Berita Regional
99 Suami Putroe Neng Meninggal di Malam Pertama, Ada Senjata Rahasia di Organ Intimnya
Pernahkan Anda mendengar kisah seorang wanita yang menikah sebanyak 100 kali dalam hidupnya?
TRIBUNJATENG.COM, ACEH - Pernahkan Anda mendengar kisah seorang wanita yang menikah sebanyak 100 kali dalam hidupnya?
Kisah tak biasa itu dialami seorang perempuan bernama Putroe Neng yang hidup pada di masa perang.
Siapa dia dan bagaimana kisahnya?
Baca juga: Hasil Akhir EURO 2020 : 12 Tim Lolos, Inggris di Ambang Final Kepagian dan 4 Tim Yang Lolos Terakhir
Baca juga: Musarofah Terperanjat Ular Koros Mendadak Muncul di Setang Motornya: Saya Kira Cicak
Baca juga: Donohudan Dikosongkan, Seluruh Pasien Yang Menjalani Isolasi Telah Kembali Pulang
Baca juga: Alasan Wagub DKI Jakarta Soal Kenaikan Tarif Parkir Mobil Rp 60.000 Per Jam, Motor Rp 18.000 Per Jam
Putroe Neng merupakan salah satu perempuan 'perkasa' yang berasal dari Aceh.
Tidak hanya dapat menumbangkan laki-laki di medan perang, namun juga saat 'malam' datang.
Nama asli Putroe adalah Nian Nio Lian Khie, nama yang ia pakai sebelum menjadi Muslim dan menikah dengan Sultan Meurah Johan.
Putroe merupakan seorang komandan perang perempuan dari Tiongkok berpangkat Jenderal dari China Buddha.
Dalam buku 'Putroe Neng: Tatkala Malam Pertama Menjadi Malam Terakhir Bagi 99 Lelaki' karya Ayi Jufridar.
Ayi Jufridar adalah seorang penulis dan wartawan asal Aceh.
Ayi, seperti dilaporkan Serambinews.com (Tribun Network), menerbitkan sejumlah buku, di antaranya kumpulan cerpen berjudul “Cinta Dalam Secangkir Sanger” yang berisi 25 cerpen berlatar konflik Aceh.
Kumpulan cerpen “Cinta Dalam Secangkir Sanger” mengambil judul salah satu cerpen yang ada dalam buku tersebut.
Cerpen itu berkisah tentang perjuangan seorang pemuda mantan gerilyawan yang kembali mengangkat senjata untuk melawan mantan kawan seperjuangan yang menjadi penguasa korup.
Antologi cerpen “Cinta Dalam Secangkir Sanger” diterbitkan Prabu Dua Satu, Kota Wisata Batu, Malang.
Ayi Jufridar yang juga seorang dosen non-PNS di Univesitas Malikussaleh, Aceh, juga menerbitkan buku fiksi Alon Buluek (Grasindo, 2005), Kabut Perang (Universal Nikko, 2010), Putroe Neng (Grasindo, 2011), dan 693 Km Jejak Gerilya Sudirman (Noura Publishing, 2015).
Kerajaan Seudu
Putroe Neng, begitu kisahnya, datang ke Aceh bersama ribuan prajurit perempuan China dan mendirikan kerajaan Seudu.
Meurah Johan, suami pertama Putroe, adalah seorang pangeran yang telah mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh istrinya tersebut di medan tempur.
Meurah Johan juga seorang pendiri kerajaan Darud Donya Aceh Darussalam.
Sayangnya pada saat malam pertama, Meurah Johan meninggal di tempat tidur dengan tubuh membiru.
Kematian Meurah bukanlah kesengajaan dan Putroe Neng tidak tahu menahu masalah ini.
Kemudian pada malam pertama untuk kedua kali, sang suami dari Putroe Neng kembali meninggal.
Kejadian ini kembali terulang hingga 98 lelaki yang menikahi Putroe Neng berikutnya.
Namun kematian tersebut tidak menyurutkan keinginan para lelaki untuk menikah dengan wanita hebat itu.
Padahal disebutkan tidak mudah bagi Putroe Neng untuk menerima pinangan setiap lelaki.
Bahkan dirinya akan memberi syarat berat seperti mahar tinggi atau pembagian wilayah kekuasaan.
Setelah diketahui sebabnya, ternyata ada 'senjata tersembunyi' berupa racun yang terletak pada organ intim Putroe Neng.
Racun ini tidak ditanamkan oleh Putroe sendiri, tapi justru oleh neneknya.
Maksud dari sang nenek adalah untuk mengantisipasi terjadinya pemerkosaan terhadap cucunya saat masa-masa perang.
Hingga pada akhirnya Putroe Neng kembali menikah untuk yang ke-100 kalinya dengan Syeikh Syiah Hudam.
Lelaki ini akhirnya bisa menarik racun yang ada dalam tubuh istrinya dengan cara memasukkan racun itu ke dalam sebuah bambu dan dipotong menjadi dua bagian.
Satu bagian dibuang di laut, sedangkan lainnya dibuang ke gunung.
Sayangnya, meski racun sudah tak lagi bersemayam di tubuh Putroe, pasangan ini sama sekali tidak dikaruniai keturunan.
Dalam buku yang sama, kisah Putroe Neng menikah hingga 100 kali hanyalah mitos.
Pengamat budaya Aceh, Syamsuddin Jalil mengatakan bahwa kisah Putroe Neng bersuami 100 tidak lah benar.
"Tapi itu sebagai gambaran saja bahwa Putroe Neng sudah mengalahkan 100 pria di medan pertempuran," tuturnya, dilansir dari Bangka Pos.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara pun punya pandangan serupa dengan Jalil di buku sejarah buatannya.
Diketahui, makam Putroe Neng dan Syeikh Syiah Hudam berada di jalan Medan, Banda Aceh, Desa Blang Pulo, Lhok Seumawe, Aceh.
Informasi mengenai Putroe Neng memang sangat minim.
Hingga kini tidak ada yang bisa menjelaskan siapa saja 98 suami Putroe selain Meurah Johan dan Syeikh Syiah Hudam. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Putroe Neng, 99 Orang Suaminya Meninggal saat Malam Pertama dan Begini Faktanya
Baca juga: Portugal Vs Prancis di Euro 2020 Malam Ini, Mourinho Khawatirkan Ronaldo Cs: Les Bleus Terlalu Kuat
Baca juga: Ganjar Pranowo Pastikan Stok Oksigen di Jateng Aman, Rumah Sakit Tak Perlu Panik
Baca juga: PREVIEW EURO 2020 Tanding Ulang Final 2016 di Laga Portugal vs Prancis
Baca juga: Sidang Gugatan Cerai Aa Gym Ditunda, 4 Hakim Pengadilan Agama Bandung Terpapar Covid-19