Berita Video
Video Anggota DPRD Candra Saputra Semangati Gading Difabel Mandiri
Gading Ogi Syahputra (16), yang mengalami keterbatasan fisik, tapi tetap semangat jualan rokok keliling.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Berikut ini video anggota DPRD Candra Saputra semangati Gading difabel mandiri.
Mendengar Gading Ogi Syahputra (16) warga Dukuh Bubak RT 2 RW 7, Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah yang mengalami keterbatasan fisik dan tetap semangat untuk berjualan rokok keliling komplek Pemkab Pekalongan, alun-alun Kajen, pasangan anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Candra Saputra-Shinanta Previta Anggreani merasa terenyuh.
Oleh karena, pasangan suami istri dewan tersebut langsung disambut oleh ibu Gading yang bernama Susyanti (46). Kebetulan juga Gading belum keluar untuk jualan dagangannya
Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Candra Saputra mengatakan, pihaknya menyampaikan dapat informasi Gading penyandang difabel jualan di Komplek Pemkab Alun Alun Kajen melalui media.
"Saya membaca dari media online dan koran, ternyata Gading ini biasanya jualan di alun alun dan kebetulan itu Komplek Kantor kami."
"Kebetulan, kami juga baru dari luar Kota baru bisa kesini untuk memberikan suport agar Mas Gading ini bisa nenjalani hidup tetap penuh semangat untuk meraih cita-citanya. Yang paling saya kagumi Gading itu tetap berbakti kepada kedua orangtua untuk membantu berjualan," kata Candra Saputra kepada Tribunjateng.com, Senin (29/3/2021).
Sebagai anggota DPRD, pihaknya akan mendorong Pemkab Pekalongan melalui Dinas Sosial untuk perhatian kepada penyandang disabilitas dan harus ada program-program terobosan.
"Kami akan mendukung dinas sosial, melakukan terobosan dengan menyalurkan program atau usaha-usaha bagi mereka yang berkebutuhan khusus."
"Lalu, semangat Gading ini memang perlu dicontoh. Kita yang sehat seperti ini tak boleh kalah dengan Mas Gading dengan segala keterbatasan masih tetap semangat membantu kedua orang tuanya, dan ini yang membuat kita datang kesini agar tetap semangat," imbuhnya.
Sementara itu, Susiyati orangtua Gading mengatakan, anaknya sudah berjualan rokok menggunakan sepeda sudah dua tahun ini.
"Saya sudah melarang Gading berjualan, tapi selalu tidak mau dan marah-marah. Katanya 'pengen duwe duit dewe' (pingin punya duit sendiri) bantu bapaknya dan ibunya," katanya.
Susiyati mengatakan, kondisi anaknya itu sudah diketahui sejak dalam kandungannya. "Sejak dalam kandungan Gading sudah beda. Lahirnya saja disedot atau divacum," katanya.
Banyak orang yang kasihan dengan anaknya dan banyak juga orang mau memberikan uang, tapi Gading selalu menolaknya.
"Gading selalu nolak ketika mau diberikan uang dari orang," imbuhnya.
Gading ketika jualan seringnya sore hari dan pulang malam hari sekitar pukul 22.00 WIB.
"Anaknya selalu bawa sarung untuk salat ketika berjualan," ucapnya.
Ia menceritakan, anaknya pernah bercerita kalau dagangannya sering hilang diambil orang ketika sedang istirahat.
"Sering hilang rokok dagangan anaknya. Tapi, gading sudah tau yang mengambil siapa tapi anaknya hanya membiarkan," tuturnya.
Dalam sehari, Gading bisa membawa pulang uang Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu. Uang itu digunakan untuk modal dagang keesokan harinya dan ditabung.
"Uang tabungannya sekitar Rp 2 juta, tabungannya dibelikan tiga ekor kambing dan buat gerobak rokok untuk jualan bapaknya."
"Kalau pagi sampai sore bertani, lalu pada malam hari jualan rokok di dekat Masjid Al-Khuzaemah," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, tak ada kata menyerah bagi Gading Ogi Syahputra (16) warga Dukuh Bubak RT 2 RW 7, Desa Kebonagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, meskipun mereka mengalami keterbatasan fisik ia tetap semangat untuk berjualan rokok keliling komplek Pemkab Pekalongan, alun-alun Kajen, Jumat (26/3/2021).
Dengan menggunakan sepeda ontel yang sudah dimodifikasi menjadi roda tiga dan gerobak kecil bertuliskan 'Lapak.... Rokok... Gading... Bro...', ia keliling menjajakan dagangannya di sekitar alun-alun Kajen.
Sambil mengayuh sepedanya yang usang Gading selalu bilang rokok.. rokok.. rokok. Walaupun dengan keterbatasannya, ia tetap semangat untuk menjajakan jualannya.
Memang postur kaki gading tidak sempurna, ketika ia sedang istirahat ia bergerak dengan cara menyeret tubuhnya.
Gading mengatakan, banyak warga yang akan mengasih uang untuk dirinya, tapi ia selalu menolak.
"Saya mau dikasih uang dari orang, tapi saya tidak mau. Harus beli rokok," kata Gading kepada Tribunjateng.com dengan suara terpatah-patah, Jumat (26/3/2021).
Ia berjualan rokok karena ingin membantu kedua orangtuanya. "Mau mandiri dan tidak mau meyusahkan orangtua," ujarnya.
Ia mulai berjualan keliling pada pagi hari sampai siang, terus sorenya jualan lagi sampai malam.
"Sore habis salat Ashar berangkat, pukul 10.00 WIB baru pulang. Kalau pagi pukul 8 sampai dzhur," ucapnya.
Tribunjateng.com, mengikuti Gading berjualan rokok, dari rumahnya ke alun-alun Kajen hampir dua kilometer ia mengayuh sepedanya.
Ia juga bercerita, pernah rokoknya sering diambil orang ketika sedang mau salat di masjid.
"Dua bungkus rokok hilang, terus keesokan harinya tiga bungkus hilang lagi," ucapnya.
Hasil jualan rokok, ia tabung di BMT yang berada di dekat rumahnya.
"Dari hasil jualan, sudah punya kambing," katanya.
Meski menyandang disabilitas, Gading ternyata juga tak mau ketinggalan zaman.
Ia belajar mengenal media sosial Facebook untuk berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal.
Selain Facebook ia juga memiliki WhatsApp apabila ada pelanggan yang ingin membeli rokok.
"Pakai rekaman suara saat ada pelanggan mau beli rokok, karena saya tidak bisa baca," tambahnya
Gading merupakan putra kedua dari pasangan suami-istri Suwono (46) - Susiyati (46). (*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :