Tadarus
TADARUS: Jangan Terlambat Bertaubat Sebelum Ramadan Terlewat
Jangan Terlambat Bertaubat Sebelum Ramadan Terlewat. Ditulis oleh Drs. H. Muhdi, M.Ag | Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang
Ditulis oleh Drs. H. Muhdi, M.Ag | Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang
TRIBUNJATENG.COM - Penyebutan Ramadan sebagai bulan taubat (syahrut taubah) dan bulan ampunan (syahrul maghfirah) sering kita dengar, di samping Ramadan sebagai syahrul Qur’an, syahrus shiyam, syahrul mubarok dan sebutan lainnya. Ramadan sebagai syahrut taubah mengandung arti bahwa bulan Ramadan merupakan momentum yang paling tepat untuk bertaubat karena pintu maaf bagi umat muslim dibuka lebar di bulan suci ini. Sedangkan Ramadan disebut juga sebagai syahrul maghfirah karena Allah SWT akan mengampuni hambaNya yang sungguh-sungguh bertaubat dan beribadah kepadaNya di bulan mulia ini.
Banyak hadis yang menyebutkan keutamaan Ramadan dikaitkan dengan dibukakanya pintu taubat dan ampunan Allah SWT, antara lain :
“Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka”.
Lantas, apakah yang harus dilakukan agar dosa kita terampuni di bulan Ramadhan? Dari beberapa hadist dijelaskan, agar dosa kita diampuni oleh Allah SWT maka yang harus dilakukan adalah dengan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan semata karena iman dan mengharap pahala Allah SWT disertai dengan memperbanyak ibadah sunah lainnya misalnya salat tarawih, witir, tahajud, tadarus, berinfak, berdzikir dan amalan sunah lainnya tanpa meninggalkan ibadah wajib tentunya.
Disamping itu, salah satu cara memohon ampunan Allah SWT dengan melaksanakan salat taubat. Sesuai dengan namanya salat ini bertujuan memohon ampunan dari Allah SWT. Salat taubat dikerjakan sebagaimana salat sunnah lainnya dengan dua rekaat satu kali salam, diawali dengan niat salat taubat dan setelah selesai salat memperbanyak bacaan istighfar.
AlQur’an memberi perhatian besar terhadap taubat dalam beberapa ayat, antara lain tersebut dalam Q.S. Thaha ayat 82, Allah SWT berfirman yang artinya :
“Hai orang-orang beriman, bertaubatlah kepada Allah SWT dengan taubatan nasuha. Mudah-mudahan Rabb-mu akan menutupi kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.
Para ulama mendefinisikan “taubatan nasuha” yaitu taubat yang sebenarnya dengan sepenuh hati dan berjanji tidak akan melakukan dosa lagi serta akan menghapus kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Taubatan nasuha adalah bentuk penyesalan seorang muslim (taubat sejati) yang dilakukan dengan berniat sungguh- sungguh, hati yang ikhlas dan penuh mengharap ampunanNya.
Dalam taubatan nasuha beberapa hal yang harus diperhatikan adalah berhenti melakukan maksiat, menyesali perbuatannya dan berniat tidak akan mengulangi kembali perbuatan maksiat tersebut untuk selamanya. Termasuk ketika pasca Ramadhan perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik selalu diniatkan dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan, tidak mengulangi lagi keburukan masa lalu dan menjadi hamba yang makin dekat dengan Allah SWT serta selalu istiqomah berada di jalan yang lurus.
Yang patut diingat adalah bersegeralah kita dalam bertaubat memohon ampunan Allah SWT. Sebaik baik taubat adalah taubat yang segera tanpa menunda dan menunggu karena tak satu pun diantara kita yang bisa mengetahui kapan ajal akan menjemput dan kapan hari akhir akan datang.
“Sesungguhnya Allah SWT menerima taubat hamba selagi ia belum sekarat (HR. Tirmidzi, Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, Hasan)
Dalam riwayat hadist lainnya, “Sesungguhnya Allah membentangkan tanganNya di malam hari agar orang yang bermaksiat di siang hari bertaubat, dan Allah membentangkan tanganNya di siang hari agar orang yang berbuat maksiat di malam hari bertaubat. (Demikian itu tetap terjadi) sampai matahari terbit dari barat (HR Muslim).
Sesuai dengan asma Allah SWT, Al Ghoffaar (Maha Pengampun) dan Al Ghafuur (Yang Maha Memberi Pengampunan), difirmankan dalam berbagai surat AlQur’an tentang ampunan Allah SWT bagi hambaNya yang memohon ampunanNya, antara lain Q.S Surah Al Hasyr (39:53), “Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.