingan ini Irene meminta warganet tak lagi mem-bully Dewa Kipas. "Setelah dari sini, please netizen, saya mohon jangan ada yang menghujat dan mem-bully Pak Dadang," ujar Irene.

Secara tegas, Irene menegaskan bahwa duel catur ini bukan untuk membuktikan siapa yang lebih hebat. Ini juga bukan tentang membuktikan apakah Pak Dadang curang saat melawan di chess.com. "Dengan adanya pertandingan ini, kita menjalin persahabatan, kita menjalin silaturahmi. Sekali lagi mesti saya tekankan, ini kita ke sini untuk persahabatan, bukan sama sekali ajang pembuktian, ya, teman-teman yang nonton. Ini kita menjalin persahabatan," imbuhnya.

Berkat kemenangan ini, Irene berhak menerima hadiah sebesar Rp200 juta. Sedangkan, Dewa Kipas tetap membawa pulang Rp100 juta.(tribun network/fer/dod)