Warga di Kendal Pasung Anak Tantrum Sampai Buta, Dikira Kerasukan Roh Jahat
Mereka berpikir anak mereka yang seorang penyandang disabilitas lebih dikaitkan ke hal mistik berupa kemasukan roh jahat.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Menurut dia, kesulitan yang dihadapi para relawan dan para guru SLB lantaran keyakinan orangtua yang masih kolot.
Mereka berpikir anak mereka yang seorang penyandang disabilitas lebih dikaitkan ke hal mistik berupa kemasukan roh jahat.
Mereka membentengi diri sehingga petugas kesulitan untuk membujuk agar anak tersebut mendapat perlakuan layak.
"Orangtua selalu bilang itu anaknya jadi orang lain tak perlu mencampurinya.
Namun para petugas belum menyerah dan masih terus membujuk," terangnya.
Untuk di Kota Semarang, kata dia, tak kalah mirisnya.
Kejadian yang menimpa para penyandang disabilitas di Kota Semarang ada seorang anak difabel ditempatkan bersebelahan kandang kambing di Rowosari, Tembalang, Kota Semarang.
Anak itu penyandang difabel down syndrome.
"Hal itu kami temukan saat home visit.
Kami lantas menanganinya.
Mirisnya Ayah anak difabel itu lebih rajin mengurus kambing daripada anaknya," kata dia.
Dia tak memungkiri kejadian-kejadian tersebut seringkali ditemukan di daerah pedesaan.
Kurangnya edukasi dari pihak-pihak terkait membuat orangtua cenderung abai.
"Tentu edukasi harus melibatkan harus dari berbagai pihak baik dari pemerintah, tenaga medis, komunitas dan lainnya," terangnya.
Persoalan di perkotaan yang dihadapi para penyandang disabilitas di Kota Semarang juga tak kalah peliknya.