Berita Kabupaten Tegal
Remedial Bendungan Cacaban Tegal Capai 56 Persen, Ditargetkan Rampung Januari 2022.
Progres pengerjaan proyek Remedial Bendungan Cacaban, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, sudah mencapai 56 persen.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: abduh imanulhaq
Penulis: Desta Leila Kartika
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Progres pengerjaan proyek Remedial Bendungan Cacaban, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, sudah mencapai 56 persen.
Sejumlah pekerjaan mulai dari pengamanan struktur konstruksi tubuh bendungan, perbaikan spillway, pengerukan sedimen, dan penataan kawasan wisata ditargetkan rampung seluruhnya bulan Januari 2022.
Informasi ini disampaikan perwakilan PT Sumber Karsa Indah Utama (SKIU) selaku pelaksana konstruksi, Widodo, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Sabtu (17/4/2021).
Widodo menguraikan, proyek remedial ini mencakup tiga lokus yang meliputi penataan kawasan wisata, pengamanan tubuh bendungan, dan bangunan pelimpah atau spillway.
Adapun pengerjaannya akan berlangsung selama 450 hari kalender dengan jangka waktu pemeliharaan 180 hari kalender.
Pada lokus penataan kawasan wisata ini, warga pengunjung akan bisa menikmati sejumlah fasilitas dan utilitas seperti gardu pandang, sentra oleh-oleh, jogging track, pujasera, musala, toilet, dermaga, dan taman bermain.
“Kiranya bangunan gardu pandang ini akan menjadi ikon menarik di Cacaban. Dengan ketinggiannya yang mencapai 5,5 meter, dari sini warga pengunjung bisa menikmati lansekap pemandangan lepas bentangan air Waduk Cacaban dengan pulau-pulau kecil di tengahnya,” ujar Widodo.
Widodo mengaku tidak ada kendala berarti selain cuaca hujan yang lebih panjang dari perkiraan.
Kondisi hujan seringkali memaksa pihaknya harus menghentikan sementara pekerjaan konstruksi demi keamanan dan keselamatan para pekerja.
Pengawas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kuswandi, menambahkan pengerjaan proyek remedial ini melibatkan 300 orang tenaga kerja.
“Total jumlah pekerja di sini ada sekitar 300 orang, 70 persennya berasal dari warga sekitar Waduk Cacaban. Dalam bekerja, mereka pun selalu kita pantau, mulai dari penerapan protokol kesehatan seperti pengukuran suhu tubuh hingga penggunaan alat keselamatan kerja. Di tengah situasi pandemi ini tentunya kita tidak ingin ada penularan Covid-19, sehingga risiko itu kita minimalkan," jelasnya.
Kuswandi menambahkan proyek Remedial Bendungan Cacaban senilai Rp 38,3 miliar ini termasuk dalam skala prioritas Proyek Peningkatan Operasional dan Keselamatan Bendungan Tahap 2 atau Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP2).
Usia Bendungan Cacaban sudah terbilang tua, sekitar 62 tahun sejak pertama kali beroperasi tahun 1958.
“Melihat usianya ini, keberadaan bangunan bendungan menyimpan potensi bahaya besar sehingga harus dilakukan remedial, termasuk pengerukan sedimen yang diperkirakan mencapai volume 14 ribu meter kubik,” terangnya.