Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Berkolaborasi dengan Milenial Tanamkan Nilai-nilai Pancasila di Jateng

Aksi terorisme yang kerap terjadi tidak terlepas dari ideologi yang menyimpang.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo
IST
Kepala Kesbangpol Jateng, Haerudin 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Aksi terorisme yang kerap terjadi tidak terlepas dari ideologi yang menyimpang. Ideologi ini bisa mempengaruhi perilaku yang bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kehidupan umat manusia.

Pancasila yang merupakan pilar ideologi negara Indonesia menjadi dasar dan pedoman yang kuat untuk mencapai tujuan bernegara.

Kepala Bakesbangpol Jateng, Haerudin (kiri) bersama eks napiter menunjukan masker bantuan untuk warga jateng.
Kepala Bakesbangpol Jateng, Haerudin (kiri) bersama eks napiter menunjukan masker bantuan untuk warga Jateng. 

Pancasila sejatinya harus mampu dan dipahami secara benar oleh seluruh masyarakat yang nantinya juga akan diimplementasikan secara tepat di kehidupan sehari-hari.

Untuk membumikan Pancasila, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Tengah terus melakukan sosialisasi dan implementasi nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Oleh karenanya, penanaman nilai Pancasila diperlukan kolaborasi dengan semua pihak termasuk generasi milenial. Supaya, para milenial memiliki petunjuk dan pandangan hidup dalam bertindak dan berbuat dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berikut wawancara khusus Tribun Jateng dengan Kepala Bakesbangpol Jateng, Haerudin terkait bagaimana Pancasila jangan hanya jadi wacana dan manis di bibir saja. Akan tetapi, nilai-nilai didalamnya perlu diejawantahkan dalam setiap tindakan dan perbuatan.

Tantangan apa yang saat ini dihadapi masyarakat Jateng di era globalisasi, disrupsi dan juga saat pandemi?

Tantangan kita hari ini covid, saya pikir bukan Jateng, tapi juga Indonesia dan dunia. Hari ini di Jateng, terutama di Kudus dan beberapa daerah di sekitarnya sedang zona merah, lagi naik.

Tantangan lain yang tidak bisa diabaikan, terutama untuk anak muda atau milenial yakni narkoba. Ini perlu diketahui teman-teman Tribunners, lantaran narkoba sudah masuk ke generasi muda. Hari ini, narkoba di generasi muda memiliki persentase tinggi, yakni di angka 27 persen.

Tantangan lain yakni terkait radikalisme dan terorisme. Misalnya pada awal Ramadan kemarin ada aksi teroris. Dan di Jateng ada penangkapan 6 orang. Jadi memang harus kita antisipasi.

Langkah-langkah dan kiat- kiat apa dari Kesbangpol untuk menghadapi tantangan tersebut, terutama terkait kasus narkoba dan radikalisme serta terorisme?

Kami punya tugas dan fungsi penguatan nilai-nilai kebangsaan, membumikan nilai- nilai Pancasila penting. Anak bangsa harus sadar, negeri ini harus dicintai bersama-sama, harus kita pelihara bersama-sama.

Karena hari ini namanya godaan ideologi transnasional sangat mengganggu dan masuk ke negeri ini. Saya kira harus diantisipasi dan mewaspadai serta melakukan langkah-langkah untuk generasi muda. Kita harus hadapi tantangan apalagi di era globalisasi ini, ada keterbukaan informasi, masuk di medsos luar biasa.

Kewajiban anak bangsa yang sayang negara ini yakni untuk sama-sama berjuang melawan yang namanya ancaman gangguan yang masuk ke negeri ini. Harus ada pemahaman yang sama terkait nilai-nilai kebangsaan.

Bagaimana realitas tantangan di hari ini kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila?

Pancasila harus dipelajari, dipahami, dan diamalkan dalam tindakan. Paling penting, pemahaman benar tentang Pancasila. Kalau Pancasila dipahami secara benar, insyaalloh diamalkan sebagai tindakan yang benar. Permasalahannya terkadang pemahaman tidak pas, sehingga tindakannya juga berpengaruh tidak tepat.

Kebetulan kami baru saja ada kegiatan talkshow yang diselenggarakan di Solo. Dihadiri gubernur, Prof Hariono dari BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), wali kota, dan tokoh agama, yang menyampaikan hal positif. Acara juga dihadiri dunia usaha, yang menyampaikan hal bagus dengan Pancasila diamalkan terutama di dunia usaha.

Para pelaku dunia usaha bercerita ternyata harus menerapkan nilai Pancasila. Dengan begitu, jadi pengamalan yang menjadi spirit orang menjalankan usaha dengan baik. Saya kira semua sepakat, mengaktualisasikan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari.

Bagaimana Pancasila diaplikasikan dalam tindakan?

Sila pertama, tentu sebagai masyarakat Indonesia yang religius, beragama, Ketuhanan Yang Maha Esa, penganut agama dan penganut kepercayaan sepakat itu. Atas kesepakatan ini, ada dua hal yang bisa diwujudkan dalam sikap kesehariannya. Pertama, beribadah sesuai agama masing- masing dan kedua toleransi, ini yang penting. Boleh beragama dengan baik, tapi jangan lupa toleransi, kita hormati agama lain.

Sila kedua, saat pandemi Covid-19 ini, saatnya tolong menolong, memahami kesusahan orang lain, tepo seliro. Ada rasa. Juga ketika mengabaikan protokol kesehatan, ingat, ada nakes yang jadi korban, masyarakat jadi korban. Harus ada rasa belas kasihan, tepo seliro, tenggang rasa.

Nilai-nilai persatuan, banyak suku, wilayah banyak, semua kuat karena persatuan Indonesia.

Sila keempat terkait demokrasi. Kebebasan tapi harus ingat, kebebasan berlebihan mengganggu kebebasan orang lain. Harus ada musyawarah mufakat menyelesaikan permasalahan yang ada. Ono rembug dirembug (ada masalah diselesaikan).

Keadilan sosial, terapkan kegiatan gotong royong membangun ekonomi kreatif dan ekonomi kerakyatan. Satu satunya ekonomi tidak berdampak covid yakni ekonomi kerakyatan seperti pertanian, UMKM, yang bisa tumbuh hari ini. Harus ada tindakan konkret dalam kehidupan sehari hari untuk mengamalkan Pancasila.

Jadi, Pancasila dalam tindakan tidak usah muluk-muluk, apa yang bisa dilakukan di sekitar kita, lakukan saja.

Bagaimana respons milenial dalam memahami Pancasila dan NKRI? 
Ada kegiatan yakni pendidikan politik dimana selenggarakan forum group discussion (FGD) yang melibatkan generasi muda.

Pada dasarnya bagaimana mereka punya pemahaman bersama tentang nilai kebangsaan dan Pancasila, aktualisasikan bareng-bareng dan berkolaborasi.

Potensi apa yang harus diwaspadai masyarakat Jateng?

Saya kira itu tadi, masih covid, keselamatan jiwa, saya kira menjadi nomor satu. Jadi, keselamatan manusia nomor satu, semua harus waspada sehingga tidak menjalar. Hal lainnya terkait radikalisme dan terorisme yang harus terus diwaspadai di Jateng. Kemudian terkait narkoba, karena namanya terorisme, narkoba dan korupsi merupakan kejahatan luar biasa atau extraordinary crime.

Waspadai, antisipasi, terutama pada kami jajaran ASN. ASN ini selalu menjadi figur di masyarakat, sehingga jadi spirit untuk mengantisipasinya di masyarakat.

Tadi dibahas ASN, apakah perlu, ASN diberikan tambahan pendidikan tentang nilai Pancasila?

Saya kira bukan hanya asn, tapi semua anak bangsa ini. Mestinya jadi konsumsi harian terkait pelajaran Pancasila. Nilai-nilai kebangsaan, bagi ASN penting karena ASN ini melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan pemerintahan. Lalu kemudian menyampaikan sosialisasi ke masyarakat, yang tentu saja sebelum menyampaikan ke masyarakat, kita harus memahami dan melaksanakan. Jangan sampai jarkoni (mengajari tapi belum mempraktikan sendiri).

Bagi ASN, sumpah dan janjinya yakni taat kepada NKRI, Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika yang merupakan bagian dari hidup kita.

Apakah perlu wawasan kebangsaan dalam konteks pendidikan siswa?

Tidak sekedar perlu. tapi wajib. Memang kemarin sempat berdiskusi karena hari ini dalam regulasi kita yang wajib pelajaran Pancasila itu di lingkungan perguruan tinggi.

Di lingkungan siswa, dalam Sisdiknas (sistem pendidikan nasional), Pancasila tidak menjadi kewajiban tapi bagian dari pelajaran PPKN, sekarang namanya PKN. Saya kira kami terus mendorong.

Saya ditunjuk jadi koordinator Pancamandala di Jateng. Di situ kita ada tugas membumikan Pancasila dengan lima koordinator, pendidikan, pemerintahan, kemasyarakatan, pers atau media, dan dunia usaha.

Dari lima mandala ini, kami punya tugas untuk sosialisasikan nilai Pancasila ke semua sektor. Maka, di dunia pendidikan, mulai dari dasar dan perguruan tinggi, harapan kita wajib ada pelajaran Pancasila, kami mendorong ke sana.

Apa harapan anda ke depan?

Harapannya, Tribunners bersama sama dengan kami, ikut bersama-sama mensosialisasikan bagaimana Pancasila bisa dipahami semua generasi, lintas generasi. Lalu diamalkan dalam tindakan, kolaborasi dengan yang lain termasuk bersama-sama teman-teman Tribunners.

Semua masyarakat Jateng, golongan usia, agama, etnis, yang tinggal di wilayah Jateng atau di Indonesia, mari sama-sama cintai bangsa ini. Sama-sama pegang Pancasila ini. Indonesia bagi kami pusaka yang diwariskan pendiri bangsa ini yang harus kita rawat, jaga selamanya. Warisan dan pusaka berharga. Amalkan Pancasila ini dalam tindakan, bagian tindakan kita sehari sehari. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved