Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Profesi Jagal di Kampung Bustaman Semarang Menyusut

Kumandang adzan subuh belum terdengar, namun Muhammad Yusuf (65) bersama anak ke empatnya Lukman Nurhakim (26).

Penulis: budi susanto | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berikut ini Video profesi jagal di kampung Bustaman Semarang menyusut

Kumandang adzan subuh belum terdengar, namun Muhammad Yusuf (65) bersama anak ke empatnya Lukman Nurhakim (26),
sudah bergelut dengan beberapa ekor kambing yang sudah dipotong.

Pisau super tajam mereka gunakan untuk membersihkan kulit dan memotong daging kambing, di sebuah gang kecil yang ada di Kampung Bustaman RT 05 RW 03, Karangkidul, Kecamatan Semarang Tengah.

Yusuf, merupakan satu dari dua jagal hewan yang tersisa di Kampung Bustaman yang dahulu terkenal dengan kampung jagal di Kota Semarang.

Setiap hari ia bersama Lukman, dibantu keluarganya memotong puluhan ekor kambing yang sudah dipesanan langganannya.

Pria 65 tahun itu setiap hari bergelut dengan kambing potong sedari pukul 02.30 WIB hingga usai subuh.

Aktivitas tersebut sudah dijalani Yusuf puluhan tahun lamanya, lantaran ia menjadi jagal hewan dari tahun 1967.

Kepiawaiannya dalam hal menguliti dan memotong daging kambing pun tak perlu diragukan, dalam 15 menit ia bisa membersihkan dua ekor kambing dan menyisakan kerongkongannya.

Di tengah aktivitasnya, Yusuf menceritakan kejayaan Kampung Bustaman yang warganya sangat terkenal dengan pekerjaan jagal hewan.

“Di era 70 an hingga 80 an, di kampung ini sangat ramai, bahkan ada puluhan orang yang bekerja menjadi jagal hewan. Setiap hari bisa ratusan kambing dipotong di kampung ini,” tuturnya, Sabtu (12/6/2021) dini hari.

 Sembari sesekali menajamkan pisau yang ia gunakan, Yusuf mengatakan, pada tahun 90 an jagal di Kampung Bustaman mulai berkurang.

“Tahun 90 an tinggal 12 orang yang jadi jagal, dan terus berkurang sampai sekarang,” ucapnya.

Dilanjutkannya, kini hanya tinggal dua tukang jagal yang ada di Kampung Busataman, dan ia satu di antaranya.

“Tinggal saya dan Haji Toni, yang lain ada yang meninggal atau sudah tidak mau menjadi jagal karena usianya sudah lanjut,” katanya.

Di tengah kesibukannya, suara adzan subuh pun terdengar menyeruak. Sembari sibuk memotong danging, Yusuf mengatakan ingin melihat kejayaan Kampung Bustaman seperti dahulu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved