Pemudik Masuk Jawa Tengah Via Cemoro Kandang Belum Terlihat
Pemudik pulang lebih awal belum terlihat di Pos Penyekatan Cemoro Kandang Tawangmangu Karanganyar sejak tiga hari beroperasi.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: Daniel Ari Purnomo
Penulis: Agus Iswadi
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Pemudik pulang lebih awal belum terlihat di Pos Penyekatan Cemoro Kandang Tawangmangu Karanganyar sejak tiga hari beroperasi.
Dalam rangka mengantisipasi pemudik yang pulang kampung lebih awal, Polres Karanganyar mendirikan pos penyekatan di jalur perbatasan antara Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah dengan Kabupaten Magetan Jawa Timur.
Kepala Pos Penyekatan Cemoro Kandang, Ipda Marindra Prasetya menyampaikan, sasaran penyekatan ini diutamakan kendaraan yang melintas dari arah Magetan menuju ke wilayah Karanganyar. Selain melakukan pemeriksaan surat-surat kelengkapan berkendara, polisi juga membagikan masker kepada pengendara yang tidak mengenakan masker.
Pemeriksaan menggunakan rapid swab antigen juga dilakukan kepada beberapa pengguna jalan dengan Nopol luar Jateng.
"Kalau ada yang positif diminta putar balik untuk menjalankan isolasi mandiri," katanya kepada Tribunjateng.com, Kamis (22/4/2021).
Sejak beroperasi selama tiga hari, lanjutnya, belum ada pengendara yang dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid swab antigen. Mayoritas kendaraan itu Nopol Jawa Timur. Mereka hendak ke Solo untuk belanja.
Ipda Marindra Prasetya mengungkapkan, hingga saat ini belum ada pemudik yang pulang kampung lebih awal. Seperti diketahui bersama, pos penyekatan ini dalam rangka pemeriksaan sekaligus sosialisasi awal kepada pengguna jalan sebelum diterapkannya larangan mudik pada 6 Mei 2021.
Pengemudi mobil asal Magetan, Sakti mengatakan, melakukan perjalanan menuju ke Solo karena ada kepentingan hendak mereparasi playstation. Dia tidak mengetahui apabila ada pos penyekatan di perbatasan Karanganyar dan Magetan. Mengingat, sepengetahuannya penyekatan dimulai pada 5 Mei 2021.
Sakti tidak mempermasalahkan adanya pemeriksaan menggunakan rapid swab antigen. Hanya saja dia menyayangkan, kenapa saat pesta demokrasi semua disuruh mudik atau pulang kampung, sedangkan saat lebaran tahun ini ada larangan untuk mudik.
"Masak mau ketemu orang tua, sungkem ke orang tua. Siapa yang ngelahirin kita kalau bukan ibu. Masak mau sungkem orang tua nggak boleh," ungkapnya.
Pengguna jalan lainnya, Suyanto berharap, penyekatan lebih diperketat sehingga aktivitas keluar maupun masuk wilayah provinsi dapat dipantau.
"Jangan sampai ada ruang gerak untuk keluar masuk dari provinsi satu ke yang lain. Kalau bisa jangan mulai tanggal 6 (Mei 2021). Karena banyak perantau yang mengajukan jadwalnya (mudik lebih awal)," pungkasnya.