Berita Regional
Cerita Kepsek Sembunyi 2 Jam di Semak Saat KKB Papua Bakar Sekolah & Bunuh 2 Guru
Cerita mencekam diungkapkan Kepala SMP Negeri 1 Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Junedi Arung Sulele yang berhasil lolos dari penembakan KKB Papua
Setelah dua jam bersembunyi di semak-semak, Junedi akhirnya keluar dari persembunyian.
Dia berani keluar saat mendengar suara petugas keamanan.
"Waktu petugas jemput korban ini tidak temukan saya. Akhirnya mereka dobrak pintu, dia cari saya tidak ada. Makanya anggota diatas sana pikir saya diculik, padahal saya menyelamatkan diri," tutur Junedi.
Petugas lalu membawanya ke Koramil Beoga.
"Karena saya dengar suara pakai bahasa umum (bahasa Indonesia), saya buang suara, dan keluar dari semak-semak, dan kemudian ke Koramil," kata Junedi.
Junedi mengatakan, rekannya Yonatan yang menjadi korban sudah bekerja selama dia tahun di SMP Negeri 1 Beoga sebagai guru kontrak.
Yonatan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang berada di Toraja, Sulawesi Selatan.
Jenazah nantinya akan diterbangkan ke Toraja.
"Informasi dari keluarga mau dibawa ke Toraja untuk dimakamkan," ujar Junedi.
Aksi Brutal KKB Papua Bakar Sekolah
Setelah KKB Papua pimpinan Sabinus Waker melakukan aksi brutal dengan membakar sekolah dan membunuh dua guru, situasi di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, kini tidak kondusif.
Aksi brutal KKB Papua ini menyebabkan dua orang guru tewas tertembak.
Sedangkan sejumlah bangunan sekolah hangus dibakar oleh KKB.
Kini masyarakat dihantui ketakutan, karena KKB yang sebenarnya bermarkas di Kabupaten Intan Jaya tersebut masih berada di kawasan Beoga.
"Situasi masih mencekam, tadi pagi masih ada bunyi tembakan dua kali," ujar Eni (bukan nama sebenarnya) salah satu warga Beoga saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (10/4/2021).