FOKUS
FOKUS : Bocor, Bocor, Bocor
Paling tidak ada lima makna bocor. Belubang sehingga air (udara) dapat keluar atau masuk. Tersiar sedikit-sedikit (tentang rahasia dan sebagainya).
Penulis: sujarwo | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Sujarwo
Wartawan Tribun Jateng
Paling tidak ada lima makna bocor. Belubang sehingga air (udara) dapat keluar atau masuk. Tersiar sedikit-sedikit (tentang rahasia dan sebagainya). Kerap kali buang air, misal, karena banyak makan sambal. Mengeluarkan darah, contoh jatuh sehingga bocor kepalanya. Terakhir, datang bulan atau haid.
Semuanya itu memang tidak mengenakkan, merepotkan, bahkan lebih. Yang memasyarakat, bisa dialami siapa saja, yaitu genteng bocor. Pasti membuat penghuni rumah tidak nyaman, biasanya harus menyiapkan ember untuk menampung tetesan airnya. Selain repot, tetesan air dari genteng yang bocor lama-lama juga bisa menyebabkan kerusakan interior rumah.
Lebih repot lagi, tentunya merugikan rakyat kebanyakan, kalau APBN bocor. Ekonom dan politikus Faisal Basri, menganalogikannya ember berlubang yang membuat air di dalamnya keluar. Dan, jika tidak ditambal, akan mengakibatkan air yang ada di dalam ember habis. Bisa juga dipakai untuk atap rumah yang bocor sehingga takkala hujan, tetesan atau kucuran air masuk ke dalam rumah.
Bocor APBN, kata Faisal, bisa dalam berbagai bentuk: dana yang dibelanjakan tidak sebesar yang dianggarkan, selisihnya dikorupsi dengan segala tipu daya. Bisa pula seluruh dana dibelanjakan sesuai peruntukan tapi hasilnya tidak sesuai target (inefisiensi, pemborosan). Repot menyebut jumlahnya, kasus korupsi tak henti terjadi di setiap rezim, menyeret para oknum pejabal daerah maupun pusat ke hotel prodeo.
Yang lagi hangat dibicarakan, bisa membahayakan seluruh anak negeri: kebocoran data penduduk. Kabar awal mengejutkan, data 279 juta penduduk Indonesia diduga bocor dan diperjualbelikan di internet. Perkembangan terkini, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan, hasil investigasi terbaru yang dilakukan terhadap dugaan kebocoran tersebut diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan. Jumlah data sampel yang ditemukan sebanyak 100.002 data.
"Kominfo menemukan bahwa sampel data diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan. Hal tersebut didasarkan pada data Noka (Nomor Kartu), Kode Kantor, Data Keluarga/Data Tanggungan, dan status pembayaran yang identik dengan data BPJS Kesehatan,” kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi kepada Kompas.com, Jumat (21/5/2021).
Kementerian Kominfo telah memanggil Direksi BPJS Kesehatan untuk proses investigasi secara lebih mendalam sesuai amanat PP 71 tahun 2019. Kominfo sendiri melakukan investigasi sejak 20 Mei 2021.
Berawal dari viralnya sebuah unggahan di Twitter yang menyebutkan bahwa terjadi kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia.
Berdasarkan investigasi Kominfo, ditemukan akun bernama Kotz yang menjual data pribadi di Raid Forums. Akun Kotz merupakan pembeli dan penjual data pribadi (reseller).
Sementara pihak BPJS Kesehatan sendiri mengaku masih menelusuri laporan terkait tudingan bocornya data tersebut.
Pakar keamanan dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan data BPJS bocor ini ada potensi bahayanya untuk masyarakat umum. Yang riskan adalah data kependudukan seperti nama lengkap, tanggal lahir, NIK, email, dan nomor ponsel.
Data ini bisa dieksploitasi untuk sejumlah modus kejahatan online. Ia mencontohkan, orang bisa melakukan pinjaman online menggunakan KTP orang lain, orang bisa memalsukan KTP dan memalsukan diri sebagai yang bersangkutan, maraknya penipuan kelas teri di Indonesia yang mengincar uang, dan masih banyak lagi.
Bocor, bocor, dan bocor memang sungguh merepotkan. Ada filosofi genteng bocor. Setiap kali hujan, lantainya basah, lantas dilap, dipel, nggak mencari sumbernya. Padahal kalau sudah menemukan dan membetulkan genteng yang bocor, tentu air yang tergenang di lantai begitu mudah untuk ditangani.
Begitu juga tentang hidup ini, kalau kita di posisi yang tak menentu, semuanya sudah mentok, bahkan nama ancur lebur, ingat-ingat apa saja sesuatu yang bocor pada diri. Introspeksi hubungan kita dengan Allah, pun hubungan dengan sesama. (*)