Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Inilah Alasan Pilus Pilih Naik Angkot daripada Naik BRT di Pencanangan Hari Transportasi Umum

Pemkot Semarang menetapkan hari Selasa sebagai Hari Transportasi Umum. Setiap Selasa, mulai 8 Juni hingga 6 Juli, setiap aparatur sipil negara (ASN)

TribunJateng.com/Eka Yulianti Fajlin
Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman menggunakan angkot saat berangkat kerja, Selasa (8/6/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pemkot Semarang menetapkan hari Selasa sebagai Hari Transportasi Umum. Setiap Selasa, mulai 8 Juni hingga 6 Juli, setiap aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Semarang tidak boleh membawa kendaraan pribadi ke tempat kerjanya. Mereka diminta naik transportasi umum untuk berangkat kerja.

Rupanya, bukan hanya ASN yang melaksanakan kebijakan Hari Transportasi Umum tersebut. Sejumlah anggota DPRD Kota Semarang juga mengikuti kebijakan tersebut. Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman memilih naik angkot dari rumahnya di Mangkang ke kantor DPRD, Selasa (8/6).

Pilus, sapaan akrabnya, sebelumnya berencana hendak berangkat kerja naik BRT Trans Semarang. Kemudian, dia berubah pikiran memilih naik angkot.

Menurutnya, naik angkot lebih prakis dibanding kendaraan lain.

Saat keluar gang rumahnya, dia sudah bisa menjumpai angkot, sedangkan jika naik BRT pihaknya harus jalan cukup jauh menuju halte.

"Saya pikir angkot lebih praktis. Saya putuskan naik angkot. Kalau naik BRT harus jalan kaki dulu," ujarnya.

Dengan naik angkot, dia juga ingin memberi contoh kepada masyarakat selain untuk mengurangi polusi juga berbagi rezeki kepada para sopir angkot.

Sopir angkot tentu akan merasa senang jika ada penumpang yang naik.

Menurutnya, protokol kesehatan juga dilakukan di angkot. Penumpang pun tidak perlu khawatir terjadi penularan Covid-19.

"Sepanjang penumpang tidak berjubel dan kita selalu melaksanakan protokol kesehatan dan menjaga diri, tentu merasa aman dan nyaman.

Tadi ada empat orang naik turun. Duduknya tidak berdekatan. Saya yakin dari pengusaha transportasi tidak memaksakan harus penuh," jelasnya.

Sepeda listrik

Cara berbeda ditempuh Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Mualim. Wakil rakyat dari Fraksi Gerindra tersebut punya cara tersendiri mendukung kebijakan itu.

Dia memilih menggunakan transportasi yang ramah lingkungan. Pihaknya bersama beberapa rekannya gowes bareng sembari melihat langsung di lapangan pelaksanaan kebijakan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, tersebut.

"Tadi gowes dari rumah (Pasadena) keliling ke beberapa tempat," kata Mualim.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved