Pungli
Gibran Kembalikan Uang Pungli Anak Buah, Si Lurah Ngotot Tak Bersalah, Kini Nonaktif
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengembalikan uang pungli zakat yang dilakukan anak buahnya.
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Sejumlah spanduk dukungan terhadap Lurah Gajahan Suparno sempat terpasang di pintu masuk kantor Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Senin (3/5/2021).
Spanduk-spanduk tersebut dipasang secara inisiatif oleh para warga Kelurahan Gajahan.
Atas pemasangan spanduk dukungan itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tidak risau.
"Tidak apa-apa," kata Gibran.
"Yang jelas lurah dan Linmas sudah menghadap inspektorat. Prosesnya dilalui saja, kesalahan apa, pelanggaran apa. Dijalani saja prosesnya," tambahnya.
Gibran tetap mencopot Suparno karena terjerat kasus dugaan pungutan liar bermodus penarikan zakat oleh sejumlah oknum Linmas.
Meskipun, ia tidak pernah menerima hasil pungutan liar tersebut.
"Tetap salah. Tetap dia yang bertanggung jawab," ucap Gibran.
"Yang jelas kesalahan sudah jelas, Suratnya sudah jelas, muterin surat seperti apa, sudah jelas kesalahannya," tambahnya.
Pengakuan Lurah Gajahan
Jumlah uang kasus dugaan pungutan liar (pungli) bermodus penarikan zakat oleh oknum Linmas Kelurahan Gajahan mencapai Rp 11,5 juta.
Uang itu didapatkan dari penarikan 145 toko dan sudah dikembalikan kepada mereka sesuai dengan jumlahnya.
Akibat itu, Lurah Gajahan Suparno harus menerima nasib dibebastugaskan dari jabatannya per Senin (3/5/2021).
Meski sudah mendapatkan sanksi, ada fakta lain yang terkuak dalam kasus dugaan pungutan liar bermodus penarikan zakat.
Camat Pasar Kliwon, Ari Dwi Daryanto mengungkapkan Suparno tidak pernah menerima seperserpun uang dari dugaan pungutan liar itu.
"Kalau kemarin sepintas (klarifikasi), tidak pernah menerima itu," ungkap Ari.
"Beliau penghasilan sudah cukup, sesuai pengakuan beliau," tambahnya.
Suparno sudah angkat koper dari kantor Lurah Gajahan.
Barang-barangnya sudah ia angkut.
"(Hari ini) beres-beres barang di Kelurahan," ucapnya.
Ada Warga Menolak
Warga yang tidak setuju dengan sanksi pembebastugasan Lurah Gajahan Suparno bisa melalui jalur yang sudah disediakan.
Tanpa harus memasang spanduk dukungan di pintu masuk Kantor Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.
Camat Pasar Kliwon, Ari Dwi Daryanto mengatakan, para warga tersebut sebenarnya meminta kejelasan terkait sanksi yang dijatuhkan ke Suparno.
"Jadi gini memang ada semacam spanduk dan kita langsung bergerak kita turunkan ke bawah. Kita lacak memang ada beberapa warga Kelurahan Gajahan," kata Ari, Senin (3/5/2021).
"Intinya dengan adanya kejadian kemarin butuh kejelasan," tambahnya.
Mediasi dilakukan dengan beberapa warga di Kantor Kelurahan Gajahan hingga kurang lebih pukul 06.30 WIB.
"Kita berikan semacam info mulai dari awal sampai akhir. Mereka bisa menerima," ucap dia.
"(Sebenarnya) mereka bisa menyampaikan aspirasi lebih terarah lewat surat," tambahnya.
Ari mengatakan, bila melalui spanduk, itu tidak diketahui aspirasi dari siapa dan dari mana.
"(Nanti malah) ada pikiran bermain di belakang atau semacamnya," katanya.
Reaksi Suparno
Spanduk dukungan terhadap Lurah Gajahan Suparno sempat bertebaran di pintu masuk Kantor Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Senin (3/5/2021).
Spanduk tersebut berwarna putih berbagai ukuran dengan bermacam tulisan.
Diantaranya, '#WeTrustSuparno', '#SaveLurah', 'Jadi Warga Jangan Manja', 'Lurah Hebat Kok Dipecat !!!', dan '#SaveLinmas'.
Selain spanduk, kertas putih bertulisan 'Lurah Hebat Kok Dipecat? Dimana Hati Nurani?' juga tertempel di pintu masuk.
Para warga juga menggalang tanda tangan dan menuliskan kata-kata dukungan di atas kain berwarna putih.
Sebut saja, 'I Love U Suparno', 'Jangan Korbankan Lurah Kami', dan 'Pahlawan Warga Kecil Pak Parno Gajahan'.
Dukungan-dukungan tersebut direspon Suparno. Ia mengatakan tidak tahu menahu soal pemasangan itu.
"Saya tidak tahu itu. Demi Allah, saya tidak tahu," kata Suparno, Senin (3/5/2021).
"Kalau ada yang mau itu malah saya stop. Jangan seperti itu. Tidak baik," tambahnya.
Suparno berharap warga mengikuti prosedur yang ada, termasuk menyampaikan aspirasi.
"Sudahlah kita lakukan sesuai prosedurnya pemerintah, sudah ada yang mengurusi sendiri-sendiri. Saya tulus bekerja yang baik," ucapnya.
Lurah Sempat Menolak Bubuhkan Tanda Tangan
Warga masih meyakini eks Lurah Gajahan Suparno tidak bersalah dalam kasus dugaan pungutan liar berkedok penarikan zakat oleh oknum Linmas.
Oknum Linmas berhasil menarik zakat senilai Rp 11,5 juta dari 145 toko yang ada di kawasan Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.
Itu bermodal surat yang diduga ditandatangani Suparno, sehingga sosoknya langsung dipecat Wali Kota Solo Giban dari jabatannya.
Warga, Joko Purwanto mengatakan sepengathuannya, Lurah Suparno sudah menolak sebanyak dua kali sebelum akhirnya membubuhkan tanda tangannya.
Warga setempat membentangkan kain putih berisi tanda tangan dukungan terhadap eks Lurah Gajahan Suparno yang dipecat Wali Kota Solo Gibran, Senin (3/5/2021). (TribunSolo.com/Adi Surya)
"Lurah tidak mau teken. Sudah menolak dua kali. Baru kali ketiga, ia mau. Sebenarnya dia tidak mau," kata Joko disela-sela aksi tanda tangan kepada TribuSolo.com, Senin (3/5/2021).
Namun, Joko tidak tahu menahu alasan di balik Suparno kemudian mau membubuhkan tanda tangannya di atas surat itu.
"Tidak ada desakan apapun dari warga, pun warga tidak mendesak," ujarnya.
Namun Camat Pasar Kliwon, Ari Dwi Daryanto apakah yang dikatakan warga benar, dia mengaku lebih baik itu ditanyakan langsung ke Suparno.
"Saya tidak tahu alasannya," kata Ari.
Galang Dukungan Tanda Tangan
Meski sudah dipecat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, warga tetap memberikan dukungan untuk mantan Lurah Gajahan Suparno.
Di antaranya terlihat Senin (3/5/2021), beberapa warga menggalang dukungan dengan tanda tangan beserta menyelipkan tulisan.
Coretan tanda tangan dan tulisan dukungan terserat di atas kain putih.
Diantaranya, 'I Love U Suparno', 'Jangan Korbankan Lurah Kami', dan 'Pahlawan Warga Kecil -> Pak Parno Gajahan'.
Kain berisi tanda tangan tersebut rencananya akan diberikan ke Gibran, orang nomor satu di Kota Solo yang baru memecat Suparno.
"Semua cinta pak Parno. Ibu-ibu bahkan mengajak bagaimana caranya mengupayakan pak Parno tidak lepas, tidak dipindahkan," ucap dia warga, Ananda kepada TribunSolo.com.
"Kami mendukung 1.000 persen. Semoga Gibran bisa ikut membantu memikirkan rakyat kecil, memberikan solusi terbaik," tambahnya.
Ananda mengatakan warga percaya bila S tidak menerima sepeserpun uang hasil dugaan pungutan liar bermodus penarikan zakat oleh oknum Linmas.
"Pak Lurah mencari uang receh itu buat apa. Dia sebelum jadi Lurah sudah kaya," katanya.
Ananda mengatakan Gibran lebih baik mendalami dulu duduk perkara yang menjerat S sebelum memutuskan sanksi.
"Sebaiknya untuk Gibran. Usul, Gibran sebagai Wali Kota jangan langsung memberikan ini (pemecatan)," jelas dia.
"Tolong dilihat duduk permasalahannya. Jangan langsung memutuskan, beri solusi terbaik," tambahnya.
Di Mana Hati Nuranimu?
Munculnya sejumlah spanduk misterius, ada satu di antaranya bertuliskan 'Lurah Hebat Kok Dipecat? Dimana Hati Nurani?'.
Spanduk tersebut muncul pasca Lurah Gajahan Suparno dipecat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka karena dugaan pungli bermodus zakat yang dilakukan Linmas.
Lantas ditujukan untuk siapakah?
Selain itu, ada spanduk kain putih berbagai ukuran dengan bermacam tulisannya.
Di antaranya, '#WeTrustSuparno', '#SaveLurah', Jadi Warga Jangan Manja, Lurah Hebat Kok Dipecat !!!, dan #SaveLinmas.
Adapun khusus kertas 'nurani' itu terpasang di depan kantor Kelurahan Gajahan di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.
Seorang petugas kelurahan yang enggan disebutkan namanya mengatakan spanduk tersebut masih terpasang saat dirinya masuk sekira pukul 06.00 WIB.
Diduga spanduk dan kertas kecaman terpasang pasca Suparno dicopot Gibran pada Minggu (2/5/2021) malam.
"Tadi juga ada mediasi di sini (Kantor Kelurahan). Tadi masuk pukul 06.00 WIB belum selesai," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (3/5/2021).
Dalam mediasi tersebut, Camat Pasar Kliwon Ari Dwi Daryanto disebut-sebut hadir dan meminta untuk menyampaikan dukungan melalui surat.
"Tadi mengatakan, 'Jangan seperti ini pakai surat saja, jangan spanduk'," ucapnya.
Dari pantauan TribunSolo.com, spanduk tersebut sudah tidak terpasang sekira pukul 08.00 WIB.
Apel Terakhir Menangis
Suparno resmi tak menjabat Lurah Gajahan setelah dipecat Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka per Senin (3/5/2021) pagi ini.
Kenyataan pahit itu karena dugaan pungutan liar bermodus penarikan zakat yang dilakukan sejumlah oknum Linmas.
Dari pantauan TribunSolo.com, pada Senin pagi Suparno sudah berada di kantor Lurah Gajahan.
Ia ikut rapat dengan Sekretaris Camat Pasar Kliwon.
Seorang petugas kelurahan yang enggan disebutkan namanya mengatakan sebelumnya, S sempat memimpin apel.
Apel tersebut dihadiri perangkat dan Linmas Kelurahan Gajahan di komplek Kantor Kelurahan Gajahan.
"Tadi sempat memimpin apel pagi tadi. Beliau sempat menangis," katanya kepada TribunSolo.com.
Petugas tersebut memahami beban yang dirasakan mantan atasannya seusai dicopot sebagai Lurah Gajahan.
"Kondisinya baru beban berat, stres. Beban nama baik juga," ucapnya.
Selain itu, Suparno juga berkemas-kemas dan barang-barangnya yang masih ada di kantor tersebut diangkut.
"Beliau itu baik dengan warga Gajahan. Hari ini bebas tugas. Beliau hari ini ambil barang-barang," ujarnya.
Keliling Kembalikan Uang
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka turun langsung mengembalikan uang hasil pungutan liar (pungli) oknum linmas di Kelurahan Gajahan, Solo, Minggu (2/5/2021).
Gibran mengatakan, pungli tersebut diduga melibatkan Lurah Gajahan berinisial S.
Aksi pungutan liar tersebut bermodus meminta zakat.
Pantauan TribunSolo.com di lapangan, Gibran datang mengenakan baju kemeja loreng dengan menggunakan celana berbahan chino hitam dengan sepatu sneaker.
Dia memasuki satu demi satu toko di kawasan Gajahan yang diduga ditarik pungli tersebut.
Gibran ketika bertemu para pedagang memohon maaf lantaran ada tindakan tidak menyenangkan tersebut.
“Bu kulo (Saya) Gibran, Mohon maaf njih ada ketidaknyamanan terkait pemungutan liar di sini,” ungkap Gibran kepada Penjual, Minggu (2/5/2021).
Gibran mengatakan, pihak Pemkot Solo pastikan tidak akan terjadi lagi kejadian pungli yang meresahkan seperti ini.
“Yang bisa mengumpulkan untuk zakat dan sodaqoh itu pihak Baznas bukan lurah atau petugas linmas,” ungkap Gibran.
Dia mengatakan, saat ini lurah tersebut sudah diberhentikan dari jabatan atau dicopot, besok Senin (3/5/2021).
“Besok lurahnya saya copot bu, jadi jangan mau dan jangan takut untuk dilaporkan jika ada kejadian seperti ini lagi,” paparnya.
Gibran memberikan uang sesuai dengan nominal yang diberikan oleh pihak-pihak toko tersebut.
“Lapor, fotokan, adukan dan kirimkan ke Saya, pangapunten njih,” kata dia.
Sudah 4 Tahun
Kasus pungutan liar (Pungli) di Kelurahan Gajahan Solo ternyata sudah terjadi sejak tahun sebelumnya.
Namun, baru tahun ini viral dan ditindak oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Kesaksian tersebut dikatakan penjaga toko baju di kawasan tersebut, Ning Nur Oktavia (25).
Ning mengatakan, selama dirinya bekerja di toko kawasan Gajahan Solo sering ada oknum berpakaian linmas menarik uang.
Modusnya entah THR atau zakat.
“Saya semenjak kerja disini sering ditariki oleh dari pihak linmas atau keluarahan seperti itu,” ujarnya kepada TribunSolo.com, Minggu (2/5/2021).
Dia mengatakan, pungutan dari oknum linmas bukan tahun ini saja, namun 4 tahun terakhir sudah ada pungutan seperti itu.
Uang yang diberikan untuk para oknum linmas ini berbeda-beda ada yang Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.
"Kalau kemarin toko sepi kami kasih Rp 50 ribu," papar dia.
Dia mengatakan, lantaran ada surat resmi dari kelurahan, dia mengira adalah kegiatan resmi.
Namun, saat Wali Kota Solo Gibran datang, dia baru tahu kalau aksi tersebut ternyata pungli.
“Ya saya dukung, jangan sampai para pejabat di tingkat sekecil ini menyalah gunakan jabatan,” papar dia.
“Kalau dari atasannya sudah bermasalah ya gimana nanti, bisa korupsi kedepan,” tandasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Lurah Gajahan Solo Mengaku Tak Ikut Nikmati Uang Pungli, Gibran Tetap Copot: Dia Bertanggung Jawab