Bayi 3 Bulan Tidak Punya Lubang Anus di Pekalongan Butuh Bantuan
Muhammad Maulana Arshaq bayi yang lahir pada 26 Januari 2021 lalu, tidak mempunyai lubang anus atau Atresia Ani.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Daniel Ari Purnomo
Penulis : Indra Dwi Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Muhammad Maulana Arshaq bayi yang lahir pada 26 Januari 2021 lalu, tidak mempunyai lubang anus atau Atresia Ani.
Maulana adalah anak dari pasangan Casiran (37) dan Noor Hidayati (43).
Keluarga ini tinggal di Dukuh Petir RT 4 RW 2 Desa Coprayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Noor Hidayati mengatakan, Maulana lahir dengan normal dan sehat.
Ternyata, setelah dua hari kemudian anaknya tidak mempunyai lubang anusnya.
"Saya sangat senang adek (Maulana) awalnya lahir dengan selamat dan sehat. Namun, dua hari kemudian anaknya mengeluarkan kotoran dari mulut."
"Setelah dicek ternyata anaknya tidak mempunyai lubang anus," kata Noor Hidayati kepada Tribunjateng.com, Minggu (25/4/2021) siang.
Mendengar anaknya tidak mempunyai lubang anus, membuat tangisanku pecah karena seakan-akan tidak percaya apa yang dikatakan oleh dokter.
"Saya tak kuat mendengar adek mengalami kelainan seperti itu. Lalu, Maulana dibawa ke RSUD Bendan Kota Pekalongan untuk diberikan perawatan," imbuhnya.
Setelah dibawa ke RSUD Bendan Kota Pekalongan, anaknya dibikinin saluran pembuangan kotoran sementara lewat hidung.
Kemudian disarankan dokter untuk segera dilakukan operasi pembuatan kantong kolostomi agar kondisinya tidak memburuk.
"Di Pekalongan tidak ada untuk bedah anaknya, sehingga disarankan harus dibawa ke RSUP Dr Kariadi," ucapnya.
Noor mengungkapkan, mendengar anaknya disarankan untuk operasi, ia terkendala mengenai pembiayaan. Karena, ia tidak mempunyai BPJS atau Kartu Indonesia Sehat.
"Saya bersama suami sudah mengurus KIS sejak 16 Februari 2021, namun sampai saat ini belum aktif juga."
"Saya sudah datang berulang kali ke Dinas Kesehatan dan BPJS Kesehatan, menanyakan apakah KIS atau Dinkes untuk anak saya sudah bisa digunakan apa belum, dan ternyata belum," ungkapnya.
Tidak jadi dioperasi, anaknya mengalami demam tinggi. Lalu, dibawa ke RSUD Kajen.
Noor mengatakan di RSUD Kajen anaknya dirawat hanya demam saja.
"Saat dirawat di RSUD Kajen, anaknya diberikan bantuan pemerintah berupa Jampersal," katanya.
Ia menceritakan berdasarkan dari keterangan dokter, anaknya membutuhkan 3x operasi di antaranya operasi untuk pembuangan kotoran dari samping atau colostomi.
Operasi kedua akan dibuatkan lubang anusnya dan operasi ketiga untuk menutup lubang samping yang dibuat untuk pembuangan sementara.
"1x biaya operasi Rp 75 juta. Saya tidak mempunyai uang sebanyak itu dan alhamdulilah operasi pertama hingga pengobatan sekarang dibantu oleh LAZISMU Kabupaten Pekalongan. Saya mengucapkan terimakasih," ucapnya.
Noor berharap kepada pemerintah daerah bisa membantu anaknya agar KIS yang didaftarkan bisa segera dipakai untuk pengobatan pada 1 Mei 2021.
"Saya minta doa dan bantuannya dari semua pihak agar anak saya Muhammad Maulana Arshaq bisa menjalani operasi sampai selesai dan bisa sehat serta tumbuh normal seperti anak-anak lainnya," tambahnya.
(*)