Berita Internasional
Untuk Bertahan Hidup, Warga Miskin Filipina Makan Pagpag, Apa Itu?
Orang-orang termiskin di Filipina memakan sisa makanan yang telah dibuang, yang disebut pagpag.
TRIBUNJATENG.COM, MANILA - Di berbagai penjuru dunia, di zaman moderen ini, masih banyak ditemui orang-orang tidak mampu.
Mereka melakukan berbagai macam cara untuk bertahan hidup.
Ada orang miskin melakukan kejahatan untuk menghidupi dirinya dan orang yang ia dicintai.
Baca juga: Kecam Barat, China Gunakan Kartun Perjamuan Terakhir Pemimpin G7
Baca juga: Hasil Akhir dan Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, Inilah Negara yang Lolos
Baca juga: Inilah Profil & Kekayaan Muhammad Yusuf, Hakim yang Potong Vonis Jaksa Pinangki Jadi 4 Tahun
Baca juga: VIRAL Pendeta Datang ke Pernikahan Putrinya yang Muslim, Pesannya Ini Bikin Haru dan Angkat Jempol
Ada juga kelompok orang miskin yang berusaha bertahan hidup dengan cara yang lebih nahas.
Orang-orang termiskin di Filipina memakan sisa makanan yang telah dibuang, yang disebut pagpag.
Menurut Inovasi Sosial dan Inklusi untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, pagpag digambarkan sebagai hidangan penting bagi kelompok termiskin dari yang miskin di Filipina.
Kelompok masyarakat termiskin Filipina membuat pigpag untuk mengatasi sendiri krisi kelaparan yang sedang terjadi di negaranya, seperti yang dilansir dari World of Buzz pada Senin (14/6/2021).
Istilah "pagpag" ini berasal dari bahasa tagalog, yang arti harfiahnya adalah tindakan mengibaskan kotoran dan debu pada sesuatu.
Bagi orang termiskin di Filipina, pagpag adalah istilah masakan dari sisa-sisa bahan makanan yang telah dibuang ke tempat sampah atau di pusat pembuangan sampah, yang diolah oleh kelompok orang-orang termiskin di Filipina.
Mereka mengais bahan makanan atau daging buangan dari tempat sampah, kemudian dicuci, dimasak, untuk dimakan.
Sebagian ada yang menjualnya sebagai makanan pokok di kalangan mereka.
Berdasarkan laporan dari India Today, sekantong pagpag dapat dijual dengan harga antara 20 peso (sekitar Rp 6.000) hingga 30 peso (sekitar Rp 9.000).
Dalam upaya untuk dapat makan dan bertahan hidup, mereka terpaksa mempertaruhkan kesehatan dan nyawa mereka.
Biasanya disinfektan akan disemprotkan pada sisa makanan sebelum dibuang ke pusat pembuangan. Jika kandungan disinfektan dikonsumsi, itu menyebabkan kematian.
Komisi Anti-Kemiskinan Nasional (NAPC) telah berbagi informasi risiko mengkonsumsi pagpag.