Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Gadis Hebat Ini Banting Tulang Jual Cabai dan Sayur, Usia 19 Tahun Jadi Ortu, Sekolahkan 3 Adiknya

Gadis hebat ini berharap pada kepolisian agar mengungkap kasus tabrak lari yang menimpa orang tuanya

Editor: muslimah
Tribunmedan(tribun-medan.com/Fredy Santoso
Mega Sari Nainggolan dan Anda, anak korban tabrak lari, sedang belajar di rumahnya, di Jalan Kawat 3, Gang Padi, Tanjung Mulia Medan, Sumatra Utara. Pada (6/4/2021). 

TRIBUNJATENG.COM - Kisah sedih ini datang dari Medan.

Perjuangan seorang gadis yang harus banting tulang demi keluarga

Kecelakaan tragis menjadi awal kisah ketegarannya

Di usianya yang masih 19 tahun, Mega Sari Nainggolan harus menjadi orang tua bagi tiga adiknya.

Ia harus banting tulang menjual cabai dan sayur-sayuran di pasar.

Cewek hebat itu meneruskan lapak orang tuanya demi membiayai hidup dan sekolah ketiga adiknya.

Ketiga adiknya adalah Dinavalent Nainggolan (17), kelas 2 SMK, Nova Sintiya Nainggolan SMP kelas 3 serta adik bungsunya Anda Satrio Nainggolan kelas 1 SMP.

Baca juga: Cerita Amanda Manopo Nyaris Dipelet Lewat Makanan, Beruntung Ada Teman yang Menolong

Baca juga: Saat Istrinya Melayani Pria Hidung Belang, AH Justru Duduk Menyaksikan Sambil Menyemangati

Baca juga: #LokalTakGentar Kolaborasi Brand Fashion Dalam Negeri Lawan Ekspansi Produk Fashion Luar

Sementara, Mega Sari Nainggolan sendiri kini tengah menempuh pendidikan Program Diploma IV Akuntansi Perguruan tinggi di Politeknik Medan.

Kehebatan gadis ini berjuang hidup, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi, Senin (29/3/2021) pukul 03.30 WIB dini hari.

Ayahnya, Untung Nainggolan dan Ibunya Rianta Sihombing, menjadi korban tabrak lari di persimpangan antara Jalan Bhayangkara dan Metereologi Raya, Sampali, Kota Medan, Sumatera Utara.

Pelaku tabrak lari hingga kini dalam pencarian polisi.

Gadis hebat ini berharap pada kepolisian agar mengungkap kasus tabrak lari yang menimpa orang tuanya.

Kronologi

Wanita hebat ini menceritakan saat itu ayah dan ibunya berangkat dari rumah di Jalan Kawat 3, Gang Padi menuju Pasar Raya Komplek Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC) menggunakan motor Honda Revo.

Keduanya berangkat sekitar pukul 03.00 WIB.

Dalam peristiwa itu, Rianta Sihombing meninggal di Rumah Sakit (RS) Imelda Medan, setelah dibawa dari lokasi kejadian ke rumah sakit pascakecelakaan.

Nyawanya tak tertolong lantaran luka yang dialami korban Rianta cukup parah.

Sementara Untung Nainggolan meninggal sehari setelah kejadian.

Tepat pada hari Selasa, ia mengalami koma sebelum dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.

Seminggu usai kepergian kedua orang tuanya, anak sulung almarhum, Mega Sari Nainggolan terpaksa banting tulang untuk membiayai pendidikan dan kehidupan ketiga adiknya yaitu, Dinavalent Nainggolan (17), kelas 2 SMK, Nova Sintiya Nainggolan SMP kelas 3 serta adik bungsunya Anda Satrio Nainggolan kelas 1 SMP.

Mega berencana meneruskan usaha kedua orang tuanya, yaitu berjualan cabai dan sayur-sayuran di pasar.

Sama seperti orang tuanya sebelum meninggal, ia akan bangun pagi-pagi buta sekitar pukul 03:30 WIB untuk belanja barang dagangan ke agen sebelum dijual secara eceran di Pasar Brayan, Medan.

Hal itu dilakukan agar dapat membiayai biaya pendidikannya dan ketiga adiknya yang masih bersekolah.

"Jualan. Pagi-pagi bangun, nanti ada kawan almarhum mamak yang jemput pakai becak belanja, trus habis itu ke pajak jualannya," katanya saat ditemui di rumahnya yang berada di Jalan Kawat 3 Gang Padi, Tanjung Mulia, Medan pada Selasa (6/4/2021).

Bingung Biaya Kuliah

Saat ini Mega Sari Nainggolan sedang menempuh pendidikan Program Diploma IV Akuntansi Perguruan tinggi di Politeknik Medan.

Untuk biaya kuliahnya pun ia masih bingung harus ke mana mencarinya.

Sebab biaya per semesternya cukup besar.

Apalagi kini dia harus mencari uang sendiri semenjak orang tuanya tiada.

Saat ini mereka tinggal bersama nenek dan kakek dari almarhum ibunya.

Mereka tinggal di area pinggiran Jalan Tol, berbatas dengan tembok pembatas jalan.

Untuk menuju ke lokasi rumahnya pun harus melewati jalan kecil berbatu yang hanya muat satu kendaraan roda dua.

Belum lagi harus melewati jalan setapak pinggiran rawa-rawa serta melewati jemuran warga sekitar.

Nenek Mega, biasa dipanggil Opung Raksi Silaban, mengatakan akan berusaha merawat keempat cucunya tersebut.

Mereka akan berupaya keras supaya Mega dan adiknya tetap bisa melanjutkan pendidikan.

Meskipun hidup dalam keluarga yang sederhana, berdagang di pasar serta suami sebagai sopir truk sebuah pabrik, Nenek Mega menegaskan akan berupaya menghidupi anak dari almarhum anak perempuannya tersebut.

"Kita bakal berusaha merawat mereka. Sama-sama lah nanti keluarga membantu," katanya.

Opung Raksi berharap agar pelaku yang menabrak anaknya segera menyerahkan diri dan bertanggung jawab.

Ia berharap agar pelaku mengerti bahwa ada empat anak dari korban tabrak lari tersebut yang harus dinafkahi.
Sementara orang tuanya meninggal secara tragis.

"Maunya sadarlah, mengaku. Bukan seperti ini. Lihatlah disini," katanya.

G
Kapolsek Percutseituan, AKP Jan Pieter Napitupulu (Tribunmedan)

Terus Diselidiki

Sementara itu, Kapolsek Percutseituan, AKP Jan Piter Napitupulu membenarkan peristiwa nahas tersebut.

Ia dan jajarannya sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus tabrak lari yang menewaskan pasangan suami istri Untung dan Rianta.

Janpiter menjelaskan proses penyelidikan terkendala karena tidak ada saksi mata dan rekaman CCTV terkait kecelakaan itu.

Pihaknya telah melakukan pemeriksaan ke sejumlah rekaman CCTV milik warga sekitar untuk mengungkap penyebab dan pelaku yang tidak bertanggungjawab, namun belum menemukan titik terang.

"Sedang dalam proses penyelidikan. Saat ini kita juga sudah memeriksa CCTV. Karena kejadiannya pagi sekali jadinya susah. Makanya kita berharap juga kalau ada warga yang tahu, ataupun terekam di CCTV-nya segera melaporkan," katanya saat dihubungi melalu telepon seluler.

Meski begitu, Janpiter menegaskan akan terus berusaha agar menemukan pelaku.

Saat kejadian nahas tersebut, ia mengaku menyempatkan diri ke rumah almarhum untuk memberikan support kepada keluarga.

"Kita akan berusaha. Saat kejadian pun kita datang ke rumah. Kita bantu juga proses pencarian dari Jasa Raharja," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Duka Gadis di Medan Banting Tulang Demi 3 Adiknya, Orangtuanya Tewas Kecelakaan Maut

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved