Kasus Sate Beracun Sianida
Segini Jumlah dan Harga Sianida yang Dibeli Online Nani Aprilliani Pengirim Sate Beracun: Jual Bebas
Nani Apriliani Nurjaman pengirim sate maut di Bantul, membeli racun dari toko daring.
TRIBUNJATENG.COM - Nani Apriliani Nurjaman pengirim sate maut di Bantul, membeli racun dari toko daring.
Dari hasil pendalaman polisi, pelaku ini memesan KCN atau kalium sianida di toko daring sebanyak 250 gram.
"250 gram harganya Rp 224.000," kata Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021).
Baca juga: Nani Apriliani Sempat Goyah Setelah Sate Beracun Sianida Salah Sasaran, Ini Cara NA Hilangkan Jejak
Baca juga: Bentuk Lontong Jadi Petunjuk Kasus Sate Beracun di Jogja Bermotif Asmara
Baca juga: Inilah Sosok Nani Aprilliani Gadis Majalengka Pemberi Sate Beracun Sianida Tewaskan Anak Driver Ojol
Baca juga: Inilah Sosok R Pria Naksir Nani Aprilliani Sarankan Sate Diberi Racun Sianida: Drama Cinta Segiempat
Wachyu menjelaskan, perempuan asal Majalengka itu bekerja di sektor swasta.
Dia berniat meracuni target bernama T lantaran sakit hati.
Direskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satria menyampaikan kalium sianida jenis padat itu ditaburkan ke bumbu sate tersebut.
"Sebanyak apa ditaburkan kita masih dalami," kata Burkan
Menurut dia, kemungkinan sianida itu dijual bebas.
Sebab, faktanya Nani menemukan di dagang-el.
"Kalau menurut saya bebas faktanya dia bisa jual beli online kok," kata dia.
Upaya Hilangkan Jejak
Nani Aprilliani Nurjaman diduga sudah merencanakan mengirimkan sate sianida kepada T yang dikabarkan merupakan anggota polisi.
Diketahui Nani merupakan pegawai di sebuah salon.
Ia memiliki pelanggan, satu di antaranya T.
Nani pernah menjalin hubungan dengan T.
Hingga kemudian T menikah dengan orang lain, Nani merasa sakit hati.
Itu lah yang membuat Nani nekat mengirim sate yan dicampur KCN atau kalium sianida namun salah sasaran.
Nani Aprilliani Nurjaman mengaku menyesal karena aksinya salah sasaran dan menyebabkan orang lain yakni Naba Faiz Prasetya (10) anak dari Bandiman driver ojek online, meninggal.
"Iya adalah omongan sepintas seperti itu (menyesal), cukup goyah ketika terjadi viral di media," kata Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Burkan Rudy Satria di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021).
Nani mengakui, namun ia gelisah menyebabkan komunikasinya belum baik.
"Ini introvert banget (tersangka) tidak semudah yang anda bayangkan.
Jadi awalnya saya mengira sesimpel itu tapi agak tertutup," kata Burkan.
Burkan menjelaskan, bahan kimia dipesan melalui aplikasi online cukup lama.
Setelah datang dicampurkan ke bumbu sate pada hari Minggu (25/4/2021).
"Dari peristiwa ini kami simpulkan bahwa sebenarnya, peristiwa ini sudah dirancang tidak saat itu.
Tetapi sudah dirancang beberapa hari maupun beberapa minggu sebelumnya," kata Burkan.
"Karena pemesanan KCN ini sudah dari kira-kira tiga bulan yang lalu," kata Burkan.
Di sisi lain, aksi yang sudah direncanakan terlihat dari gelagat pelaku.
Diketahui bahwa pelaku berganti motor, memakai jilbab padahal keseharian tidak mengenakan, hingga membuang jaket.
"Dia berganti motor, dia yang tidak biasanya berjilbab hari itu berjilbab. Membuang jaket, jaket yang dipersiapkan," kata dia.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, T merupakan pelanggan Nani yang bekerja di sebuah salon.
"Bahwa tersangka adalah pegawai sebuah salon dan memiliki beberapa pelanggan," kata Ngadi dalam rilisnya Senin (3/5/2021).
Dijelaskannya dari beberapa pelanggan salon, ada salah satu pelanggan berinisial R yang menyukai tersangka.
Tetapi, cintanya bertepuk sebelah tangan, Nani memilih T.
Namun, setiap Nani dan T memiliki masalah, dia bercerita kepada R.
Kemudian, R menyarankan untuk memberikan pelajaran kepada T yakni memberikan KCN atau kalium sianida yang dicampur dengan makan dikirimkan kepada T.
Menurut R kepada Nani, efeknya hanya muntah dan diaere.
"Akhirnya tersangka pun mengikuti anjuran pelanggan inisial R dengan cara membeli (KCN) secara online," kata Ngadi.
KCN tersebut dicampurkan dalam bumbu makanan sate ayan yang sudah dibeli sebelumnya oleh tersangka.
Ketika hendak memberikan makanan tersebut kepada pelanggan berinisial T, tersangka juga mendapatkan anjuran dari R agar dikirimkan melalui ojek online.
Namun, tanpa aplikasi agar tidak diketahui siapa yang mengirim. "Tersangka mengikuti saran tesebut," kata Ngadi.
(*)