Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Ade Armando Debat dengan M Qodari soal Jokowi 3 Periode Ada Sosok dari Anies hingga Ganjar Pranowo

Direktur Komunikasi Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC), Ade Armando debat dengan penasihat Komunitas Jokowi-Prabowo (JokPro) 2024.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
kolase tribunjateng.com
Ade Armando Debat dengan M Qodari soal Jokowi 3 Periode Ada Sosok dari Anies hingga Ganjar Pranowo 

TRIBUNJATENG.COM- Direktur Komunikasi Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC), Ade Armando debat dengan penasihat Komunitas Jokowi-Prabowo (JokPro) 2024 yang begitu menginginkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjabat tiga periode.

Ade Armando merasa heran dengan M Qodari yang ingin Jokowi maju 3 periode.

Ade Armando mengaku tidak tahu mengapa Qodari begitu ingin sosok Jokowi kembali memimpin di tahun 2024.

Ade Armando mengatakan meski ai di Pilpres 2019 mendukung Jokowi namun dirinya tak ingin Jokowi menjabat 3 periode.

Baca juga: Setelah Azriel, Giliran Anang Hermansyah Masuk RS, Sakit Apa hingga Buang Air Kecil Berdarah?

Baca juga: Modus Ingin Ngopi Bareng, Pemuda Ini Rudapaksa Mantan Pacar di Kamar Kos

Baca juga: Meghan Markle Siap Hadapi Pertarungan Brutal dengan Keluarga Kerajaan Inggris

Baca juga: 11 Manfaat Jahe yang Sudah Dibuktikan, Pantas Laris Manis saat Pandemi covid-19

Lantaran menurutnya itu bisa berdampak polarisasi pada Pilpres 2024.

Kendati demikian, Ade sepaham dengan Qodari yang meyakini bahwa potensi terjadinya polarisasi di Indonesia sangat besar.

Namun Ade tetap tidak setuju jika Jokowi kembali jadi presiden.

"Tapi apakah caranya dengan memajukan nama Jokowi lagi? Itu menurut saya kok Bung Qodari ini khawatir dengan nama-nama yang ada," kata Ade.

Ade Armando mempertanyakan adanya kandidat yang lebih muda.

"Kenapa harus kembali ke Jokowi? Bukankah ada orang-orang lebih muda."

Menurut Ade ada banyak calon potensial di Indonesia.

Ia menyebutkan tiga nama paling populer yang berpotensi maju di kontestasi Pilpres 2024, mulai dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, lalu ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ade Armando meyakini Indonesia tidak akan terjadi melawan kotak kosong.

Ade lalu mempertanyakan mengapa tidak bisa optimis polarisasi menghilang saat Prabowo, Ganjar, dan Anies maju di 2024.

"Kenapa harus ada Jokow?," ungkap Ade yang heran akan wacana Jokowi tiga periode.

Ade lalu menegaskan, dirinya pribadi percaya bahwa Jokowi sosok yang baik bagi Indonesia.

Namun ia tetap tidak menyetujui jika Jokowi menjabat tiga periode.

Sebelumnya, M Qodari mengatakan majunya Jokowi sebagai Presiden pada pemilu mendatang bersama Prabowo Subianto akan mampu menekan ongkos politik dan menghindari benturan warga.

"Undang-Undang Dasar itu sangat biasa diamandemen. Di Indonesia sudah 3 kali. Di Amerika lebih dari 25 kali."

"Amandemen itu sendiri ada aturannya di UUD. Itu bukan barang haram. Ada aturannya, selama dipenuhi itu bisa," kata Qodari saat ditemui usai syukuran JokPro 2024, di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu (19/6/2021).

M Qodari juga menyebutkan jika Jokowi dan Prabowo bersatu, maka banyak partai yang akan mendukung dan bisa menghindari perpecahan bangsa.

"Tantangannya saat ini adalah komunikasi kepada masyarakat, soal UUD itu bisa diatur lewat amandemen" ujar M Qodari.

Jokowi marah

Jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rahman menyampaikan sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait wacana itu melalui akun media sosialnya.

Menurut Fadjroel, Jokowi memiliki sikap tegas lurus terhadap sumpah presiden untuk memegang UUD 1945 yang membatasi jabatan Presiden hanya sampai dua periode.

"Presiden Jokowi tegak lurus terhadap sumpah presiden di depan MPR untuk memegang teguh UUD 1945 (pasal 9) yang membatasi memegang jabatan presiden selama dua periode (Pasal 7)," kata Fadjroel melalui akun Twitternya, @fadjroeL, Minggu (20/12/2020). 

Presiden Jokowi sendiri juga pernah menanggapi wacana terkait masa jabatan presiden sampai tiga periode seiring dengan isu akan dilakukannya amendemen UUD 1946.

Ketika itu, Presiden Jokowi menegaskan menolak wacana mengubah masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

“Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode.

Itu satu, ingin menampar muka saya. Kedua ingin cari muka.

Padahal saya sudah punya muka.

Ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Senin 2 Desember 2019.

Jokowi tegas tolak

Jokowi menegaskan sikapnya bahwa dirinya adalah presiden yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia berdasarkan konstitusi.

Oleh karena itu, pemerintahannya akan berjalan tegak lurus dengan konstitusi tersebut.

"Apalagi yang harus saya sampaikan? Bolak-balik ya sikap saya tidak berubah," ujar Presiden dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 15 Maret 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menegaskan sama sekali tak memiliki niat untuk menjadi presiden tiga periode.

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengatur masa jabatan presiden selama dua periode yang tentunya harus dipatuhi bersama.

"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak berminat juga menjadi presiden tiga periode. Konstitusi mengamanatkan dua periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama," tuturnya.

Menurutnya, di tengah pandemi saat ini, semestinya seluruh pihak mencegah adanya kegaduhan baru dan bersama-sama seluruh elemen bangsa untuk bahu membahu membawa Indonesia keluar dari krisis pandemi dan menuju lompatan kemajuan baru.

"Janganlah membuat kegaduhan baru. Kita saat ini tengah fokus pada penanganan pandemi," kata Presiden. (*)

Baca juga: Kondisi Terkini BCL Setelah Isolasi 9 Hari, sempat Membaik Tapi Ada Gejala Kambuh Lagi

Baca juga: Peruntungan Shio Hari Ini Rabu 23 Juni 2021

Baca juga: Raffi Ahmad Berniat Namai Anak Keduanya King Raja Sultan Ahmad

Baca juga: Mantan Rezky Adhitya Posting Soal Karma, Ditujukan Untuk Siapa? Ini Katanya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved