Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tadarus

Ladang Amal saat Pandemi Covid-19

Dalam perspektif  agama Islam, wabah pandemi Covid-19 merupakan salah satu bentuk ujian atau cobaan dari Allah.

Editor: rustam aji
istimewa
Wahyudi : Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah/Dosen FITK UIN Walisongo Semarang 

Wahyudi

 Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

Dosen FITK UIN Walisongo Semarang

PENGEMBARAAN wabah pandemi Covid di tanah air masih bertengger, meski sudah satu tahun lebih beratraktif, sampai saat ini belum tampak adanya gejala-gejala penurunan. Bahkan akhir-akhir ini, di saat pemerintah gencar mengadakan gerakan vaksinasi, di beberapa daerah tampak adanya jumlah kenaikan baik yang positif terinveksi covid  maupunyang meninggal karena covid.Oleh karena itu pemerintah mendorong segenap rakyat Indonesia bersatu memerangi wabah Covid-19, dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan senantiasa menjaga hidup sehat.

Wabah pandemi Covid 19, tidak hanya menebarkan jenis penyakit fisik belaka tetapi secara psikis juga terdampak. Perasaan was-was, khawatir, ketakutan dan perasaan tidak menentu menyelimuti sebagian hati masyarakat. Mereka takut berkumpul dan bersilaturami, pada hal mereka adalah makhluk sosial, yang memiliki hak berserikat dan berkumpul.Lebih-lebih di saat menjelang lebaran idul fitri tradisi mudik dan bersilaturahmi untuk mengadaptasi kembali dan internalisasi nilai-nilai lokal pedesaan ke dalam pribadinya tahun ini pupus, karena ada himbauan dari pemerintah tentang peniadaan mudik pada hari raya idul fithri 1422 H.

Ladang Amal

Dalam perspektif  agama Islam, wabah pandemi Covid-19 merupakan salah satu bentuk ujian atau cobaan dari Allah. Hal ini untuk menguji manusia, bagaimana menyikapi adanya ketentuan takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Sebagaimana firman Allah  “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. At-Taghabun ayat 11).

Dari ayat tersebut tergambar sangat jelas bahwa tidak ada seorang hamba pun yang ditimpa suatu musibah kecuali Allah telah menuliskan kepadanya.Oleh karenanya seorang hamba yang dalam kondisi seperti ini sangat perlu untuk selalu memperteguh keimanan dan memperbaharui keyakinan terhadap takdir.Segala sesuatu yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terjadi dan apa yang tidak diinginkan oleh Allah pasti tidak akan terjadi.

Wabah virus Corona mengkondisikan manusia supaya selalu mengingat Allah, dan meminta perlindungan supaya diberi kesehatan serta ditabahkan dari ujian.Sebagaimana himbauan Dewan Pimpinan MUI yang mengajak semua elemen bangsa, khususnya umat Islam, untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah agar terhindari dari musibah.“Caranya dengan memperbanyak taubat, memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla, meninggalkan perilaku dzalim, memperbanyak sedekah, dan meninggalkan permusuhan, karena penyebaran virus Corona ini bisa jadi merupakan peringatan dari Allah SWT agar umat Islam semakin mendekatkan diri kepada-Nya”.

Di saat keadaan seperti ini rasa optimis dan terus bersemangat untuk beramal harus senantiasa ditumbuhkan, paling tidak ada dua ladang amal yang harus ditunaikan secara berkelanjutan, yaitu:

1.      Memperbanyak istighfar dan dzikir

Orang yang selalu beristighfar, menyatakan taubat dan ingin kembali ke jalan Allah maka Allah akan memberi kelapangan dan jalan keluar dari berbagai kesulitan. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw  "Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka" (H.R Ahmad dari Ibnu Abas).

Dzikir merupakan ibadah yang tidak mengenal batasan waktu.Dzikir bisa dilakukan dalam keadaan berdiri, duduk bahkan juga berbaring.Dengan berdzikir hati menjadi tenang karena mengingat Allah, sehingga perasaan khawatir dan takut karena pandemi covid akan sirna. Sebagaimana firman Allah, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram/tenang." (QS. Ar Ra’du:28).

Di saat kita tidak boleh berkerumun, beristighfar dan dzikir merupakan sebuah kesempatan untuk bermuhasabah dan instropeksi diri.Berpikir jernih dan objektif melihat kesalahan, kekurangan, dan kebaikan yang selama ini dikerjakan.Perilaku mana yang harus ditinggalkan, dan perilaku mana yang harus ditingkatkan.Sehingga hidup semakin produktif dan bisa bermanfaat kepada masyarakat.Oleh karena itu, istighfar dan dzikir merupakan solusi alternative untuk memperkuat ketahanan diri, agar imun semakin meningkat dan tidak mudah terjangkit penyakit termasuk terinfeksi covid-19.

2.      Bersedekah

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved