Berita Blora
Kisah Maling Genthiri: Si Robin Hood Asal Blora
Kedua tokoh cerita rakyat ini memiliki karakter yang sama, yakni pencuri yang suka membagikan hasil jarahannya kepada warga miskin.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: M Syofri Kurniawan
Kisah Maling Genthiri ini juga diabadikan dalam buku yang berjudul ‘Cerita Rakyat Jawa Tengah Kabupaten Blora’ yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah.
Di situ diceritakan, bahwa Maling Genthiri merupakan putra dari Ki Ageng Pancuran.
Nama kecilnya adalah Maling Kondang.
Ketika menginjak usia dewasa, Maling Kondang berguru kepada Sunan Ngerang di Semarang.
Adapun nama Genthiri adalah pemberian Sunan Ngerang.
Sebab, sebelum benar-benar diterima sebagai murid, Maling Kondang telah mencuri perhatian sang guru dengan bersembunyi di kolong rumah geladak tempat Sunan Ngerang mengajarkan ilmunya.
Setelah diangkat sebagai murid, Sunan Ngerang memberinya nama julukan Maling Genthiri, karena memiliki sifat layaknya hewan genthiri yang bersembunyi di kolong.
Singkat cerita, setelah tuntas dalam menuntut ilmu kepada Sunang Ngerang, Genthiri pun mengembara di wilayah Blora dan Rembang.
Di sela-sela pengembaraannya, Genthiri memiliki kebiasaan mencuri.
Mencuri harta orang kaya kemudian hasilnya diberikan kepada orang miskin.
Mengingat usianya yang kian dewasa, Genthiri pun merasa ada yang kurang dalam hidupnya.
Dia ingin mempersunting seorang perempuan demi menggenapkan kebahagiaan hidup.
Perempuan yang dikehendakinya adalah Dewi Sirep anak Mbok Randha Suganti dari Desa Sapetik, Sulang.
Mengetahui apa yang diinginkan oleh anak lelakinya, Ki Ageng Pancuran mengutus adiknya bernama Jarum untuk ke Sapetik melamar Dewi Sirep.
Rupanya lamaran tersebut ditolak. Dewi Sirep sudah memiliki pujaan hati bernama Jaka Salakan.