Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Dampak PKM, Harga Sayuran di Semarang Melonjak

Pasalnya, harga sayur terus melonjak jauh dari harga normal. Bahkan saat ini, beberapa pedagang menyebut harga sudah mencapai tiga kali lipat.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Berikut ini video dampak PKM, harga sayuran di Semarang melonjak.

Diberlakukannya pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) hingga dilakukan pengetatan di sejumlah daerah di Jawa Tengah sebab lonjakan kasus Covid-19 turut memberikan dampak pada kenaikan harga sayuran.

Pasalnya, harga sayur terus melonjak jauh dari harga normal. Bahkan saat ini, beberapa pedagang menyebut harga sudah mencapai tiga kali lipat.

"Kenaikan sudah terjadi sejak tahun kemarin, terus naik sampai sekarang. Sekarang harganya sudah dua kali lipat, ada yang tiga kali lipat," kata Isa (58) pedagang sayur di Pasar Karangayu Semarang, Selasa (22/6/2021).

Isa memaparkan, kenaikan harga terjadi hampir pada semua jenis sayur.

Disebutnya, sawi yang semula dijual dengan harga Rp 6 ribu kini menjadi Rp 12 ribu, kacang panjang yang semula Rp 6 ribu kini menjadi Rp 12 ribu, terong yang sebelumnya Rp 4 ribu kini menjadi Rp 7 ribu, dan kenikir yang sebelumnya Rp 3 ribu kini menjadi Rp 7 ribu.

Di samping itu kata dia, beberapa sayur mengalami kenaikan harga mencapai tiga kali lipat seperti wortel yang sebelumnya dijual Rp 4 ribu kini menjadi Rp 12 ribu perkilogram dan tomat yang sebelumnya dibanderol Rp 3 ribu kini naik menjadi Rp 10 ribu.

"Ini juga karena ada 'lockdown' (PKM). Sayur-sayuran di sini kan dari berbagai daerah seperti Bandungan, Salatiga, Demak, Purwodadi sana. Sayuran itu harus datang setiap hari," terangnya.

Hal senada diakui Eko (46) pedagang lainnya.

Eko memaparkan, kenaikan harga terakhir terjadi tiga hari ini.

Menurutnya, sejak dilakukan penutupan sejumlah ruas jalan di Kota Semarang dan PKM di sejumlah daerah, harga sayur turut mengalami lonjakan.

Terutama yakni sayur-sayuran hijau seperti sawi pakcoy dan kacang panjang.

Sayur-sayuran tersebut mengalami kenaikan rata-rata Rp 2 ribu per ikat.

"Sejak dua hari lalu, selama ada penyekatan jalan itu banyak kenaikan harga karena sayur mayur rata-rata dari daerah lain, otomatis pasokan tersendat.

Seperti sawi pakcoy ini yang harganya semula Rp 6 ribu menjadi Rp 8 ribu, kacang panjang sebelumnya Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu," sebut Eko.

Eko melanjutkan, kenaikan harga pada beberapa jenis sayur ini dirasa memberatkan bagi pedagang dan turut berdampak pada pembeli.

Terlebih di tengah pandemi Covid-19 ini, menurutnya banyak orang kesulitan dalam perekonomiannya.

"Jangankan naik Rp 2 ribu, naik Rp 1 ribu saja di hari-hari seperti ini sudah sangat memberatkan orang.

Saya juga mengambil tidak terlalu banyak," ujarnya.

Di sisi itu, Isa menambahkan, terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang membuat pemerintah Kota Semarang mengambil kebijakan berupa penutupan sejumlah ruas jalan dan pengetatan PKM tersebut turut memengaruhi penjualan di lapaknya.

Menurutnya, penjualan di lapaknya kini mengalami penurunan hingga 50 persen.

"Pembeli turun separo. Sebelumnya agak lumayan, namun setelah ada 'lockdown' (PKM) di beberapa daerah itu lebih parah lagi.

Dulu orang jualan (warung) dari Krapyak, Manyaran, banyak yang jauh-jauh belanja ke sini. Sekarang pada takut sampai sini dan sekarang kan juga tempat makan disuruh tutup pukul 20.00 WIB, otomatis belanjanya juga sedikit," tukasnya. (idy)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved