Fokus
Fokus : Injak Rem Hadapi Corona
Virus corona jenis baru dikonfirmasi masuk ke Kabupaten Kudus. Ada kemungkinan juga masuk daerah-daerah sekitarnya di pantura timur Jawa Tengah.
Penulis: abduh imanulhaq | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Abduh Imanulhaq
Wartawan Tribun Jateng
Virus corona jenis baru dikonfirmasi masuk ke Kabupaten Kudus. Ada kemungkinan juga masuk daerah-daerah sekitarnya di pantura timur Jawa Tengah.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan ledakan kasus infeksi Covid-19 di Kudus dipengaruhi strain India B.1.617.2 atau varian Delta. Sebelumnya ada berbagai varian yang ditemukan semisal Alpha yang berasal dari Inggris atau B.1.1.7.
Virus corona varian Delta diketahui lebih cepat menular daripada Alpha. Kemudian dapat menyebabkan lebih banyak orang dirawat di rumah sakit, membuat angka kesakitan meningkat, dan menyebabkan keparahan penyakit hingga 2,5 kali dari strain Alpha.
Kita bersyukur kasus Covid-19 di Kudus mulai melandai setelah terjadi ledakan. Di sisi lain, Menteri Budi mensinyalir ada pergeseran ke daerah tetangga semisal Pati dan Grobogan. Bahkan ke daerah lain di luar Jawa Tengah.
Varian baru ini menjadi satu dari dua penyebab melonjaknya kasus Corona di Indonesia hingga pada titik yang mengkhawatirkan. Menurut Menkes, strain Delta kemungkinan dibawa para pekerja migran yang pulang terutama melalui jalur pelabuhan.
Satu penyebab lagi adalah kelengahan masyarakat pada saat liburan panjang. Ada euforia juga seiring dimulainya program vaksinasi nasional.
Kita tahu sejumlah tempat wisata diserbu pengunjung pada saat liburan. Fenomena ini berlangsung sporadis, terjadi di berbagai daerah.
Melalui televisi dan media sosial, terlihat kerumunan wisatawan di beberapa destinasi. Protokol kesehatan jelas tak dipatuhi karena ribuan turis domestik itu sama sekali tak menjaga jarak.
Penggunaan masker juga diabaikan. Ironis, tidak ada langkah antisipasi oleh para pemangku kepentingan dan pengelola tempat wisata atas masalah ini.
Kebijakannya baru keluar setelah fenomena menyeramkan itu menjadi viral. Menjadi sia-sia karena sudah telanjur terjadi, ibarat kata nasi sudah menjadi bubur.
Meminjam istilah beberapa pejabat pemerintahan, terasa sekali kendaraan sosial kita langsung tancap gas saat kasus Covid-19 melandai. Tidak ada usaha menginjak rem justru ketika kita mengkhawatirkan fenomena India terjadi di Indonesia.
Lonjakan kasus infeksi corona di India terjadi menyusul lemahnya kontrol pemerintah atas pembatasan sosial. Kemudian vaksinasi berjalan lambat karena pasokan kecil dibandingkan jumlah penduduk yang besar.
Kita tahu pembatasan dikendurkan terkait dengan kondisi dan situasi ekonomi masyarakat. Memang selalu menjadi dilema mana yang lebih perlu diutamakan, ekonomi atau kesehatan, karena dua-duanya sama penting.