Berita Semarang
Munarto Bisa Lihat Gerhana Bulan Lebih Jelas di MAJT
Tim gabungan dari berbagai lembaga melakukan pengamatann gerhana bulan di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Tim gabungan dari berbagai lembaga melakukan pengamatann gerhana bulan di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (26/5). Pantauan tersebut maksimal lantaran bulan tidak tertutup awan.
Di antara tim yang melakukan pantauan gerhana yakni Kementerian Agama Pusat dan Jawa Tengah, Tim Hisab Rukyah MAJT, dan tim dari Prodi Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang.
Terdapat dua teleskop dan satu theodolite dalam pengamatan tersebut.
Warga yang berada di kompleks MAJT diberi kesempatan melihat gerhana secara jelas melalui alat tersebut.
Di antara warga uang menyaksikan gerhana dari teleskop yakni Ahmad Munarto (35). Meski gerhana bisa dilihat tanpa bantuan alat, dengan menggunakan teleskop Munarto bisa melihatnya lebih jelas.
"Gerhana bisa tampak lebih jelas dan nyata. Bulannya jelas sekali," katanya.
Sementara itu, Dosen Prodi Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang, Muhammad Nur Khanif, mengatakan, gerhana bulan yang terjadi saat ini jika diamati dari Semarang mulai puncak total yakni pukul 18.11 WIB dengan azimut bulan 109,8 derajat dan ketinggian bulan 9,8 derajat.
Sementara titik puncak total gerhana yakni pukul 18.18 WIB kemudian akhir total yakni pukul 18.25 WIB.
"Secara keseluruhan, gerhana bulan berakhir pada 20.45 WIB dengan ketinggian 45,3 derajat," kata Nur Khanif.
Dalam kesempatan ini juga digelar salat gerhana di ruang utama MAJT. Salat dipimpin oleh imam KH Ulil Abshor dan Khatib yakni KH Ahmad Izzuddin.
Kasubdit Hisab, Rukyat, dan Syariah Kemenag RI, Ismail Fahmi, mengatakan, gerhana merupakan bukti kebesaran Allah. Dengan melihat fenomena tersebut, sebagai hamba seharusnya merasa takut kepada Allah.
"Sekaligus memperbanyak istigfar juga kita berzikir mengingat Allah. Kita tidak sekadar pengamatan (gerhana), salatnya adalah benar tunduk atas kebesaran Allah," katanya.
Ismail melanjutkan, dengan menghadirkan rasa takut kepada Tuhan tepat saat fenomena gerhana, besar harapan bisa mengangkat wabah Covid-19 yang saat ini masih melanda negeri.
"Sehingga dengan rasa takut yang kita hadirkan bisa mengangkat wabah sampai sekarang yang menimpa kita. Mudah-mudahan ini bisa menjadi penggugah.
Dan pandemi Covid bisa berakhir. Mudah-mudahan pemerintah bisa menangani secara maksimal dan diberi kemudahan," katanya. (goz)
Baca juga: Soal Data Bocor, BPJS Kesehatan Minta Masyarakat Jangan Panik. Polisi Terus Usut Kebocoran Data
Baca juga: Jokowi Didesak Turun Tangan Soal 51 Pegawai KPK Tak Lulus TWK akan Diberhentikan
Baca juga: Hotline Semarang : Tak Bisa Bayar Pajak Kendaraan Karena Diblokir, Bagaimana Solusinya?