Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fida dan Miladia Teriak Pus! Pus! di Grosir Setono Pekalongan, Lebaran Berburu Kucing Liar Kelaparan

Fida dan Miladia berburu kucing liar yang kelaparan di Toko Grosir Batik Setono.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo

Penulis : Iwan Arifianto

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Hiruk pikuk kawasan Grosir batik Setono, Kota Pekalongan meredup saat lebaran idul fitri, Kamis (13/5/2021).

Di tengah kesunyian grosir tersebut, dua gadis cantik Pekalongan, Aghna Fida Roini (19) dan
Miladia Nuur (21) menyusuri lorong-lorong grosir.

"Pus-pus," teriak mereka kompak sembari menggerakan bungkus makanan kucing hingga keluarkan bunyi khas. 

Mendengar suara tersebut, puluhan ekor kucing beragam usia mendekat.

Hewan-hewan tersebut tampak sudah akrab sehingga hafal dengan suara tersebut.

Fida dan Mila lantas menuangkan pakan kucing di lantai grosir. 

Dengan lahap para kucing memakannya.

"Kami beri pakan kucing di area grosir Setono dua kali sehari.

Begitupun saat lebaran, rasanya ga enak makan opor lebaran tapi belum beri makan kucing," jelas Fida kepada Tribunjateng.com, Kamis (13/5/2021).

Kegiatan sosial tersebut sudah dilakukan Fida dan Mila selama tiga tahun terakhir.

Ide beri pakan kucing liar di Grosir bermula saat Fida membantu jaga toko batik milik orangtuanya.

Ketika jaga toko batik tersebut, dia melihat banyak kucing liar kelaparan di area tersebut.

Dia lantas memberi makan kucing-kucing tersebut saat makan siang. 

Selain itu, dia sering beli ikan pindang untuk diberikan kepada kucing. 

Mulanya jumlah kucing yang diberikan makan saat itu masih hitungan jari.

Namun lama kelamaan banyak kucing yang mendekat.

Lantaran kasihan dia akhirnya memberikan makan ke hampir  seluruh kucing hingga berjumlah puluhan.

Soal pakan kucing dia awalnya memang beri pakan pindang saja. 

Akan tetapi sekarang divariasikan dengan pelet. 

"Saya beri makan dua kali, pagi dan sore.

Mau buka toko dan tutup toko.

Selama lebaran atau tutup toko tetap ke sini beri makan kucing," beber mahasiswi STIMIK Pekalongan itu. 

Dia menyebut, kegiatan tersebut masih dilakukan swadaya. 

Semua pakan dia beli dari merogoh kocek sendiri. 

Sebulan dia beli pindang habis Rp40 ribu. 

Sedangkan pelet kucing habis Rp75 ribu. 

Jumlah tersebut belum terhitung susu dan camilan kucing lainnya. 

"Uang dari saya pribadi ga donasi. 

Saya berusaha berbuat sebisanya agar kucing ga mati kelaparan terutama yang kecil karena belum bisa cari makan," ungkapnya. 

Di tengah kepeduliannya tersebut, kata dia, masih banyak kejadian orang tak bertanggungjawab membuang kucing sembarangan. 

Baru baru ini, dia menemukan paket kardus berisi enam anak kucing yang baru lahir tanpa induk. 

Paket anak kucing itu dibuang oleh seseorang dengan sengaja di kawasan Grosir Setono. 

"Karena dibuang tanpa induk satu anak kucing mati, kami rawat sebisanya," katanya. 

Dia sangat menyayangkan sikap orang tak bertanggungjawab tersebut. 

Seharusnya jangan membuang kucing. 

Sewaktu bosan merawatnya lebih baik diserahkan ke orang lain yang mau mengadopsi. 

"Di Kota Pekalongan banyak grup di media sosial facebook  yang biasa melakukan adopsi kucing. 

Lebih baik dikasihkan ke orang lain daripada dibuang sembarangan," terangnya.

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE : 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved